Berbagai tugas yg direncanakan dgn fikiran & logika manusia, hendaknya digunakan selaku faedah terhadap ilmu pengetahuan yg baik, untuk di terapkan di masyarakat. Jika sebuah etnik atau suku hendaknya mengetahui tugas adanya agama dlm sebuah kehidupan manusia untuk menertibkan prilaku mereka di penduduk .
Bagaimana kehidupan yg mereka jalani dgn setiap perkataan mereka, merupakan hasil dr pendidikan agama & asal mereka berada sebagai subhuman sebelumnya. Ketika, mereka mempercayai berbagai duduk perkara pertentangan sosial yg diciptakan.
Pada kelompok mereka sendiri, baik itu kepada kehidupan, organisasi, pendidikan & kesehatan,guna untuk menyaingi serta tak memberikan manfaat tehadap apa yg mereka peroleh maka, di mata masyarakat hendaknya mereka tak diizinkan untuk memegang bab vital sebuah Negara.
Sebagai insan, untuk mendekati diri selaku seksualitas di masyarakat, dgn status dokter & mempersiapkan pembunuhan guna melaksanakan praktek dlm kehidupannya, mampu dimengerti oleh suku Batak Silaban, Marpaung, & Siregar (Kristen & Protestan) merupakan dr hasil perolehan mereka yg layaknya dimengerti dgn faktor kehidupan sosial mereka, di Jawa, DKI Jakarta, & Kalimantan Barat.
Hal ini, terang dgn memperpendek umur insan yg dilakukan pada lingkungan pendidikan, & universitas untuk lebih unggul dlm sebuah Negara, hendaknya dikenali pada fatwa agama apa yg ada dlm hal ini, pastinya pada agama Kristen Protestan, Katolik, & Islam yg berhubungan dgn Tokoh agama, kardinal serta awam (VVIP, Katedral St, Yosep, Pontianak) tentunya jangan seperti layaknya pangeran.
Suatu pengalaman yg singkat hendaknya dipahami pada praktek mereka diruang public, dgn identifikasi mereka terhadap kesehatan & pendidikan yg mereka rencanakan sebagai hasil ketidaksenangan mereka kepada aspek politik di Indonesia, maka diciptakan pada politik seksualitas, dgn rekam jejak pada medis yg dipakai pada masyarakat Batak Malau, (Jawa, Yogyakarta) bermotif sebagai karyawan di Kompas, PDI Perjuangan (Kolega, Bali) selaku dasar dr perbuatan mereka.
Berdasarkan catatan medis yg dapat diperoleh, dgn hasil ekonomi yg mereka hasilkan selama di Kalimantan Barat, sudah terperinci dipahami dgn adanya ketidakjujuran dlm melakukan pekerjaan , layaknya sama dgn orang Tionghoa di Kalimantan Barat, yg berkoalisi dgn mereka, diberbagai aspek pendidikan & kesehatan, menjadi temuan dr hasil praktek mereka di Kalimantan Barat.
Berbagai faktor itu dapat di dimengerti untuk menutupi banyak sekali kesalahan mereka, dgn adanya perkampungan yg dekatan dgn partai Golkar, & PDI Perjuangan, pada faktor pendidikan & kesehatan, menyampaian isu dapat dilaksanakan dgn mirip seorang pembantu, & pedagang sayur, pengajar, & penggerak yg pro terhadap mereka, atau bertentangga, itu strategi mereka.
Hal ini jelas mampu dipahami bahwa pelaku tersebut merupakan orang Dayak yg bersahabat dgn rumah mereka, Orang Batak Silaban di Pontianak, Kalimantan Barat. Hasil dr perbuatan kotor mereka, yg pula melibatkan orang Jawa (Kristen), & orang Dayak (Golkar), serta Orang Melayu di lingkungan pendidikan teknologi, memang dipahami dgn faktor budaya mereka, bagaimana mengetahui fenomena sosial mereka ditempat tersebut.
Pada marga marpaung (Orang Jawa) hendaknya anggapan & perkataan mereka hendaknya di berikan pendidikan yg baik, terhadap apa yg dikatakannya, sepatutnya selaku agama Kristen Protestan, & Kristen begitu juga dgn langkah-langkah mereka selaku subhuman, Hal ini biar tak membuat konflik dimana mereka berada.
Ingin menjaga aneka macam faktor budaya mereka, hendaknya dipahami dgn apa yg mereka peroleh pada politik berjalan, serta apa yg penting dlm penerapan di masyarakat, pada pembangunan di Kalimantan Barat, sebagai musuh dlm berpolitik, aspek yg dipakai melalui pendidikan & kesehatan, serta rumah sakit swasta & pemerintah.
Misalnya, pendidikan politeknik swasta pada tahun 2009, sudah berlawanan hingga ketika ini oleh orang Tionghoa yg menjalankan. Sementara, faktor pendidikan akan jauh berbeda dgn kepentingan para Dosen kepada ekonomi politik yg dipraktekkan pada lingkungan rumah tangga. Konflik yg diciptakan yg dilangsungkan, oleh orang Jawa.
Pada suatu lembaga NGO misalnya pontianakinstitute (Orang Jawa & Orang Dayak, Orang Melayu), walaupun sudah berganti nama namun orangnya sama, maka dapat diarahkan pada forum independen yg dapat diandalkan alhasil, bukan adanya kepentingan politik PDI Perjuangan & Golkar di Kalimantan Barat, & di Nasional.
Dengan membungkusnya pada kepentingan politik serta lembaga yg dibuat dlm menciptakan data yg tak menentramkan pada kehidupan penduduk & beragama, dgn mencari dilema yg merusak di penduduk , & keluarga. Catatan dlm hal ini, Kalimantan Barat, & Sumatera & DKI Jakarta, Marga Batak Silaban itu ialah Sihombing & kelurga mereka.
Temuan, yg mampu diperoleh yg kembali melibatkan berbagai kebijakan & rumah sakit swasta & pemerintah, dapat ditekankan aneka macam profesi medis & pendidikan mereka selama di Kalimantan Barat, untuk dipertanggungjawabkan dr hasil penerapan pendidikan diberbagai kawasan, dgn berlindung pada faktor persekolahan Gembala Baik (Nasrani), untuk menyembunyikan prilaku mereka di masyarakat & budaya, pada kehidupan diterapkan.