Membahas perihal ekonomi akan lekat dgn budaya yg berlangsung di penduduk , pastinya perbandingan yg berlainan dgn di Jakarta. Hal ini menerangkan seni manajemen bekerja, & metode kerja yg berlawanan pula Revolusi Mental – Industri.
Sehingga muncul dgn adanya faktor kehidupan budaya di masyarakat yg memiliki pertentangan ekonomi di penduduk dengan-cara khusus terutama yg mengakses ekonomi urbanisasi, terutama pada kalangan birokrasi.
Muncul sebuah moralitas terhadap ekonomi, & menerangkan bagaimana kehidupan budaya & ekonomi, serta kehidupan sosial di masa lalu & kini. Berbagai hal terkait insan, yg hendak dimengerti dgn adanya moralitas & etika dlm mengakses sistem ekonomi di Pontianak – Jakarta.
Pemahaman yg timbul adanya metode ekonomi budaya di masyarakat, dengan-cara tak sadar mempunyai perbedaan terhadap nilai – nilai agama & moralitas saat ini. Berbagai golongan akan timbul dgn adanya moralitas & adat yg tak wajar dlm kehidupan agama, & budaya di Pontianak.
Menjelaskan banyak sekali posisi & budaya mereka di masyarakat akan lekat dgn dinamika budaya sosial yg berada pada keadaan situasi konflik ekonomi, terutama yg terjadi pada tahun 99 – 2000, & berlanjut pada ekonomi global pada tahun 2009.
Hal ini menerangkan bagaimana kehidupan sosial ekonomi terjadi di Pontianak, dgn dinamika budaya yg menempel pada dilema kelas sosial, individu, & metode sosial yg terjadi pada manusia itu sendiri, dgn sengaja & tidak, terhadap pembangunan ekonomi dijadwalkan nantinya.
Berbagai temuan pertentangan ketidaksenangan seorang oknum, pendidik, & lainnya tentunya pada pendidikan, di Pontianak – Jakarta. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup dengan-cara kolektif, & menciptakan pertentangan sosial pada tata cara pendidikan, sebuah pengalaman mempesona tatkala saya bersekolah di Pontianak.
Konflik itu tak lepas dr orang Tionghoa – Dayak – Batak di Kalimantan Barat tatkala itu, & berlanjut di Jakarta. Selama sekolah & di Universitas, berlindung di tembok agama Kristen menerangkan bagaimana mereka hidup dgn pertentangan sosial, & seksualitas.
Pada budaya politik yg tak mempunyai moralitas utamanya pada budaya Batak – Jawa – Tionghoa – Melayu, hanya pada sebuah oknum, & partai politik Golkar & PDI Perjuangan tatkala itu 2000 – 2008 berlanjut.
Berlindung dibalik tembok agama, & kekerasan yg dijadwalkan & digantikan pada sistem ekonomi menerangkan bagaimana mereka hidup di pedesaan & perkotaan di Pontianak. Budaya itu muncul dgn adanya mereka beragama & budaya, tergolong pada di tubuh militer & kepolisian di Pontianak, menerangkan hal tersebut di Pontianak, Indonesia.
Ketika media umum, mereka berpura – pura baik pada aku, terus menyarankan pendidikan, mendekati bahkan menganjak bercinta, Orang Batak – Jawa itu, tak memiliki budaya & moralitas di tengah penduduk selaku perompak kapal tata cara ekonomi di Pontianak Sihombing namannya, hasil dr pindah agama Protestan – Islam.
Menggunakan teknologi amerika serikat itu di Pontianak – Jakarta & persepsi politik berlawanan. setidaknya lebih menyadari diri mereka siapa, sengaja atau tak & ekonomi urbanisasi, hasil penciptaan seksualitas, Batak – Tionghoa, hingga kuburan serta peler & (p) laki -laki & wanita bahkan memaki atau berbahasa kotor.
Yang terjadi di Pontianak – Kuburaya – Jakarta, begitu juga pada metode pendidikan, & bagaimana mereka menumpang hidup di berbagai tempat & melakukan pekerjaan contohnya 2009 – 2022 Budha – Katolik – Protestan.