Pengertian budaya akan lekat dgn faktor budaya & agama mereka, kepada aneka macam faktor kepentingan politik serta kehidupan mereka di aneka macam wilayah. Salah satunya dgn memahami banyak sekali konflik yg diciptakan dgn dasar dr system social budaya di penduduk .
Ketika mereka kehilangan sebuah identitas diri mereka, terhadap budaya & agama, maka di Kalimantan Barat suku Dayak, Batak, & Tionghoa masing-masing memiliki kebudayaan yg menempel pada faktor kepentingan politik mereka, kepada kebudayaan Jawa.
Maka, sangat terang bagaimana mereka berasimilasi, & menentukan tugas agama Nasrani & Kristen dlm kehidupan mereka berbangsa & berbudaya. Akan sangat terang bagaimana karakteristik mereka, serta penerapan jalan masuk ekonomi politik yg mereka terapkan.
Pada dasarnya pada persepsi gereja katolik iman mereka menyesuaikan kebudayaan mereka terhadap identitas diri mereka, mampu saja mereka mempunyai kepercayaan spritualitas dengan-cara budaya namun, akan dipahami bagaimana mereka menerapkan asimilasi budaya dan agama mereka terhadap kebudayaan sosial itu.
Ketika mereka, kehilangan identitas & mata pencaharian mereka berasimilasi budaya dgn kehidupan seksualitas, yg menjadi praktik pada penduduk suku Batak Sihombing, & Tionghoa, serta Jawa akan terang dgn agama Katolik & Kristen, & bagaimana mereka menaruh kasih kepada sesame mereka.
Akan sangat jelas bagaimana mereka menerapkan system kesehatan mereka diberbagai kampus, serta kawasan yang lain di masyarakat, baik itu di warung, serta kawasan ibadah. Jelas sekali bagaimana potensi pertentangan sosial, & kesehatan yg diciptakan oleh pandangan agama & budaya itu.
Pengaruh Agama Dan Ekonomi ?
Dalam sebuah kehidupan akan sangat terperinci bagaimana mereka berperan kepada aspek kehidupan mereka terhadap dinamika budaya & agama yg menjadi dasar dr faktor kebudayaan yang lain. Bagaimana keterlibatan ekonomi, serta aspek yang lain menjadi dasar dr efek kepada peran Negara, & pemerintah dlm menyaksikan keadaan itu.
Ketika, mereka melaksanakan resistensi, & memberuk suatu Negara sendiri lebih pada faktor pendidikan & kesehatan, tetap melanggar peraturan terhadap Ketuhanan mereka, sebut saja Marga Sihombing (Silaban), pada pendidikan.
Lebih terangnya, dgn demikian pada aspek kesehatan dgn merencanakan banyak sekali aspek kesehatan di kampus, penduduk , & di ruang publik, yakni suatu faktor perencanaan untuk mengsingkatkan umur manusia (sebuah pengalaman saya), hal ini terang tatkala interaksi berjalan, & kekerabatan seksualitas menjadi bagian pada ekonomi politik yg dibuat maka, hal ini terang bagaimana mereka berorientasi dgn memakai Tuhan dlm panggilan hidup insan.
Jelas sekali diketahui bahwa pada Paroki Agustinus, Kab. Kuburaya, Kalimantan Barat disitu terdapat suatu bentuk faktor kesehatan pada berupa jantung manusia, hal ini jelas bagaimana tanggung jawab mereka kepada kehidupan umat insan mereka, pada agama Kristen, akan berlainan dgn ajaran agama Kristen, menjadi resistensi mereka terhadap dinamika sejarah di masa kemudian tatkala di Eropa.