Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan melakukan pekerjaan sama dgn LIPI merilis sejumlah satwa di Papua yg keberadaannya terancam & masuk dlm daftar yg mesti dilindungi (2019). Berikut adalah daftar spesiesnya langka beserta ciri-cirinya.
- Labi-labi Moncong babi (pig-nosed turtle)
Kura-kura ini hidup di Papua potongan selatan. Termasuk di Papua Nugini, & Australia bagian Utara. LIPI mengklasifikasikan binatang ini dgn status ‘endangered’ (EN), atau sedang menuju kepunahan.
Di Papua, pada masa 1990-an, total telur Labi-labi Moncong Babi berkisar antara 1,5 sampai 2 juta butir. Berdasarkan catatan lembaga konservasi internasional, International Union for Conservation of Nature (IUCN), populasi kura-kura ini turun sampai 57 persen dlm kurun waktu 1980-2010.
Hewan dgn nama ilmiah Carettochelys insculpta ini memiliki ciri-ciri khusus. Seperti bentuk tempurung yg bulat dgn tepi bergerigi pada saat bawah umur. Gerigi tersebut akan hilang tatkala mencapai usia remaja.
Sementara itu, kaki pecahan depan & belakang mempunyai selaput yg seperti dgn penyu. Yang menjadi ciri khas dr kura-kura ini ialah bentuk ujung moncongnya yg mirip dgn moncong babi dgn lubang hidung besar.
- Bondol Arfak
Seperti namanya, burung ini menghuni di Gunung Arfak, Papua Barat & Semenanjung Vogelkop yg terletak di belahan barat Papua Barat. Status burung kicau ini yaitu vulnerable (VU). Artinya, ada indikasi burung ini akan punah di alam liar.
Secara global, populasi ini tak lebih dr 10 ribu ekor. IUCN memperkirakan, Bondol Arfak berjumlah 2,5 ribu sampai 9,9 ribu ekor. Untuk spesies yg remaja berkisar antara 1,5-1,7 ribu ekor.
Secara fisik, Bondol Arfak ini memiliki panjang 10 centimeter. Warna dr bagian dahi, dagu, & sebagian besar wajah didominasi oleh warna putih. Sementara itu, warna kepala, tengkuk, & tenggorokan lebih ke debu-debu.
Warna bola matanya cokelat tua, dgn paruh debu-abu. Untuk ekor & bulunya lebih didominasi warna cokelat kehitaman dgn pinggiran kuning. Sementara di cuilan perut, warna bulunya adalah kayu manis.
LIPI menyebut, tak ada perbedaan warna antara spesies jantan & betina.
- Cendrawasih elok
Salah satu spesies burung Cendrawasih yg akan punah adalah Cendrawasih Elok. Dibandingkan dgn Cendrawasih yg lainnya, burung ini didominasi oleh warna hitam & kuning. Ciri khas dr binatang ini adalah gelambir besar yg berwarna kuning-oranye. Warna tersebut seperti di belahan pinggiran sayapnya.
Secara fisik, Cendrawasih elok jantan & betina memiliki perbedaan. Untuk yg jantan, panjang tubuhnya sekitar 40 centimeter. Sementara panjang untuk betina bermacam-macam, antara 35-40 centimeter.
Untuk berat tubuh, lebih berbobot Cendrawasih elok jantan, sekitar 242-357 gram. Sementara untuk betinanya hanya berkisar antara 190 hingga 230 gram.
Jumlah populasi cendrawasih ini berkisar antara 1,5 ribu hingga 9,999 untuk klasifikasi cukup umur.
- Kuskus scham-scham (Waigeo Cuscus)
Hewan mamalia ini mempunyai warna yg khas dibandingkan dgn kuskus yang lain. Di serpihan tubuhnya terdapat bintik hitam dgn pola yg tak terang. Untuk pupil matanya mempunyai celah vertikal dgn bola mata berwarna merah.
Baik jantan & betina, berat tubuh kuskus ini meraih 2,65 kilogram. Untuk panjangnya berkisar 497-560 milimeter (jantan) & 472 milimeter (betina). Untuk panjang ekor kuskus jantan berkisar 492-555 milimeter & yg betina 476 milimeter.
Hewan jenis ini bisa dijumpai di Waigeo, Raja Ampat, & sebagian besar Papua Barat. IUCN mencatat binatang ini merupakan endemik di Pulau Waigeo, meski tak ada perkiraan jumlah populasi keseluruhan.
- Dingiso
Pada September 2016, petugas di Taman Nasional Lorentz, Nabire, menyaksikan hewan endemik sekaligus langka, Dingiso. Dalam bahasa lokal, Dingiso artinya binatang sakral. Suku Moni yakin bahwa Dingiso merupakan leluhur mereka.
Hewan ini didapatkan di ketinggian 3.200-3.400 mdpl di kawasan Lorentz. Ciri khususnya ialah panjang kepala berkisar antara 52-81 centimeter, panjang ekor 40-94 centimeter, dgn berat antara 6,5-14,5 kilogram.
Dingiso hidup di area pepohonan & aktif baik siang maupun malam hari. Secara sekilas, gaya berjalannya seperti dgn kanguru pohon. IUCN mencatat binatang ini sungguh sukar untuk ditemui. Meski begitu, belum ada isu total keseluruhan spesies ini.