Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan bahwa solidaritas diambil dr kata Solider yg berarti mempunyai atau menawarkan perasaan bersatu.
Dengan demikian, jika dikaitkan dgn kelompok sosial mampu disimpulkan bahwa Solidaritas adalah rasa kebersamaan dlm sebuah kalangan tertentu yg menyangkut tentang kesetiakawanan dlm mencapai tujuan & cita-cita yg sama.
Jadi Emile Durkheim membagi penduduk menurut bentuk dr solidaritas sosialnya, yakni antara lain:
1. Solidaritas Organik
Adalah solidaritas yg didasarkan atas perbedaan-perbedaan, solidaritas ini timbul akibat timbulnya pembagian kerja yg makin besar, solidaritas ini didasarkan atas tingkat ketergantungan yg sangat tinggi.
Perbedaan contoh korelasi-kekerabatan dapat membentuk ikatan sosial & persatuan melalui anutan yg memerlukan kebersamaan serta diikat dgn kaidah budbahasa, norma, undang-undang, atau seperangkat nilai yg bersifat universal.
Karena itu, ikatan solidaritas tak lagi menyeluruh, melainkan terbatas pada kepentingan bersama yg bersifat parsial atau hubungan potongan dr keseluruhan.
Ketergantungan ini diakibatkan karena spesialisasi yg tinggi di antara keterampilan individu.
Spesialisasi ini pula sekaligus meminimalisir kesadaran kolektif yg ada dlm penduduk mekanis. Akibatnya, kesadaran & homogenitas dlm kehidupan sosial tergeser.
Keahlian yg berbeda & keutamaan itu, munculah ketergantungan fungsional yg bertambah antara individu-idividu yg mempunyai spesialisasi & dengan-cara relatif lebih otonom sifatnya.
2. Solidaritas Mekanik
Adalah bahwa solidaritas ini didasarkan pada tingkat homogenitas yg tinggi dlm keyakinan, sentiment & sebagainya.
Model solidaritas seperti ini biasa di dapatkan dlm masyarakat primitif atau masyarakat tradisional yg masih sederhana.
Dalam masyarakat mirip ini pembagian kerja hampir tak terjadi. Seluruh kehidupan di pusatkan pada sosok kepala suku. Pengelolaan kepentingan kehidupan sosial bersifat personal.
Keterikatan sosial terjadi alasannya adalah kepatuhan kepada nilai-nilai tradisional yg dianut oleh masyarakat.
Demikian pula tata cara kepemimpinan yg di kerjakan berjalan dengan-cara turun-temurun.
Solidaritas mekanis ini, terjadi dlm masyarakat yg mempunyai ciri khas keseragaman teladan-pola korelasi sosial, memiliki latar belakang pekerjaan yg sama & kedudukan semua anggota.
Apabila nilai-nilai budaya yg melandasi relasi mereka, mampu menyatukan mereka dengan-cara menyeluruh.
Maka akan memunculkan ikatan sosial yg berpengaruh & di tandai dgn hadirnya identitas sosial yg kuat pula.
Individu menyatukan diri dlm kebersamaan, sehingga tak ada aspek kehidupan yg tak diseragamkan oleh hubungan-hubungan sosial yg sama.
Individu melibatkan diri dengan-cara sarat dlm kebersamaan pada masyarakat.
Karena itu, tak terbayangkan bahwa hidup mereka masih mampu berlangsung apabila salah satu aspek kehidupan di pisahkan dr kebersamaan.
Solidaritas mekanis membuktikan aneka macam komponen atau indikator penting.
Contohnya yaitu, adanya kesadaran kolektif yg di dasarkan pada sifat ketergantungan individu yg memiliki dogma & acuan normatif yg sama.
Individualitas tak berkembang sebab di hilangkan oleh tekanan aturan atau aturan yg bersifat represif (menekan).
Sifat eksekusi condong merefleksikan & menyatakan kemarahan kolektif yg muncul atas penyimpangan atau pelanggaran kesadaran kolektif dlm kalangan sosialnya.