Jangan Tulis Nama Pacar di Skripsi, Kalau Putus Nyesal !

< border="0" data-original-height="176" data-original-width="248" src="https://club.iyaa.com/data/file/bhskorea/3070052411_e4XFV6Qa_tumblr_inline_nkjpy18adx1s5rusj.gif" />Alhamdulillah, pelatihan ajuan sudah siap beberapa minggu lalu. Sujuk syukur atas hasil & panduan dosen pendamping atau mentor yg sudah bersedia menyempatkan waktunya untuk membantu menuju gelar sarjana.

“Datang ya, pas seminar tawaran (sempro),” ajak seorang t.

“iya nanti datang kok,” balas seorang t.

Disebuah gedung, bau tanah yg usianya ntah berapa tahun, “hingga ketemu di ruang siding yah,” sautnya sambil bergegas menuju ruang dosen, untuk melanjutkan tutorial, semoga kesempurnaan hasil sempro tersebut.

“Ih ini orang udah pada bahas sempro aja ya,” ungkap mahasiswa yg mulai cemas dgn nasib sempro, untuk menuju gelar sarjana.

“Udah jangan terlalu jadi beban, kita habiskan masa di kampus, ikut acara & keliling dulu, baru lanjut buat skripsi (sempro).
Ketika sempro sudah siap, maka langkah selanjutnya hanya tinggal mengarap skripsi saja. Lantas pernahkah kita menyadarai bahwa ucapan terimkasih pada lembar ucapan terimkasih di skripsi menjadi tragedi yg tak kita sadar. Apa ?
Iya, situasi yg serba salah, simalakama. Menuliskan ucapan terimkasih pada pacar, & menuliskan nama pacar di ucapan terimkasih tersebut. Sadar tidak, itu menjadi bencana yg membuat ananda mesti jeli dlm menuliskannya. Pasalnya, apakah itu pacar akan jadi pendamping hidup ? atau cuma akan menciptakan skripsi anda tercemar ? hehehe

Urutannya, memang pada Tuhan, Orang tua, dosen, sahabat, kawan-mitra seperjuangan, orang yg menolong pas skrisi, & apakah mesti nama pacar pula kita tulis ?

Menurut hasil survey yg kami kerjakan di grup yg kami tanyakan, bagaimana berdasarkan ananda ihwal nama pacar yg ditulis pada ucapan terimkasih di skripsi ? Kira-kira bagaimana respon mereka ? yuK simak hasil survey ini.
“gpp, asalkan bukan pacar orang,”
Setuju ? jika bukan pacar ya gak usah dituliskan juga, tetapi bila pacar gak problem.  Inilah suasana yg serba salah itu, simalakama.

Hasil lain, menjawab, “Gak punya pacar,” ini pasrah sekali ya, namun cukup diapresiasi alasannya ia sadar bahwa nilai paling penting dr skripsi yaitu ia tetap suci & higienis dr noda. Hehe

”Kebanyak sih ucapin nya untuk seorang teman,” may be. Ini abang tampaknya sadar pula bahwa skripsi itu butuh pendamping, ya pendampingnya sobat aja, iya temen tetapi mesra, gitu kan boleh. Wkk

“Cek aja di skripsi kebanyakan, Gak problem tuh. Tapi di skripsi jangan ada kalimat paccar diganti kalimat adinda heehe,” Ini penyelesaian yg sedikit menguntungkan, hehe

“Ga dilema sih, asal kalo dah akhir namun putus skripsinya jgn dibakar,” ingat ini nasehat dr orang bijak, jangan dibakar ya skripsinya.

“Terkhusus buat ananda yg ada di dlm doaku. Hehe,” bila udah gini mah pasrah aja ya, udah khusus aja, yg biasa dahulu ya kak, hehehe

“Pakek nama kakanda,” ini respon tadi sesudah adinda, iya boleh pula hehehe

“Ndausah nanti jika putus menyesal wkwk. Tapi kalau ditulis pula gapapa sih, kan sempat saling membahagiakan & menyemangati,” selaku semangat & kenang-kenang mungkin boleh saja ya kawan-kawan pejuang skripsi.

“Gpp asalkan langsung dihalalkan habis wisuda. Biar lebih pasti & awet, hhahah,” Amin

Dari hasil beberapa respon diatas, kami menyarankan semoga dgn bijak dlm memberikan prakata terimakasih pada skripsi.

Jika pacar ananda sensitive, ya kan ancaman, nanti pas putus & gak jodoh bisa gawat kan…skripsinya di buang, diletak dibawah daerah tidur atau bahkan dijual kiloan, kan kasihan itu skripsi, padahal sudah sulit payah memperjuangkan lembar tiap lembar skripsi itu.

Mungkin ini bisa ananda tuliskan di ucapan terimkasih skripsi kau, “Terkhusus buat ananda yg ada di dlm doaku.”

Tidak menyebutkan merek, jadi kondusif saja, jadikan ingatan yg baka, & skripsi itupun kondusif di rak buku anda. Selamat mencoba. Bila ada tanggapan yg lain mampu komentar di kolom komentar ya.

Sumber foto : dok.net

  12 Tips Persiapan Pelaksanaan Kukerta (Tematik) untuk Mahasiswa