Untuk mengerti masyarakat pedesaan, tentunya yg mesti dipahami dr fenomena yg bermacam-macam dgn sendirinya sangatlah sukar. Karakteristik desa yg dikemukakan oleh para hebat mirip Roucek & Warren , pastinya ada citra yg sangat lazim mengenai desa-desa di Indonesia. Ini dapat digambarkan berupa studi wacana insan yg cuma berdasar atas ciri-ciri umum mirip orang yg berbeda.
Dalam hal ini, untuk menggambarkan ciri khas mengenai Desa di Indonesia pula harus diakui oleh Koentjaningrat dlm bukunya yg berjudul Masyarakat Desa di Indonesia, 1964. Dengan keanekaragaman yg terdapat pada Desa-desa di Indonesia, maka Koentjaningrat mengemukakan perlunya banyak sekali sistim prinsip yg mampu digunakan dlm mengklasifikasikan aneka warna bentuk Desa di Indonesia. Sistim prinsip ini meliputi hubungan yg ada.
Kemudian, pembagian terstruktur mengenai Desa berdasar sistim prinsip tersebut, Koentjaningrat pula membahas beberapa ciri pokok yg diperkirakan merupakan ciri khas Desa di Indonesia, yaitu jiwa bahu-membahu & jiwa musyawarah.
Hal ini, ialah salah satu bentuk bahu-membahu dengan-cara umum bukan cuma dinyatakan sebagai ciri khas penduduk Desa di Indonesia, melainkan salah satu khas bangsa Indonesia.
Dengan demikian, dengan-cara geografis pada masa kemudian menyebabkan sifat tradisional masyarakat Desa di Indonesia umumnya sungguh kuat.Dari hal ini, maka sebuah Desa terisolasi satu dgn yg lain dlm pengelompokan yg kecil-kecil saja (alasannya adalah rendahnya produktivitas pertanian sehingga hanya mempunyai daya dukung yg rendah pula kepada volume penduduk). Selanjutnya, sebagai balasan isolasi yg sungguh lama itu terciptalah tradisi setempat.
Menurut F. Wertheim, yg merupakan salah satu sarjana Belanda, dlm bukunya yg berjudul Indonesian Society : A study of Social Change, 1956, menyatakan bahwa ada tiga peradaban di Indonesia, yakni 1. Sebagian besar Jawa Tengah & Jawa Timur (pedalaman) yg setelah sekian lama memiliki teknik & sistim pertanian di sawah : 2. Sepanjang pantai Jawa, Sumatra, & Malaya, serta Kalimantan, yg merupakan kota sentra jual beli dgn luas, : 3. & Daerah-daerah pedalaman dr kota-kota Sumatra & Kalimantan yg mengenal pertanian ladang. Masing-masing wilayah peradaban ini tentu pula sangat menghipnotis desa-desa yg berada dlm kawasannya.
Kemudian, yg harus diketahui pula mengenai masyarakat Desa yg menjadi factor kekuasaan diluar Desa, dimana dlm hal ini ciri masyarakat Desa tertentu pula sangat besar pengaruhnya terhadap ciri masyarakat Desa bersangkutan tak saja mengenai sistim pemerintahannya, melainkan teladan budayanya.