Kode Akun Akuntansi

Demi memudahkan proses penyusunan keuangan sesuai klasifikasinya, akuntansi memiliki kode akun akuntansi yg bisa diaplikasikan dlm jurnal. Kode ini wajib diketahui oleh para akuntan yg selalu bergelut dgn laporan keuangan. Dengan begitu, proses pembuatan laporan bisa lebih efektif.

Pengertian Kode Akun Akuntansi

Akun dlm akuntansi dibedakan menjadi dua macam, yakni perkiraan laba rugi & neraca.  Akun laba rugi sendiri pula bisa diklasifikasikan lagi menjadi beberapa jenis yakni beban & pendapatan. Sedangkan akun neraca diklasifikasikan menjadi kelompok modal, harta, serta kewajiban.

Adanya beberapa klasifikasi ini menjadi salah satu faktor diciptakannya beberapa sistem kode dlm akuntansi. Dengan begitu, orang yg melihat laporan keuangan akan lebih mudah mengetahui kelompok atau golongan dr akun tersebut.

Berikut adalah beberapa pengertian dr kode akun akuntansi yg wajib dipahami untuk mempermudah pengaplikasiannya.

1. Secara Bahasa

Kode akun dlm akuntansi berasal dr dua kata yakni kode & akun. Kode  berarti tanda tertentu yg disepakati untuk memahami maksud tertentu. Sedangkan akun merupakan kumpulan suatu catatan dr transaksi keuangan.

Dengan begitu, dengan-cara bahasa kode dlm akuntansi berarti tanda dr catatan transaksi keuangan dlm akuntansi.

2. Menurut Ahli

Kusrini & Koniyo memaknai kode akun sebagai sebuah nomor atau tanda tertentu pada sebuah rekening atau akun yg bisa diaplikasikan dgn huruf, angka, ataupun kombinasi antara keduanya.

3. Secara Istilah

Dari definisi menurut bahasa & tokoh di atas, dapat diketahui bahwa kode akun merupakan kode unik dr angka ataupun huruf yg digunakan untuk mengklasifikasikan berbagai jenis akun.

  Kapan Kerja Bakti Dilakukan ? Kunci Jawaban Halaman 64 Kelas 5 SD MI Tema 2 Subtema 2

Kode akun dlm akuntansi ini pula sering disebut sebagai kode perkiraan, karena sifatnya yg masih berupa perkiraan awal.

Kode akun biasanya ditulis dgn menggunakan urutan klasifikasi umum ke khusus. Kode paling depan merupakan kelompok akun, disusul dgn golongan, subgolongan, & terakhir nama akun.

Syarat Pembuatan Kode Akun Akuntansi

Pada umumnya, kode dibuat dgn sifat yg unik & hanya diketahui oleh pemiliknya. Demikian pula dlm pembuatan kode akun akuntansi. Selain unik, ada beberapa syarat lainnya yg harus dipenuhi dlm membuat kode akun, di antaranya:

1. Unik

Sifat kode yg digunakan untuk membuat akun harus unik. Artinya, dlm satu kode wajib berbeda dgn kode lainnya. Tidak boleh menggunakan kode yg sama pada akun berbeda.

2. Akun yg Berkaitan Ditulis Beriringan

Beberapa akun tentu ada yg masih berkaitan antara yg satu dgn lainnya. Misalnya utang usaha & utang gaji. Keduanya berkaitan karena masih sama-sama berupa hutang. Pada akun yg berkaitan ini harus ditulis beriringan & tak boleh dipisah dgn akun lain yg tak berkaitan.

3. Kode Akun Ditulis Sesuai Kelompoknya

Masing-masing akun sudah dikelompokkan masing-masing sesuai sifatnya. Apabila ada akun yg ingin dicatat, tentu harus ditulis sesuai dgn kelompoknya. Misalnya pada kelompok harta memiliki kode 1, maka kode uang kas diletakkan beriringan dgn kode harta.

4. Penulisan Kode Diberi Jarak

Dalam menulis menulis penomoran subgolongan & nama akun, bisa diberi nomor yg agak berjarak. Jarak nomor yg dilompati berfungsi untuk mempermudah akuntan dlm menyisipkan akun baru apabila datanya baru masuk & ingin dicatat dlm jurnal.

5. Nama Akun yg akan Diberi Kode Wajib Dipersingkat

Ada banyak akun yg harus dicatat dlm pembukuan. Untuk mempermudah dlm mengubahnya menjadi kode, tentu nama akun tersebut harus dipersingkat. Selain menghemat ruangan, akun tersebut pula lebih mudah diingat dlm kode.

Jenis-Jenis Kode Akun Akuntansi

Untuk menyesuaikan keinginan penggunanya, kode akun dlm akuntansi pula cukup beragam. Seorang akuntan bisa menggunakan salah satu jenis yg dianggap paling mudah atau mengombinasikan beberapa jenis sekaligus.

  cara menyampaikan pendapat dalam musyawarah

Jenis-jenis kode akun yg diakui dlm akuntansi meliputi:

1. Sistem Decimal

Kode dgn sistem decimal memiliki ciri khas dr penggunaan angka 1 sampai 9 di dalamnya. Setiap angka memiliki kategori sendiri sesuai dgn keinginan akuntan dlm mengklasifikasikannya.

Sistem ini disebut sistem desimal karena pada dasarnya penulisan kode angka yg satu dgn kode lain dibatasi dgn tanda titik. Namun, saat ini tanda titik sudah banyak yg tak digunakan untuk mempercepat penulisan kode.

Contoh kode akuntansi dlm sistem desimal adalah:

1 = Aktiva

2 = Kewajiban

3 = Modal

4 = Pendapatan

5 = Beban

Jumlah kode bisa sampai 9 nomor jika jenis akun dlm perhitungannya sangat banyak tergantung kebutuhan. Untuk 4 kode di atas, bentuk penulisannya jika diaplikasikan dlm tabel laporan keuangan adalah sebagai berikut:

1 Aktiva

11 Aktiva Lancar

111 Kas

112 Piutang Usaha

113 Investasi Jangka Pendek

114 Perlengkapan Kantor

115 Piutang Dagang

116 Surat Berharga

117 Pendapatan yg Belum Diterima

118 Beban Dibayar di Muka

12 Aktiva Tetap

121 Kendaraan Kantor

123 Mesin Produksi

124 Perlengkapan Kantor

125 Gedung Kantor

126 Tanah Usaha

2 Kewajiban

21 Kewajiban Lancar

211 Utang Gaji

212 Utang Pajak

213 Utang Wesel

213 Utang Dagang

22 Kewajiban Jangka Panjang

221 Utang Bunga

222 Utang Obligasi

3 Modal

311 Modal Saham

312 Modal Disetor

4 Pendapatan

411 Pendapatan Jasa Produksi

412 Pendapatan Pelatihan

5 Beban

51 Beban Usaha

512 Beban Iklan

513 Beban Gaji

514 Beban Listrik

52 Beban di Luar Usaha

521 Beban Bunga

522 Beban Pajak

2. Sistem Mnemonic

Dilihat dr asal katanya, mnemonic memiliki arti membantu ingatan sehingga kode ini biasa digunakan oleh kalangan yg agak kesulitan dlm mengingat dgn baik.

Sistem mnemonic bertolak belakang dgn sistem desimal. Ciri khas dr kode ini justru menggunakan huruf dgn inisial tertentu yg mudah diingat. Kelebihan sistem ini terletak pada penggunaan huruf awal kode yg memakai inisial pengelompokannya.

Sistem ini tentu lebih mudah dibaca & diingat oleh mereka yg gampang lupa terhadap kode berupa angka. Meski mengingatnya cukup mudah, penulisan kode dgn sistem ini agak memakan banyak tempat & terlihat kurang rapi.

Hal inilah yg menuntut akuntan untuk bisa menulis nama akun dgn lebih singkat & jelas. Dengan begitu, proses pengambilan inisial dr akun tersebut akan lebih sedikit. Kalau terlalu panjang, dengan-cara otomatis kode akunnya pula akan lebih banyak & terlihat memenuhi ruangan.

  Mengapa Semua Masyarakat Bertanggung Jawab Atas Masalah Sampah ? Kunci Jawaban Halaman 104 Kelas 5 SD MI Tema 2

Adapun contoh kode dgn sistem ini adalah:

AL = Aktiva Lancar

KJL = Kewajiban Lancar

KJP =  Kewajiban Jangka Panjang

E = Ekuitas/Modal

P = Pendapatan

B = Beban

Kalau ditulis dlm buku laporan, maka contoh penulisannya adalah:

AL Aktiva Lancar

ALK Kas

  1. PU Piutang Usaha

KJL Kewajiban Lancar

  1. UU Kewajiban Utang Usaha
  2. US Kewajiban Utang Wesel

E Modal Usaha

ES Modal Saham

ED Modal Disetor

P Pendapatan

  1. Pjl Pendapatan Penjualan

PJ Pendapatan Jasa

PK Pendapatan Komisi

B Beban

BG Beban Gaji

BP Beban Penyusutan

BS Beban Sewa

3. Sistem Kombinasi

Sesuai namanya, sistem kombinasi merupakan penulisan kode akun dgn mengombinasikan antara kode sistem desimal dgn mnemonic. Cara mengombinasikannya biasanya mengambil huruf dr kode mnemonic yg biasa digunakan & angka dr kode desimal.

Karena sifatnya kombinasi atau perpaduan, tentu kedua kode tersebut tak dicampur langsung seluruhnya. Namun beberapa huruf awal pada kode mnemonic & beberapa nomor akhir pada kode desimal.

Posisi peletakannya cukup mudah, yakni kode mnemonic pada bagian depan yg mewakili kode dr jenis kelompok akun. Sementara bagian belakangnya yg terdiri dr golongan & subgolongan menggunakan kode angka. Berikut contoh kode & kombinasinya.

  • Kode Mnemonic

H = Harta

HL = Harta Lancar

HTB = Harta Tetap Berwujud

HTTB = Harta Tetap Tidak Berwujud

U = Utang

UJPD = Utang Jangka Pendek

UJP = Utang Jangka Panjang

M = Modal

MS = Modal Sendiri

MP = Modal Pinjaman

P = Pendapatan

PU = Pendapatan Usaha

PLU = Pendapatan Luar Usaha

  • Kode Decimal

111 = kas

112 = Surat Berharga

113 = Piutang Usaha

132 = Peralatan Kantor

133 = Mesin

142 = Hak Paten

143 = Hak Cipta

211 = Utang Usaha

212 = Utang Gaji

321 = Modal Pinjaman Tunai

412 = Pendapatan Jasa Angkut

413 = Pendapatan Servis

511 = Laba Penjualan Harta

Dari kode mnemonic & desimal di atas, dapat dikombinasikan menjadi kode sistem kombinasi seperti di bawah ini

HL111  Kas

HL112 Surat-surat Berharga

HL113 Piutang Usaha

HTB132 Peralatan Kantor

HTB133 Mesin

HTTB142 Hak Paten

HTTB143 Hak Cipta

UJPD211 Utang Usaha

UJPD212 Utang Gaji

MP321 Modal Pinjaman Tunai

PU412 Pendapatan Jasa Angkut

PU413 Pendapatan Servis

PLU511 Laba Penjualan Harta

Beragam kode dlm akun akuntansi memang sengaja dibuat bervariasi untuk menyesuaikan kebutuhan & kemudahan penggunanya. Apabila sulit mengingat angka, tentu kode mnemonic lebih efektif digunakan. Sebaliknya, kalau ingin laporan terlihat rapi bisa menggunakan kode decimal.