Persoalan yg perlu dikenali adalah, tatkala Orang Batak berasimilasi budaya terhadap metode budaya pada Orang Jawa, hendak dipahami bahwa mereka memiliki niatu untuk berkeluarga, dgn catatan dgn hasil yg diperoleh dr orang jawa.
Hal ini, agar mampu memajukan taraf kehidupan sosial mereka di penduduk , dgn berprofesi serta alat produksi yg hendak mereka gunakan dlm faktor biologis kesehatan mereka, untuk berreproduksi. Dari situ, mulai penataan ekonomi mereka dibentuk sesuai dgn permintaan budaya, dana pa yg diarih berdasarkan tata cara budaya mereka.
Pada penduduk Batak (Sihombing) sudah tampak bagaimana pola ekonomi tatkala berasimilasi pada orang Jawa, begitu juga dgn Batak Malau. Berbagais sistem ekonomi yg mereka terima dr orang Jawa dapat dipahami dgn peluangmereka di penduduk , dgn banyak sekali permintaan ekonomi, budaya, & politik yg dibentuk berdasarkan agama mereka.
Berbagai faktor itu juga, maka pola urbanisasi mereka terlihat dgn hasil kesehatan dlm biologis mereka dilingkungan keluarga, & masyarakat. Hal ini jelas dgn apa yg menjadi aspek ekonomi & budaya begitu tugas terhadap faktor kehidupan di masyarakat.
Tanpa disadari akan berbeda pada penduduk Orang Tionghoa, Arab & Betawi alasannya dgn budaya mereka yg berlainan dgn pencampuran faktor kehidupan masyarakat dilingkungan perkotaan yg dibuat, & dipedesaan.
Berbagai tuntunan ekonomi, akan tampak dgn aspek wawasan yg tak menarik pada budaya yang lain, alasannya adalah itu dgn berbagai faktor sosial budaya akan terlihat dgn hasil budaya mereka yg sesuai dgn kehidupan mereka.
Maka, dr itu berbagai kepentingan budaya yg mereka terapkan akan sangat terlihat dgn kebudayaan mereka terapkan, jadinya yg memang dapat dikenali pada penduduk yg mempunyai perbedaan persepsi budaya, & kepentingan politik.