Konflik Sosial

Pengertian Konflik Sosial

Secara harfiah, konflik diartikan sebagai suatu kontradiksi yg melibatkan individual ataupun golongan. Konflik adalah suatu bentuk interaksi yg bersifat disosiatif, yakni interaksi yg memecah belah persatuan kelompok. Sebagai suatu bentuk interaksi, pertentangan sosial bertujuan untuk menghancurkan, mengancam, melukai serta melenyapkan kalangan yg dianggap selaku lawan.

Karl Marx dikenal sebagai Sosiolog yg melahirkan teori konflik. Dalam hal ini, konflik dipandang selaku suatu paradigma Sosiologi yg dipakai untuk mengerti keadaan sosial masyarakat. Menurut Karl Marx, masyarakat yg terdiri dr bermacam-macam kelas sosial yakni suatu ranah kompetisi guna memperebutkan sumber daya yg terbatas. Sumber daya yg dimaksud dapat berbentukalat-alat produksi serta sumber-sumber ekonomi & politik yang lain. Ketimpangan antar kelas & distribusi sumber daya yg tak adil pada akhirnya membuat usaha antarkelas & mendorong terjadinya konflik antar kelas.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Mobilitas Sosial

Globalisasi

contoh konflik sosial

Sumber gambar: thoughtco.com

Perlu dimengerti bahwa konflik sosial tak dapat dipisahkan dr kehidupan bermasyarakat lantaran akan senantiasa ditemukan perbedaan kepentingan antar individu maupun kelompok. Konflik dlm penduduk tak mampu dihilangkan namun dapat diatur semoga tak terjadi eskalasi & menjadi konflik terbuka.

Konflik condong berkonotasi negatif lantaran dapat mengakibatkan kondisi ketidakteraturan sosial & perpecahan, nyatanya pertentangan pula mempunyai sisi positif. Konflik mampu mendorong perubahan sosial, terutama pergeseran kebijakan, yg sebelumnya bersifat merugikan kalangan atau kelas tertentu dlm penduduk .

  3 Teori Sosiologi Pendidikan dan Penjelasannya

Faktor Penyebab terjadinya Konflik Sosial

Secara garis besar konflik dipicu oleh adanya perbedaan dlm penduduk . Perbedaan dimaksud berbentukperbedaan kepentingan, pendirian, kepentingan & kebudayaan.

Selain perbedaan, pertentangan pula dipicu oleh pergeseran sosial. Dalam proses mencapai suatu perubahan, penduduk kerap kali dihadapkan pada goyahnya norma & nilai sosial, karenanya terjadi kenaikan konflik.

Secara lebih spesifik, Sosiolog Soerjono Soekanto menerangkan beberapa alasannya yg bisa memicu terjadinya pertentangan sosial, yakni:

  • Perbedaan perasaan, pendirian & pertimbangan antarindividu maupun kalangan;
  • Sifat dugaan antar kebudayaan dlm penduduk ;
  • Perbedaan kepentingan dlm bidang ekonomi, politik & sosial budaya; dan
  • Perubahan nilai-nilai sosial dlm penduduk .

Lihat pula materi Sosiologiku.com yang lain:

Energi Baru & Terbarukan

Teorema Sisa

Hortatory Exposition

Bentuk & Contoh Konflik Sosial

Konflik selaku bentuk interaksi sosial terdiri dr berbagai bentuk. Berikut merupakan pembahasan lebih lanjut mengenai bentuk-bentuk konflik sosial dlm penduduk .

1. Konflik Individual

Konflik individual terjadi antara dua individu yg berbentur kepentingan. Pada dasarnya setiap individu yaitu unik sehingga banyak dijumpai perbedaan abjad, pendirian & keyakinan. Perbedaan-perbedaan tersebut yg kemudian memicu pertentangan antarindividu.

Sebagai contoh konkrit, pada masa pandemi Covid-19 kadang-kadang dijumpai konflik antara penyewa kontrakan dgn pemilik kontrakan. Dalam hal ini, konflik condong dilatarbelakangi oleh perbedaan kepentingan ekonomi dimana kedua belah pihak mengalami kesusahan dlm berkompromi & mencari kesepakatan yg menguntungkan kedua belah pihak

2. Konflik Antarkelas & Antarkelompok Sosial

konflik antar kelas

Sumber gambar: businessinsider.com.au

Ketimpangan & distribusi sumber daya yg tak adil menjadi pemicu pertentangan vertikal antar kelas sosial & pertentangan horizontal antarkelompok sosial.

