Pada masa sejarah terus berlangsung, dgn menyaksikan kebelakang dapat dilihat menurut jalannya sejarah. Ketika, Jenderal Van Der Wijck & Van Heutsz, dimana kebijakan perdamaian mereka dibenci oleh orang yg mendamaikan, & disebut dgn imperialism demi kepentingan lain, oleh banyaknya orang Eropa. Sebagian besar orang Belanda, & banyak orang Eropa lain, mungkin sudah akan memprotes, jika Batavia tak mengerjakan perdamaian, & tak mengakhiri kebiasaan-kebiasaan yg sebagian besar bersifat barbar.
Kalau pemerintahan Belanda Tidak mempunyai kepentingan selain kapitalisme, mereka pastinya akan membiarkan saja sebagian besar wilayah & orang Kalimantan serta Sulawesi, karena nyaris semua perjuangan kapitalis berkonsentrasi hanya di Jawa & Sumatra. Keadaan Indonesia pada 1910 sungguh berbeda dr kondisi pada 1890. Entitas politik & sosial yg tak terkira jumlahnya di Kepulauan Indonesia sudah dipersatukan. Kini, saat itu hanya ada komunitas politik, dimana kesuksesan besar yg dikemudian hari dinilai jauh lebih tinggi oleh kalangan nasionalis antikoloniali daripada “kolonialis”.
Ketika itu, perdamaian ada dimana-mana & manajemen Batavia menjadi sangat efisien dr sisi teknis, dr sisi ekonomi, negeri itu meningkat luar biasa. Dengan kelesua ekonomi yg terjadi tatkala itu, sepanjang tahun tersebut tak disangkal orang-orang seperti Snouck Hurgronje menyarankan kebijakan yg berani tentang pendidikan. “Orang Indonesia”, katanya meminta untuk mengajar mereka.
Hal yg mempesona tatkala itu, dimana kebutuhan mendesak akan pendidikan yg lebih banyak & lebih baik, digabung dgn keadaan parah keuangan Negara, maka menimbulkan postingan yg berjudul “A Debt Of Honor”, dimana ia menjelaskan bahwa Belanda telah mendapatkan berjuta-juta dr Indonesia dgn cara tanam paksa tanaman-tumbuhan berharga, hal ini pastinya untuk menawarkan pendidikan bagi penduduk orisinil. Dengan demikian, sistem yg dilakukan akan membaik & dan banyak melakukan pekerjaan dengan menawarkan keperluan orang Indonesia, tak cuma itu saja tetapi dgn sumber daya yg mereka miliki.
Kemudian, pada tahun 1905, jumlah uang yg dihasilkan orang Eropa tatkala itu, dibayarkan oleh pembendaharaan Belanda pada pembendaharaan koloni untuk “perbaikan kondisi ekonomi di Jawa & Madura”. Pada 1912 keuangan Belanda & Hindia terpisah tegas. Pemerintahan Batavia tatkala itu, bisa menangani masalah Batavia & menanggulangi keuangan uamh deficit & surplus. Yang terjadi tatkala itu, disebabkan ekonomi yg menjadikan pergantian yg terjadi.
Referensi :
Bernard H. M. Vlekke. 2008. Nusantara : Sejarah Indonesia. Kepustakaan Popular Gramedia.