Pelarutan & pengendapan merupakan reaksi kimia yg umum terjadi di sekeliling kehidupan kita sehari-hari & bahkan di dlm badan kita. Enamel gigi yg komposisi utamanya ialah mineral hidroksiapatit [Ca5(PO4)3OH] mampu mengalami pelarutan dlm medium bersifat asam yg dengan-cara lanjut akan menjadikan karies gigi.
Pengendapan garam-garam tertentu dlm ginjal akan menyebabkan terbentuknya watu ginjal. Pengendapan CaCO3 dr air tanah memegang peranan penting dlm pembentukan stalaktit & stalagmit. Selain itu, air bahari dgn konsentrasi ion-ion Ca2+ & CO32− cukup tinggi turut besar lengan berkuasa kepada keberadaan terumbu karang yg tersusun dr CaCO3.
Pada pembahasan perihal reaksi pengendapan dlm postingan “Kelarutan Garam”, telah dijelaskan isyarat lazim memprediksikan kelarutan garam dlm air yg merupakan faktor kualitatif kesetimbangan larutan. Selanjutnya, postingan ini akan memfokuskan pembahasan pada prediksi kelarutan dr faktor kuantitatif.
Kelarutan (s)
Jika kita melarutkan sedikit garam dapur (NaCl), contohnya 10 g ke dlm 100 mL air pada suhu ruang, maka seluruh NaCl akan larut. Bagaimana bila kita menambahkan lebih banyak NaCl? Apakah embel-embel NaCl tersebut masih akan larut? Adakah batas-batas di mana NaCl tak dapat larut lagi?
Bila kita melarutkan 100 g NaCl ke dlm 100 mL air, maka sebagian NaCl akan tak larut. Pada keadaan ini, larutan dibilang “jenuh”. Larutan bosan ialah larutan di mana pelarut tak mampu melarutkan zat terlarut lagi sehingga terdapat zat terlarut yg tak larut (mengendap). Kelarutan (solubility) didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat yg dapat larut dlm sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Kelarutan suatu zat biasanya dinyatakan dlm satuan g/L atau mol/L. Kelarutan yg dinyatakan dlm mol/L lazimnya disebut selaku kelarutan molar, s.
Contoh Soal Kelarutan:
Dalam 500 mL larutan bosan kalsium fluorida (CaF2) terdapat 8,2 mg CaF2. Tentukan kelarutan CaF2 dlm mol/L.
Pembahasan:
Kelarutan molar = molaritas larutan bosan; s = n / V. Kaprikornus, massa zat terlarut mesti dikonversi terlebih dahulu menjadi jumlah mol zat terlarut. Lalu, molaritas larutan diputuskan dr jumlah mol zat terlarut per satuan volum larutan.
Jumlah mol CaF2 = =
Kelarutan CaF2 = s = = .
Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Dalam larutan bosan, semua zat terlarut yg berwujud padat pula masih akan terus melarut. Namun, dengan-cara serentak pula ada zat terlarut yg sudah larut berganti kembali menjadi padat dgn laju yg sama. Dengan kata lain, dlm larutan jenuh terdapat kesetimbangan dinamis zat terlarut yg padat dgn yg larut.
Sebagai contoh, pada larutan bosan BaSO4 terdapat kesetimbangan antara proses pelarutan padatan BaSO4 sehingga terdisosiasi menjadi ion-ion Ba2+ & SO42− dgn proses pengendapan BaSO4 dr interaksi elektrostatik tarik-menarik ion Ba2+ dgn ion SO42−.
BaSO4(s) ⇌ Ba2+(aq) + SO42−(aq)
Tetapan kesetimbangan kelarutan padatan ionik dgn ion-ionnya yg terlarut disebut tetapan hasil kali kelarutan (solubility product constant), Ksp. Tetapan hasil kali kelarutan untuk BaSO4, yaitu:
Ksp = [Ba2+][SO42−]
Secara umum, persamaan Ksp untuk senyawa ionik AxBy adalah:
AxBy(s) ⇌ xAm+(aq) + yBn−(aq)
Ksp = [Am+]x[Bn−]y
Nilai Ksp hanya bergantung pada temperatur, sama mirip tetapan kesetimbangan yang lain. Tabel berikut menunjukkan nilai Ksp dr beberapa senyawa ionik pada 25°C. Senyawa-senyawa ionik yg mudah larut mirip NaCl & KNO3 mempunyai nilai Ksp yg sangat besar namun tak akurat sehingga tak terdaftar dlm tabel. Rendahnya akurasi disebabkan oleh tingginya fokus ion-ion pada larutan jenuhnya sehingga larutan menjadi tak ideal.
Hubungan Kelarutan (s) & Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)
Kelarutan dr sebuah zat dapat berganti bergantung pada beberapa faktor. Misalnya, kelarutan dr senyawa hidroksida mirip Mg(OH)2, bergantung pada pH larutan. Kelarutan zat pula dipengaruhi oleh fokus ion-ion lain dlm larutan, khususnya ion-ion senama. Dengan kata lain, nilai kelarutan dr suatu zat terlarut akan berganti jika spesi lain dlm larutan berganti. Hal ini berlawanan dgn Ksp, nilai Ksp dr sebuah zat terlarut selalu tetap pada setiap temperatur yg spesifik. Untuk memahami hubungan s & Ksp, perhatikan kesetimbangan kelarutan dlm larutan jenuh Ag2CO3 berikut.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Konsentrasi ion Ag+ & ion CO32− dlm larutan bosan pada saat setimbang dapat dikaitkan dgn kelarutan Ag2CO3 sesuai dgn stoikiometri perbandingan koefisien reaksi. Jika kelarutan Ag2CO3 dinyatakan dgn s, maka fokus ion Ag+ sama dgn 2s & fokus ion CO32− sama dgn s.
Ag2CO3(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CO32−(aq)
Dengan demikian, relasi s & Ksp Ag2CO3 dapat dinyatakan selaku berikut.
Pengaruh Ion Senama terhadap Kelarutan
Berdasarkan asas Le Châtelier, bila pada campuran yg berada dlm kesetimbangan dinaikkan konsentrasi salah satu reaktannya maka kesetimbangan akan bergeser ke arah pengurangan jumlah reaktan tersebut. Jadi, kelarutan dr suatu senyawa ionik akan berkurang dgn adanya zat terlarut lain yg mempunyai ion senama. Sebagai acuan, kelarutan AgCl dlm air murni akan lebih besar dibanding kelarutan AgCl dlm larutan NaCl.
Pada kesetimbangan kelarutan AgCl dlm larutan NaCl akan mengakibatkan terbentuknya lebih banyak endapan AgCl bila dibanding dgn dlm air murni. Garam NaCl merupakan elektrolit kuat yg mudah terdisosiasi menjadi ion Na+ & ion Cl−. Ion Cl− yg merupakan ion senama jikalau konsentrasinya bertambah, maka akan menjadikan kesetimbangan bergeser ke arah pembentukan endapan AgCl. Akibatnya, kelarutan AgCl menjadi menyusut.
Pengaruh pH kepada Kelarutan
Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mensugesti kelarutan dr aneka macam jenis zat, terutama senyawa hidroksida & garam dr asam lemah yg sulit larut. Untuk lebih jelasnya, perhatikan kedua contoh berikut.
1. pH & kelarutan senyawa hidroksida
Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH−(aq) Ksp = 1,8 × 10−11
Larutan jenuh Mg(OH)2 mempunyai pH = 10,52 dgn kelarutannya 1,7 × 10−4 mol/L.
Bila Mg(OH)2 dilarutkan dlm larutan buffer dgn pH = 9,0, maka pOH = 5,0 & [OH−] = 1,0 × 10−5, maka lewat perkiraan persamaan tetapan kesetimbangan kelarutan Mg(OH)2 diperoleh:
Kelarutan Mg(OH)2 dlm larutan buffer pH 9,0 ialah 0,18 mol/L. Hal ini menawarkan bahwa kelarutan Mg(OH)2 berkembangseiring dgn penurunan pH larutan.
Secara umum, jika pH mengalami penurunan, maka kelarutan senyawa hidroksida akan meningkat.
2. pH & kelarutan garam dr asam lemah
Kelarutan PbF2 pula meningkat seiring bertambahnya keasaman larutan. Hal ini dikarenakan anion F− bersifat basa (F− yaitu basa konjugasi dr asam lemah HF). Oleh karena itu, kesetimbangan kelarutan PbF2 bergeser ke kanan berhubung fokus F− berkurang seiring protonasi membentuk HF.
PbF2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2F−(aq)
F−(aq) + H+(aq) ⇌ HF(aq)
Persamaan reaksi kesetimbangan keseluruhan untuk kedua reaksi tersebut, yaitu:
PbF2(s) + 2H+(aq) ⇌ Pb2+(aq) + 2HF(aq)
Garam yang lain dgn anion mirip CO32−, PO43−, CN−, & S2− pula memiliki kecenderungan yg sama. Secara umum, jika pH mengalami penurunan, maka kelarutan garam dr asam lemah akan meningkat.
Memprediksikan Pengendapan
Pada pembahasan kesetimbangan kimia telah diterangkan kuosien reaksi (Q) yg digunakan untuk memilih arah berlangsungnya reaksi untuk meraih kesetimbangan. Dalam kesetimbangan kelarutan, nilai Q yaitu hasil kali fokus molar ion-ion dlm larutan dgn asumsi zat terdisosiasi tepat. Perbandingan nilai Q dgn Ksp mampu dipakai untuk memprediksikan terjadi atau tidaknya pengendapan, sebagaimana ketentuan berikut.
- Jika Q < Ksp, larutan belum jenuh & tak terbentuk endapan.
- Jika Q = Ksp, larutan tepat bosan, tetapi belum terbentuk endapan.
- Jika Q > Ksp, terbentuk endapan.
Contoh Soal Kelarutan & Hasil Kali Kelarutan (KSP) & Pembahasan
Contoh Soal 1:
Hitunglah kelarutan Cu(OH)2 dlm satuan g/L, kalau dimengerti Ksp Cu(OH)2 = 2,2 × 10−20.
Pembahasan:
Contoh Soal 2:
Hitunglah kelarutan molar PbI2 dlm larutan KI 0,1 M. (Ksp PbI2 = 7,1 × 10−9)
Pembahasan:
Dalam larutan, KI akan terdisosiasi menjadi ion K+ & ion I−. Pada larutan KI 0,1 M, [I−] = 0,1 M. Asumsikan s ialah jumlah mol PbI2 yg larut menghasilkan 1 L larutan bosan, sehingga terdapat suplemen s mol Pb2+/L & 2s mol I−/L.
PbI2(s) ⇌ Pb2+(aq) + 2I−(aq)
Oleh karena mampu diduga bahwa s ≪ 0,1, maka dapat diasumsikan (0,1 + 2s) ≈ 0,1.
Makara, kelarutan molar PbI2 dlm larutan KI 0,1 M adalah 7,1 × 10−7 mol/L.
Contoh Soal 3:
Sebanyak 100 mL Ca(NO3)2 0,3 M dicampurkan dgn 200 mL larutan NaF 0,06 M. Jika Ksp CaF2 = 3,2 × 10−11, apakah akan terbentuk endapan CaF2?
Pembahasan:
Untuk mengetahui terbentuk atau tidaknya endapan CaF2, kita perlu membandingkan nilai Q kepada Ksp CaF2. Sebelum memilih nilai Q, kita perlu mencari fokus ion Ca2+ & ion F− dlm gabungan terlebih dulu.
Dalam 100 mL Ca(NO3)2 0,3 M, jumlah mol Ca(NO3)2 = (0,3 mol/L)(0,1 L) = 0,03 mol
Dalam 200 mL NaF 0,06 M, jumlah mol NaF = (0,06 mol/L)(0,2 L) = 0,012 mol
Ca(NO3)2(aq) → Ca2+(aq) + 2NO3−(aq)
0,03 mol 0,03 mol 0,06 mol
NaF(aq) → Na+(aq) + F−(aq)
0,012 mol 0,012 mol 0,012 mol
Setelah pencampuran, [Ca2+] = & [F−] = .
Karena Q > Ksp, sesudah pencampuran terbentuk endapan CaF2.
Referensi:
Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company
Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.
Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education
Johari, J.M.C. & Rachmawati, M. 2009. Kimia SMA & MA untuk Kelas XI Jilid 2. Jakarta: Esis
Oxtoby, David W., Gillis, H.P., & Campion, Alan. 2012. Principles of Modern Chemistry (7th edition). California: Brooks/Cole, Cengage Learning
Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.
Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk Sekolah Menengan Atas Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education
Kontributor: Nirwan Susianto, S.Si.
Alumni Kimia FMIPA UI
Materi Sosiologiku.com lainnya: