Kongres Pemuda 1

Kongres Pemuda 1 adalah konferensi kepemudaan bersifat nasional pertama di Hindia Belanda. Kegiatan ini mempertemukan persatuan-persatuan pemuda yg bersifat kedaerahan seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Sumatra, & organisasi yang lain. Kongres Pemuda 1ni dilaksanakan pada tanggal 30 April sampai dgn 2 Mei tahun 1926 di Batavia.

Kongres Pemuda 1ni merupakan hasil langsung dr menjamurnya organisasi-organisasi kepemudaan, yg pada puncaknya berupaya menemukan banyak persamaan. Persatuan-persatuan yg bersifat kedaerahan ataupun ideologis, pada dasarnya berupaya untuk mengentaskan segala penderitaan penduduk Hindia. Kongres ini menjadi salah satu jalur yg diambil untuk menambahgerakan kemerdekaan.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Kerajaan Samudra Pasai

Perang Dunia 2

Latar Belakang Pelaksanaan Kongres Pemuda 1

Politik Etis yg dicanangkan oleh Kerajaan Belanda pada awal kala ke-20 menumbuhkan elit-elit intelektual gres di Hindia. Intelektual ini kemudian berupaya melaksanakan pergerakan untuk perbaikan penduduk pribumi yg didiskriminasi & dirugikan akibat kolonialisasi. Organisasi pergerakan menjadi corong utama karena dapat menyatukan banyak orang atas dasar pandangan baru atau identitas kedaerahan tertentu. Sehingga pada kemajuan selanjutnya banyak ditemui organisasi-organisasi pergerakan seperti ini. Misalnya Indische Partij, Sarekat Islam, & Boedi Oetomo. Organisasi pergerakan yg masing-masing mempunyai landasan pergerakan & tujuan sendiri, tetapi belum mencoba untuk berkolaborasi membuat gerakan yg lebih masif.

Adapun organisasi ini meskipun mengikat atas dasar kesamaan, namun perbedaan dgn organisasi yang lain tak mampu disangkal. Terkadang perbedaan wangsit, kepercayaan, identitas, & cara gerak menjadi kendala untuk berkolaborasi. Kongres Pemuda dirancang untuk membuat suatu pertemuan yg memulai kerja sama di atas semua perbedaan yg ada. Mendasarkan pergerakan ke depan menjadi tolong-menolong & satu tujuan yakni perbaikan nasib rakyat & kemerdekaan bangsa. Kongres Pemuda 1 yg dilaksanakan pada tahun 1926 ialah hasil dr upaya tersebut, dilatarbelakangi oleh kebutuhan yg mendesak untuk melancarkan pergerakan bersifat nasional untuk menekan Pemerintah Kolonial Hindia Belanda.

  Sejarah Terbentuknya Pmi Di Indonesia

Tokoh-Tokoh

Kongres Pemuda 1 ini diinisasi oleh Pemuda Indonesia, Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), & Perhimpunan Indonesia di Belanda. Gagasan untuk melaksanakan fusi gerakan dirasa penting mengingat pemerintah tak segan membubarkan pergerakan yg dianggap radikal. Kongres Pemuda 1 di Batavia tanggal 30 April-2 Mei 1926 didatangi oleh perhimpunan-perhimpunan berikut :

  1. Jong Java
  2. Jong Sumatranen Bond
  3. Jong Ambon
  4. Sekar Rukun
  5. Jong Islamieten Bond
  6. Studerenden Minahasaers
  7. Jong Bataks Bonds
  8. Pemuda Kaum Theosofi
  9. Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia

Sementara ada beberapa tokoh-tokoh yg berperan penting dlm aktivitas ini. Beberapa diantaranya menyampaikan pidato & pemikiran mewakili perhimpunannya untuk direalisasikan dlm forum pergerakan yg tengah dirancang bersama dlm Kongres Pemuda 1.

