Jakarta Revolusi, Budaya Masyarakat Adat Dayak, Tionghoa – Batak 2008 – 2017

Pelajari kehidupan sosial penduduk Batak – Tionghoa yaitu lewat edukasi yg diperoleh. Hal ini dimulai dr agama, pertobatan, budaya & mata pencaharian mereka dr hasil seksualitas yg menjijikan kepada agama & budaya mereka di masyarakat di Pontianak dengan-cara khusus 2008 -2016.

Membahas kebudayaan mereka hidup kan penuh drama & kepentingan ekonomi urbanisasi perkotaan tampak bagaimana mereka hidup di penduduk dgn tata cara ekonomi politik, & budaya mereka dikala ini.

Jika dikenali bahwa, dgn metode kelas sosial, mestinya mereka menyadari akan kehidupan sosial & budaya mereka di penduduk dengan-cara menyeluruh. Bagaimana mereka hidup, pada metode pemerintah, Negara & budaya.

Dalam hal ini tak memungkinkan aneka macam pengalaman praktik kesehatan digunakan dlm kehidupan sosial mereka di masyarakat, dikarenakan ekonomi, tak sukses dlm pendidikan, tiap pagi harus dapat nilai baik nih misalnya, dan  kehidupan beragama & budaya mereka.

Kehidupan kolektif dikerjakan, dimulai dr kekerasan, seksualitas, ekonomi, budaya, & agama, sampai teknologi menyapa, sebelumnya tak pernah dilaksanakan. Hal ini menjelaskan bagaimana mereka hidup dgn mata pencaharian mereka ketika ini, dengan-cara kolektif & menyadari bobot pendidikannya.

Rencana kehidupan kesehatan mental pada masa revolusi mental & industri tahun 2011 – 2019 oleh Presiden Jokowi Kalimantan Barat – Jakarta dikerjakan dgn kejahatan medis mereka di lingkungan keluarga, & penduduk . 

Hasil kebudayaan makan orang menjadi makan duit, & hidup dgn seksualitas yg rendah mutu mereka di masyarakat Pontianak, & hasil pembangunan insan yg brutal. Moralitas & etika mereka hilang dgn aspek jual peler, dan numpang hidup dimasyarakat, & rumah tangga serta Negara tanpa mengetahui injil mereka dlm suatu agama & budaya. 

Tidak menyadari bagaimana ekonomi politik perkotaan yg oleh orang Tionghoa – Budha & Katolik – Protestan di kerjakan pada tahun 2000 – 2022 di Kalimantan Barat & Jakarta, itu menggambarkan kelakuan mereka dikala ini.

Hingga dikala ini, berani bekerja diantara tata cara birokrasi, agama, & budaya pastinya tanpa mempunyai moralitas & budaya aib pula sebagai orang beragama dlm suau Negara yakni Indonesia, pada tembok agama.

Ketika mereka menyadari dr hasil kolektifitas mereka, kejahatan mereka dana filsafa tentunya menuai pertanyaan, bagaimana mereka hidup dgn budaya & agama. Budha dlm hal ini suatu pengalaman menarik pada lingkungan keluarga, (Budha – Nasrani)– & (Protestan – Islam). Hidup bergantung pada ekonomi politik seksualitas.

Menjelang berbagai konflik etnik, memang berasal dr lingkungan terkecil dlm menyaksikan bagaimana suatu kejahatan dijadwalkan, guna mendapatkan ekonomi, & pandangan simpati di masyarakat drama yg mempesona dlm suatu film, oleh Silaban – Marpaung – Siregar itu (marga).

Hidup dgn sistem ekonomi politik, & berbagai hal terkait pekerjaan, & mata pencaharian meraka di penduduk , & bagaimana agama menempel pada kehidupan sosial budaya, di masyarakat sampai ketika ini.

Sistem Etnik Dayak – Batak – Tionghoa, Pontianak dlm suatu perkampungan dgn kelas sosial rendah sebelumnya, tak menyadari bagaimana mereka hidup dgn ekonomi, yg di lakukan dengan-cara seksualitas.