Praktik yg sering dijalankan oleh orang Batak & Jawa (konsep budaya), selama diperantauan yaitu perihal seksualitas, hal ini menjadi pembelajaran sewaktu, desain berbagai perbedaan budaya, seperti di masyarakat, menjadi catatan & hal ini mampu diketahui dgn adanya ketidak rasa aib akan budaya mereka pada perbedaan mereka sendiri,(Kalimatan) Katolik, Islam Ideologi,11 Juli, 2011 (Tokoh Agama).
Seksualitas diajarkan oleh mereka utamanya kedua orang tua mereka dlm sebuah rancangan agama, guna mengetahui hal ini terhadap sistem ekonomi politik, sosial serta menerapkan yg baik pada mereka kepada problem dr dinamika ketika ini berlangsung.
Kehidupan sosial budaya mereka kepada agama & kehidupan, tentunya berlawanan dgn pemikiran agama Nasrani & Kristen Protestan (asimilansi, budaya & agama), dlm hal ini sekualitas yg diperankan penduduk Jawa & Batak, di aneka macam wilayah DKI Jakarta & Pontianak, terlihat bagaimana tata cara itu berlangsung.
Ketidaksenangan mereka kepada bangsa Tionghoa misalnya terlihat pada ekonomi politik & sejarah masa lalu mereka. Hal ini jelas, dgn tingkah dr prilaku orang bau tanah mereka untuk menjadi kesehatan sosial bagi orang Jawa (Marpaung, Protestan) dlm hal ini memakai waktu, & penanggalan Jawa pada seksualitas untuk contohnya (Covid19, 2020-2021).
Rasa malu, & budpekerti dlm kehidupan keluarga mereka terlihat pada anutan agama yg kehidupan mereka selama hidup. Hal ini tak luput dr prilaku sosial, & ekonomi mereka selama masa kehidupan sosial berjalan.
Hal ini, terang bagaimana kehidupan sosial & agama yg melekatkan pada mereka, contohnya Siregar (movie, 2020). Jelas bagaimana mereka hidup berdasarkan nilai-nilai agama yg patuh dipahami dgn baik, atau tidak.
Konsep agama & kehidupan menjadi symbol dr setiap pembangunan manusia, & darimana mereka mendapatkan hasil dr pekerjaan mereka itu. Kehidupan yg dipahami dgn baik akan dilangsungkan dgn metode budaya, & agama yg melekat pada faktor kepentingan budaya & agama yg memisahkan banyak sekali rancangan dinamika mereka dlm kehidupan ketika ini.
Etika, bagaimana mereka berprilaku, & bagaimana mereka menerapkan sistem ekonomi politik, & sosial mereka menurut agama. Pada marga Batak tampak bagaimana kehidupan mereka pada budaya & agama di masa lalu menjadi simbol atas tata cara ekonomi politik, ketidaksenangan, seksualitas, serta berbagai hal terkait dgn Hubungan mereka dlm hal ini menjadi terperinci dgn baik.
Dengan ketidaksenangan itu, maka jelas bagaimana sistem ekonomi politik, & agama mereka kepada seksualitas yg berperan dlm dinamika mereka selama kehidupan sosial budaya berlangsung. Jelas bagaimana kehidupan yg berdasarkan prinsip agama atau tidak.
Pembangunan ekonomi, terperinci bagaimana prilaku tatkala mereka ingin berkontribusi, dgn baik bagaimana dilema masa lalu menjadi belahan dr kehidupan Jawa yg mengakibatkan tata cara pendidikan & kesehatan dlm setiap pekerjaan mereka.
Dalam hal ini, untuk meraih rancangan keluarga dlm pembangunan ekonomi, & insan dapat dipahami dgn setiap faktor kehidupan sosial budaya mereka yg berlangsung pada konflik sosial, seksualitas, & ekonomi menjadi penting untuk diperiksa menurut keseimbangan yg dimaksud saat ini.