– Jelaskan pengaruh kolaborasi, akomodasi, asimilasi & akulturasi yg ada di dlm kehidupan penduduk sehari-hari, beserta pola fenomena sosialnya.
Mari sama sama kita ketahui pengertian dr kerjasama, fasilitas, asimilasi & akulturasi yg ada di masyarakat. Yuk baca terus.
Sekilas Memahami Proses Sosial
Apa itu kerja sama, akomodasi, asimilasi, & akulturasi? Lalu apa pula dampaknya bagi kita? Simak penjelasannya dibawah ini ya.
Interaksi manusia bisa menciptakan hubungan yg positif & negatif. Hubungan konkret itu dapat berwujud ketika insan hidup bersama, berdampingan, atau bahkan bekerja sama.
Hubungan negatif berwujud kontradiksi, permusuhan, saling diam & mencela, tak bisa hidup bersama.
Disiplin sosiologi, menjelaskan kekerabatan-hubungan diatas dgn sebutan proses sosial yg mempunyai banyak jenis.
Apa saja jenisnya? Lantas apa pula dampaknya bagi kehidupan kita?
Pengertian Kerja Sama
Kerja sama ialah suatu perjuangan bersama orang perorangan atau kalangan insan untuk mampu mencapai suatu atau beberapa tujuan (Soekanto, 2017).
Kerja sama mampu terlihat saat penduduk bergotong royong atau menyiapkan sebuah kegiatan di tempat tempat tinggal mereka.
Pengertian Akomodasi
Akomodasi ialah proses korelasi sosial untuk mempertahankan kondisi & meredam suatu pertentangan (Soekanto, 2017).
Misalnya suatu pertengkaran antara kelompok perjaka yg kemudian dilerai & didamaikan.
Akomodasi punya 8 bentuk lagi yakni, koersi, mediasi, kompromi, arbitrasi, konsiliasi, toleransi, stalemate, & adjudikasi.
Pengertian Asimilasi
Asimilasi yaitu langkah-langkah mencampurkan diri atau bergaul dgn orang lain.
Asimilasi mengakibatkan seseorang memiliki suatu budaya baru. Budaya tersebut dapat berbentukcara bicara, bersikap, tradisi yg berganti & lain lain.
Pengertian Akulturasi
Akulturasi mempunyai arti yg sama dgn asimilasi.
Robert Redfield, Ralph Linton, & Melville J. Herskovits yg merupakan anggota sub komite perihal akulturasi.
Yang ditunjuk Dewan Penelitian Ilmu Sosial Amerika Serikat mendefinisikan akulturasi selaku fenomena.
Yang timbul tatkala kalangan-golongan individu yg berlawanan budaya berhubungan eksklusif & berkelanjutan.
Maka timbul pergantian pada budaya orisinil salah satu atau kedua kelompok tersebut (Mulyana & Rakhmat, 2001).
Kim (dalam Romli, 2015) mengatakan derajat tertinggi dlm akulturasi merupakan asimilasi.
Keempat konsep di atas ialah serpihan dr proses sosial yg bersifat asosiatif alias proses sosial yg berisi interaksi faktual.
Sehingga mengembangkan kerukunan, keeratan, & kesatuan diantara warga penduduk .
Contoh Fenomena Sosial
Berikut yaitu contoh fenomena sosial dr koordinasi, ekomodasi, akulturasi di kehidupan masyarakat sehari hari, yakni :
1. Gotong royong membersihkan kampung (kerja sama)
2. Menyusun, & menyiapkan program Maulid/Isra’Miraj, dll (kerja sama)
3. Mendamaikan tawuran warga dgn pihak ketiga sebagai penasehat (fasilitas-mediasi)
4. Konflik yg diatasi di meja hijau (fasilitas-adjudication)
5. Kejawen memakai ritual-ritual mistis, mengadopsi sebagian unsur hinduisme, & islamisme pada agama mereka. (akulturasi)
Dampak Kerja Sama, Akomodasi, Asimilasi, & Akulturasi
Proses sosial yg berupa interaksi akan menawarkan efek pada dirinya, orang lain, komunitas, atau bahkan penduduk .
Oleh alasannya adalah itu dibawah ini penulis telah merangkum sebagian dampak dr kerja sama, fasilitas, asimilasi, & akulturasi.
1. Meningkatnya partisipasi & solidaritas penduduk
2. Meningkatnya kohesi sosial di masyarakat & mewujudkan integrasi sosial
3. Perubahan yg lebih baik baik dlm tata cara sosial, maupun forum di masyarakat
4. Muncul aturan & tata kehidupan yg gres
5. Mampu menekan, meredam, & menahan oposisi atau pihak musuh
6. Muncul budaya gres alasannya adalah pergaulan, dan
7. Membangun kolaborasi bagi pelaku ekonomi.
Itulah tadi pembahasan ihwal Jelaskan Dampak Kerja Sama, Akomodasi, Asimilasi, & Akulturasi. Semoga berfaedah ya sahabat!
Penulis Artikel : Sandewa Jopanda
Sumber Referensi Sosiologi.Info :
Soekanto, Soerjono. 2017. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers
Mulyana, Deddy & Jalaluddin Rakhmat (ed.). 2001. Komunikasi Antarbudaya. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.