Setiap penanam modal niscaya memiliki tingkat risiko yg harus mereka ambil. Di mana ini dikenal sebagai toleransi risiko. Meskipun pada umumnya orang menganggap bahwa risiko hanya dlm hal kerugian, namun perlu dimengerti bahwa risiko yakni salah satu kesempatan suatu investasi yg bisa saja terjadi penurunan atau kenaikan nilainya dr apa yg diharapkan.
Sederhananya, risiko merupakan suatu ukuran seberapa besar pengembalian investasi yg bergotong-royong berlawanan dr apa yg diperlukan dr investasi tersebut.
Investasi berisiko tatkala tiba dgn potensi untuk mendapatkan pengembalian yg lebih tinggi, sementara investasi yg kurang berisiko biasanya memiliki pengembalian yg lebih rendah.
Jenis Risiko Investasi
Di bawah ini jmerupakan jenis risiko investasi yg harus ananda pahami sebelum melaksanakan investasi antara lain, selaku berikut:
1. Risiko Pasar
Jenis risiko investasi yg pertama yaitu risiko penurunan nilai investasi sebab adanya perkembangan ekonomi atau insiden lain yg mensugesti tugas pasar dlm perekonomian. Jenis utama risiko pasar yaitu, risiko ekuitas, risiko suku bunga & risiko mata uang.
- Risiko Ekuitas
Berlaku untuk investasi dlm saham. Seperti, harga pasar saham yg bervariasi sepanjang waktu tergantung pada ajakan & penawaran. Risiko ekuitas disini misalnya, risiko kerugian alasannya turunnya harga pasar saham.
- Risiko Suku Bunga
Berlaku untuk hutang investasi mirip obligasi. Dimana risiko ini akan kehilangan duit alasannya perubahan tingkat bunga, misalnya, bila tingkat bunga naik, maka nilai pasar obligasi akan turun.
- Risiko Mata Uang
Berlaku tatkala ananda memiliki investasi ajaib. Seperti kehilangan duit karena pergerakan nilai tukar.
2. Risiko Likuiditas
Risiko ini tak bisa memasarkan investasi dgn harga yg masuk akal & mengeluarkan uang tatkala ananda menginginkannya. Untuk memasarkan suatu investasi, ananda mungkin perlu menerima harga yg relatif lebih rendah. Dalam beberapa masalah terdapat, seperti investasi pasar yg dikecualikan, mungkin tak mungkin untuk ananda menjual investasi sama sekali.
3. Risiko Konsentrasi
Risiko konsentrasi yakni, ananda akan mengalami kerugian alasannya adalah duit ananda sudah terkonsentrasi pada 1 investasi atau suatu jenis investasi tertentu. Tatkala ananda mendiversifikasi investasi. Berarti ananda mengembangkan risiko ke banyak sekali jenis investasi, industri, & efek letak geografis.
4. Risiko Kredit
Risiko kredit yakni bahwa entitas pemerintah atau perusahaan yg mempublikasikan obligasi akan mengalami kesulitan keuangan & tak mampu mengeluarkan uang bunga atau mengeluarkan uang kembali pokok pinjaman pada tatkala jatuh tempo.
Risiko kredit ini berlaku untuk investasi utang seperti obligasi. Kamu bisa memeriksa risiko kredit dgn menyaksikan angka peringkat kredit dr risiko investasi obligasi. Misalnya, jangka panjang yg memperlihatkan bahwa risiko kredit serendah mungkin.
5. Risiko Investasi Ulang
Risiko ini yaitu ananda akan mengalami kerugian dr menginvestasikan kembali pokok atau pemasukan pada tingkat bunga yg lebih rendah. Misalkan ananda membeli obligasi dgn membayar 5%.
Maka risiko investasi ulang akan mempengaruhi ananda kalau suku bunga turun & ananda mesti menginvestasikan kembali pembayaran bunga reguler sebesar 4%.
Risiko reinvestasi pula dapat berlaku bila obligasi jatuh tempo & ananda harus menginvestasikan kembali pokok pinjaman kurang dr 5%. Risiko reinvestasi ini tak akan berlaku kalau ananda berencana untuk membelanjakan pembayaran bunga reguler atau pokok pinjaman pada ketika jatuh tempo.
6. Risiko Inflasi
Risiko inflasi ananda akan kehilangan daya beli alasannya adalah nilai investasi ananda tak mengikuti inflasi. Inflasi akan mengikis daya beli dr waktu ke waktu, dgn jumlah uang yg sama nilainy akan berlainan & bila membeli maka akan memperoleh lebih sedikit barang & jasa. Risiko inflasi ini sangat berkaitan kalau ananda mempunyai uang tunai atau investasi utang mirip obligasi.
Saham akan menawarkan dukungan terhadap inflasi karena sebagian besar perusahaan bisa menaikkan harga yg mereka menetapkan pada konsumen mereka.
Membagikan alasannya itu harga harus naik sejalan dgn inflasi. Perumahan pula mampu menunjukkan beberapa pinjaman alasannya tuan tanah dapat meningkatkan sewa dr waktu ke waktu.
7. Risiko Cakrawala
Risiko cakrawala merupakan investasi ananda mampu dipersingkat alasannya adalah kejadian yg tak terduga, misalnya, kehilangan pekerjaan. Mungkin ini memaksa ananda untuk menjual investasi yg diperlukan akan bertahan untuk jangka panjang. Jika ananda harus menjual pada dikala pasar sedang turun, mungkin ananda akan kehilangan uang.
8. Risiko Umur Panjang
Risiko umur panjang disini yakni ananda bisa hidup lebih usang dr simpanan. Risiko ini sangat berkaitan bagi orang-orang yg sudah pensiun, atau nyaris pensiun.
9. Risiko Investasi Asing
Risiko investasi asing yakni, kerugian tatkala ananda berinvestasi di luar negeri. Atau tatkala ananda membeli investasi aneh,misalnya, saham perusahaan di pasar negara berkembang.
10. Risiko Bisnis
Risiko bisnis yaitu risiko yg terkait dgn kondisi unik suatu perusahaan tertentu sebab bisa mempengaruhi harga sekuritas perusahaan.
Hal ini dapat dipengaruhi oleh beberapa dilema mirip pergeseran harga saham, PHK karyawan, keuntungan atau kerugian persetujuan bahkan pergeseran tata cara administrasi.
Demikianlah pembahasan tentang jenis-jenis risiko investasi yg perlu diketahui para investor. Secara keseluruhan, investasi memang memiliki kelebihan & kelemahan di jenis instrumen investasi.
Kaprikornus, ananda harus bijaksana untuk mengorganisir risiko investasi dgn mengerti dasar jenis risiko investasi & cara mengukurnya untuk menghindari kerugian yg tak terlalu tinggi.