Sebagai pola, pertentangan vertikal antar kelas umumnya terjadi antara pemilik faktor produksi (acuan: pemilik pabrik) & non-pemilik aspek produksi (acuan: buruh). Konflik cenderung dilatarbelakangi oleh persoalan ketidakadilan dlm hubungan pekerjaan mirip pembayaran upah yg rendah, waktu kerja yg tak sesuai, dsb.

Contoh lainnya, pertentangan horizontal antarkelompok sosial mampu terjadi antara sesama buruh pada suatu organisasi buruh. Adanya perbedaan kepentingan, visi & misi yg antar sesama anggota organisasi mampu mengakibatkan terjadinya konflik terbuka.

3. Konflik Rasial

Konflik rasial pula termasuk sebagai pertentangan horizontal. Dalam hal ini, pertentangan rasial bukan dipicu oleh perbedaan ciri fisik melainkan karena aspek ekonomi, politik & sosial. Faktor utama pemicu konflik rasial yakni kesenjangan sosial-ekonomi. Sebagai acuan, pertentangan yg terjadi antara suku Dayak & Madura intinya dilatarbelakangi oleh adanya penguasaan sumber ekonomi yg dilakukan oleh kalangan suku Madura terhadap kalangan suku Dayak.

4. Konflik Politik

Konflik politik berkaitan dgn adanya kudeta & ketimpangan relasi kekuasaan. Secara lebih spesifik, pertentangan politik merupakan pertentangan antar individu atau kelompok dlm rangka memperebutkan kekuasaan.

Contoh pertentangan politik terlihat terperinci pada masa kampanye pemilihan umum. Suatu partai politik akan condong berkonflik dangan partai lain yg dianggap bersebrangan dlm hal tujuan & kepentingan.

5. Konflik Internasional

konflik internasional

Sumber gambar: alarabiya.net

Konflik internasional merupakan konflik yg berada pada ranah internasional dgn melibatkan dua atau beberapa negara. Konflik internasional umumnya terkait info kedaulatan negara & sengketa perbatasan.

Contoh pertentangan internasional yg sering muncul di media yakni pertentangan antara Palestina & Israel yg memperebutkan tanah.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Pasar Modal

Struktur Proposal Kegiatan

Isi Sumpah Pemuda

Dampak Positif & Negatif Konflik Sosial

Selain imbas negatif, konflik sosial dlm penduduk pula mempunyai beberapa pengaruh positif, diantaranya:

Dampak Positif

  • Memperkuat integrasi & solidaritas internal kelompok;
  • Mendorong terjadinya pergantian sosial guna menghilangkan keadaan kesenjangan dlm penduduk ;
  • Mendorong perbaikan kapasitas lembaga yg berwenang pada suatu negara;
  • Mendorong penduduk menjadi lebih dinamis.

Dampak Negatif

  • Menciptakan kondisi ketidakteraturan sosial dlm masyarakat;
  • Mengancam norma & nilai sosial yg sudah terbentuk sebelumnya dlm suatu masyarakat;
  • Menciptakan sifat praduga buruk antar suatu kalangan;
  • Hilangnya kendali sosial dlm penduduk .

Bentuk Pengendalian Konflik Sosial

  • Mediasi

    Merupakan bentuk pengendalian konflik dgn pemberian pihak ketiga. Mediator merupakan julukan bagi pihak ketiga dgn syarat pihak ketiga tersebut mesti bersikap netral. Peran perantara cuma sebagai medium yg menengahi kedua bilah pihak yg berkonflik lantaran solusi mesti tiba dr pihak yg berkonflik.

  • Arbitrasi

    Merupakan bentuk pengendalian pertentangan dgn perlindungan pihak ketiga selaku pemberi keputusan/solusi terbaik.

  • Konsiliasi

    Merupakan bentuk pengendalian pertentangan dgn pemberian forum tertentu lewat proses diskusi antara pihak-pihak yg berkonflik sehingga dapat dipraktekkan solusi terbaik.

Kontributor: Sabrina Burhanudin, S.Sos.

Alumni Sosiologi FISIP UI