A. Mohammad Yamin

Mohammad Yamin merupakan seorang pelopor cowok yg berasal dr Melayu, hadir mewakili Jong Sumatranen Bond. Adapun dlm lembaga ini ia memberikan bahwa di masa mendatang penting untuk memiliki bahasa & kesusastraan Indonesia. Bahasa Melayu diharapkan mampu dianggap selaku Bahasa Indonesia di kemudian hari menggantikan bahasa Belanda. Gagasan ini dianggap sebagai upaya pertama menempatkan bahasa Melayu selaku bahasa nasional Indonesia menggantikan Belanda. Meskipun di atas kertas ada banyak bahasa di Hindia, ide ini kemudian dapat diterima di lembaga-forum selanjutnya.

B. Muhammad Tabrani

Muhammad Tabrani merupakan seorang wartawan yg hadir dlm Kongres Pemuda 1 mewakili Jong Java. Ia bertugas selaku ketua panitia yg mengundang para peserta & memimpin jalannya aktivitas. Seperti halnya Mohammad Yamin, ia menyetujui adanya bahasa Indonesia sebagai penguat bangsa dengan-cara nasional. Namun penggunaan bahasa Melayu dinilai kurang besar lengan berkuasa dengan-cara dasar, sebab Melayu dianggap cuilan dr Indonesia. Negara Indonesia perlu memiliki bahasa Indonesia yg mengakar dr banyak bahasa yg ada.

Hasil Kongres Pemuda 1

Hasil utama sekaligus yg terpenting dlm pelaksanaan Kongres Pemuda 1 ini ialah penerimaan wacana wangsit pergerakan nasional. Bahwa kesuksesan dr kepentingan-kepentingan yg diperjuangkan cuma akan terwujud melalui gerakan yg besar. Punggawa-punggawa organisasi harus menyepakati adanya cita-cita persatuan & kemerdekaan Indonesia, desain bangsa & negara Indonesia, serta berbagai acara kepemudaan di banyak bidang. Meski begitu, hasil dr Kongres Pemuda 1 ini condong kurang jelas. Dikarenakan pertama kalinya terdapat lembaga mirip ini, masing-masing pihak berupaya keras untuk mendapatkan persamaan yg ada. Kemudian mengedepankannya menjadi inti usaha, mengesampingkan perbedaan-perbedaan yg menghambat pergerakan.

Masih ada keraguan, perbedaan pengertian, & kurang pengertian satu sama lain. Hal ini sedikit banyak didasarkan oleh masih kuatnya kepentingan yg bersifat ideologis atau etnosentris. Selain itu pula mampu dikatakan sebagai hasil jangka panjang dr politik pecah belah Belanda (devide et impera)

Dampak Pelaksanaan Kongres Pemuda 1

Dampak Kongres Pemuda 1 dengan-cara lazim yaitu dimulainya kesadaran dlm pergerakan bersifat nasional. Sebelumnya organisasi yg ada bersifat ideologis, kedaerahan, atau berdasarkan identitas tertentu yg terpecah-pecah. Sikap pemerintah kolonial yg keras kepada pergerakan radikal akan senantiasa sukses memadamkan pergerakan. Dalam pertemuan ini, disadari bahwa pergerakan dengan-cara nasional akan mengembangkan daya tawar bangsa Indonesia di hadapan pemerintah. Memaksa mereka untuk menyimak pendapat banyak sekali kelompok & mengedepankan keadilan seperti yg diharapkan. Dengan ini, impian kemerdekaan bangsa & negara Indonesia kian kongkret untuk dicapai.

Dampak penting yg yang lain ialah bahwa Kongres Pemuda 1 ini disepakati selaku awal dr konferensi selanjutnya. Kongres Pemuda 1 yg dilaksanakan pada tahun 1928 kemudian menjadi titik balik yg lebih berpengaruh dlm perumusan identitas bangsa Indonesia selaku suatu pergerakan menuju kemerdekaan. Kesepakatan ini dilaksanakan untuk menindaklanjuti hasil-hasil dr Kongres Pemuda 1 yg masih samar & perlu diterjemahkan dlm putusan atau acara tertentu.

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI

Materi Sejarah lainnya di Sosiologiku.com: