Kelarutan Garam

Garam merupakan senyawa ionik yg biasanya dihasilkan dr reaksi netralisasi asam-basa. Garam terdiri dr kation (ion bermuatan aktual) selain H+ & anion (ion bermuatan negatif) selain OH & O2−. Kelarutan dr garam berlawanan-beda tergantung pada jenis ion penyusunnya. Ada garam yg mudah larut dlm air mirip NaCl namun ada pula garam yg sulit larut mirip AgI.

Ketika garam dilarutkan dlm air, garam akan terdisosiasi menjadi ion-ion. Molekul-molekul air yg bersifat polar akan menghidrasi ion (bergerombol mengelilingi ion terlarut membentuk sebuah lapisan). Terjadinya hidrasi ion ini menghalangi interaksi tarik-menawan ion-ion yg muatannya berlawanan dlm kisi kristal ionik. Jika sebagian besar ion terhidrasi, maka mampu dikatakan bahwa garam tersebut gampang larut dlm air.

Pada garam yg sulit larut, interaksi elektrostatis antara ion-ion yg berlawanan muatan lebih berpengaruh dibanding kemampuan hidrasi ion oleh molekul-molekul air. Akibatnya, sebagian besar ion tetap berikatan dlm struktur padatan ionik & membentuk endapan dlm larutan alasannya adalah cuma ada sebagian kecil ion yg tersolvasi oleh air.

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Biomolekul

Kelarutan & Hasil Kali Kelarutan

Sistem Periodik Unsur

Kelarutan & Temperatur

Kelarutan mampu didefinisikan sebagai jumlah maksimum zat yg mampu larut dlm sejumlah tertentu pelarut. Zat yg memiliki kelarutan kurang dr 0,01 mol/L dianggap sukar larut. Hampir semua zat umumnya lebih singkat larut pada temperatur yg lebih tinggi. Hal ini sebagaimana reaksi pelarutan padatan ionik biasanya bersifat endoterm. Namun, ini tak memiliki arti bahwa pada temperatur yg lebih tinggi kelarutan zat tersebut pula meningkat. Dalam konteks ini, kita perlu membedakan imbas temperatur terhadap laju proses pelarutan zat dgn kelarutan zat tersebut.

  Ikatan Hidrogen

Ada beberapa garam yg reaksi pelarutannya bersifat eksoterm sehingga kelarutannya justru menurun pada temperatur tinggi. Sebagai contoh, litium karbonat lebih sukar larut pada temperatur tinggi. Hal ini dikarenakan karakteristik ion-ionnya yg mampu terhidrasi dengan-cara ekstensif di dlm air.

pengaruh variasi temperatur terhadap kelarutan beberapa garam dlm air

Pengaruh variasi temperatur kepada kelarutan beberapa garam dlm air
Sumber gambar: Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company

Reaksi Pengendapan

Ketika larutan timbal(II) nitrat [Pb(NO3)2] dicampurkan dgn larutan kalium iodida (KI) akan menghasilkan endapan kuning timbal(II) iodida (PbI2). Berikut persamaan reaksinya.

Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(s) + 2KNO3(aq)

Reaksi pembentukan endapan PbI2 tersebut termasuk reaksi perubahan rangkap, yakni reaksi pertukaran kation & anion antara dua senyawa. Reaksi perubahan rangkap merupakan reaksi kimia yg hanya mampu berlangsung apabila terbentuk produk reaksi berwujud padat (s), cair (l), atau gas (g). Lalu, bagaimana cara kita untuk mengenali apakah suatu reaksi pergantian rangkap akan membentuk endapan atau tidak?

Terbentuknya produk reaksi yg dapat mengendap atau tak dr suatu reaksi tak dapat diputuskan berdasarkan sifat fisik sederhana mirip muatan ion. Prediksi sebuah reaksi menghasilkan produk endapan atau tak cuma dapat didasarkan pada hasil pengamatan eksperimen. Berdasarkan hasil dr banyak sekali eksperimen, para ilmuwan merumuskan suatu petunjuk mengenai kelarutan beberapa senyawa ionik yg lazim di dlm air. Petunjuk tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

senyawa ionik mudah larut

Sebagai acuan, apakah endapan akan terbentuk jika larutan Mg(NO3)2 & NaOH dicampurkan? Kedua senyawa tersebut termasuk senyawa ionik mudah larut & elektrolit kuat. Setelah dicampurkan, di dlm larutan terdapat ion-ion Mg2+, NO3, Na+, & OH. Apabila terjadi reaksi pergantian rangkap pada Mg(NO3)2 & NaOH, maka akan membentuk Mg(OH)2 & NaNO3. Berdasarkan petunjuk kelarutan di atas, NaNO3 yakni senyawa gampang larut sedangkan Mg(OH)2 yaitu senyawa yg sukar larut & akan mengendap. Makara, reaksi pengendapan yg terjadi pada pencampuran tersebut, yaitu:

  Biomolekul

Mg(NO3)2(aq) + 2NaOH(aq) → Mg(OH)2(s) + 2NaNO3(aq)

Contoh Soal Kelarutan Garam & Pembahasan

Contoh Soal 1

Tentukan apakah senyawa garam berikut membentuk endapan dlm pelarut air.

A. BaCl2

B. K2CO3

C. Ca3(PO4)2

D. PbSO4

E. Hg2I2

Jawab:

  • BaCl2 tak membentuk endapan.

Senyawa klorida (Cl) biasanya gampang larut. Klorida dr Ba2+ tak termasuk dlm pengecualian.

  • K2CO3 tak membentuk endapan.

Senyawa dr kalium (K+) yg merupakan unsur golongan IA lazimnya mudah larut.

  • Ca3(PO4)2 membentuk endapan.

Senyawa fosfat (PO43−) biasanya susah larut. Fosfat dr Ca2+ tak tergolong dlm pengecualian.

  • PbSO4 membentuk endapan.

Senyawa sulfat (SO42−) umumnya mudah larut, tetapi sulfat dr Pb2+ termasuk dlm pengecualian.

  • Hg2I2 membentuk endapan.

Senyawa iodida (I) lazimnya gampang larut, tetapi iodida dr Hg22+ tergolong dlm pengecualian

Contoh Soal 2

Tentukan apakah dlm pencampuran larutan berikut terjadi reaksi yg menghasilkan endapan.

  1. larutan kalium hidroksida dgn larutan aluminium klorida
  2. larutan amonium nitrat dgn larutan natrium bromida

Jawab:

  1. Dalam adonan terdapat ion-ion K+ & OH dr KOH serta Al3+ & Cl dr AlCl3. Kombinasi dr ion K+ dgn Cl menghasilkan KCl yg gampang larut. Sedangkan, kombinasi dr Al3+ & OH menghasilkan Al(OH)3 yg sukar larut. Makara, dlm pencampuran tersebut terjadi reaksi yg menghasilkan endapan Al(OH)3.

    3KOH(aq) + AlCl3(aq) → 3KCl(aq) + Al(OH)3(s)

  2. Dalam adonan terdapat ion-ion NH4+ & NO3 dr NH4NO3 serta Na+ & Br dr NaBr. Berdasarkan tabel isyarat kelarutan, senyawa dr NH4+ & Na+ biasanya mudah larut. Hal ini mengacu pada kesimpulan bahwa kombinasi dr ion-ion tersebut seluruhnya membentuk senyawa yg mudah larut. Makara, dlm pencampuran tersebut tak terjadi reaksi.

Referensi

Atkins, Peter & Jones, Loretta. 2010. Chemical Principles: The Quest for Insight (5th edition). New York: W.H. Freeman & Company

Brown, Theodore L. et al. 2015. Chemistry: The Central Science (13th edition). New Jersey: Pearson Education, Inc.

Chang, Raymond & Goldsby, Kenneth A. 2016. Chemistry (12th edition). New York: McGraw-Hill Education

Oxtoby, David W., Gillis, H.P., & Campion, Alan. 2012. Principles of Modern Chemistry (7th edition). California: Brooks/Cole, Cengage Learning

Petrucci, Ralph H. et al. 2017. General Chemistry: Principles and Modern Applications (11th edition). Toronto: Pearson Canada Inc.

Purba, Michael. 2006. Kimia 2B untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga

Silberberg, Martin S. & Amateis, Patricia. 2015. Chemistry: The Molecular Nature of Matter and Change (7th edition). New York: McGraw-Hill Education

Materi Kimia yang lain di Sosiologiku.com: