Pandangan pertentangan di dlm masyarakat cenderung terjadi tatkala pertentangan adanya kepentingan yg berlainan di Antara individu atau kalangan yg berlainan. Sedangkan para penganut teori structural & fungsional melihat bahwa masyarakat pada dasarnya selalu dlm kondisi keseimbangan, dimana perubahan dianggap sebagai gangguan sementara yg kemudian direspons oleh unit-unit lain dlm system untuk kembalin sepadan sehingga dengan-cara keseluruhan sebuah system dapat bertahan.
Dalam hal ini, ada tokoh yg membicarakan mengenai hal ini nyaitu Karl Marx dimana ia melihat bahwa persepsi pergantian penduduk selaku akibat dr adanya pertentangan kepentingan antar kelas social. Disini konflik terjadi Antara kelas social, atau lapisan dgn kelas social di bawah. Dimana kontradiksi Antara keduanya memyebabkan terjadinya perubahan social.
Sementara, Coser menyaksikan bahwa pertentangan akan berfungsi positif karena adanya konflik & diperlukan muncul tatanan baru sebagai prosedur yg bisa mengakomodasi aneka macam kepentingan yg ada. Dan adanya tatanan gres tersebut merupakan bentuk pergeseran social. Menurut Dahrendorf, dimana setiap elemen masyarakat menyumbang bagi terjadinya pertentangan yg akan menciptakan pergantian.
Melalui konflik para actor (dari kelompok subordinat) menghendaki terjadinya pergantian struktur kea arah yg menurut mereka lebih baik. Menurut Parsons, perubahan structural yaitu suatu perubahan pada nilai-nilai yg mengatur hubungan antara system unit-unit, dimana perubahan structural mengikuti teladan evolusi. Dengan demikian, setiap fase berikutnya dlm suatu proses mampu dibedakan melalui perkembangan yg makin kompleks.
Dimana dlm hal ini terjadi peningkatan dlm jumlah & ragam keutamaan unit-unit dr suatu system, & dlm hal kemajuan kebudayaan tak selali sama cepatnya dlm setiap unsur kebudayaan tetapi ada ynag tumbuh dgn berganti & cepat sedangkan kepingan yg lain tumbuh dengan-cara lambat, proses dlm penanganan pertentangan dlm hal ini membutuhkan proses yg mesti sempurna untuk diperhatikan.