Berikut adalah pembahasan tentang cara pengendalian sosial, upaya pengendalian sosial, teknik pupaya pengendalian penyimpangan sosialengendalian sosial, langkah langkah pengendalian sosial, upaya pencegahan penyimpangan sosial, upaya pengendalian penyimpangan sosial, pencegahan penyimpangan sosial.
Cara-cara & Upaya Pengendalian Sosial
Terjadinya penyimpangan sosial di tengah kehidupan masyarakat mampu berpengaruh kepada keteraturan sosial. Oleh alasannya itu, perlu dilakukan upaya pengendalian penyimpangan sosial seperti berikut.
Ada banyak bentuk upaya pengendalian sosial baik yg diterapkan dlm lingkungan keluarga, sekolah, maupun di masyarakat luas.
a. Cara Pengendalian sosial berdasarkan maksudnya
Jika diklasifikasikan menurut tujuannya, pengendalian sosial mampu dibedakan menjadi tiga, yakni tujuan inovatif, regulatif, & eksploratif.
1) Tujuan inovatif atau konstruktif
Suatu bentuk pengendalian sosial dikategorikan bermaksud inovatif atau konstruktif apabila pengendalian sosial tersebut diarahkan pada pergantian sosial yg dianggap bermanfaat.
Penerapan wajib belajar 9 tahun yg dicanangkan pemerintah merupakan salah satu teladan bentuk pengendalian sosial yg bertujuan kreatif atau konstruktif. Mengapa demikian?
Karena bila setiap penduduk menaati aturan tersebut, maka bukan saja pemerintah yg mujur karena mempunyai sumber daya manusia yg berpendidikan sekurang-kurangnyasetingkat SMP, akan tetapi bagi individu yg sukses mengikuti aturan tersebut mempunyai bekal wawasan untuk dapat mendapatkan potensi melakukan pekerjaan yg lebih baik bila dibanding dgn orang yg tak memiliki pendidikan sama sekali.
2) Tujuan regulatif
Pengendalian sosial dikategorikan bermaksud regulatif, apabila pengendalian sosial tersebut dilandaskan pada kebiasaan atau etika istiadat. Misalnya pemerintah kabupaten mencanangkan wajib jam mencar ilmu dr jam 18.00 sampai jam 21.00 bagi setiap penduduk.
Hal tersebut bermaksud mengarahkan supaya warga memiliki kebiasaan yg baik, yakni mempergunakan waktu luang sebelum tidur untuk berguru.
3) Tujuan eksploratif
Pengendalian sosial dikategorikan bertujuan eksploratif, apabila pengendalian sosial tersebut dimotivasikan oleh kepentingan diri, baik dengan-cara pribadi maupun tidak.
Penerapan tata tertib di sekolah merupakan salah satu pola pengendalian sosial yg bermaksud eksploratif, sebab tata tertib disusun dgn tujuan meningkatkan motivasi siswa dlm merencanakan diri sebagai generasi muda yg berkualitas dilandasi pada penguasan iptek (ilmu wawasan & teknologi) & imtak (keimanan & ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa).
b. Cara Pengendalian sosial berdasarkan pelaksanaannya
Macam-macam teknik pengendalian sosial bila ditinjau dr aspek pelaksanaannya, mampu dilaksanakan dgn cara kompulsi, pervasi, persuasif, & koersif
1) Cara kompulsi (compultion)
Pengendalian sosial dengan-cara kompulsi dijalankan dgn menciptakan sebuah suasana yg mampu mengubah sikap atau sikap yg negatif. Misalnya jika ada siswa yg enggan memakai dasi, maka setiap menemui siswa yg tak berdasi ditegur & diterangkan pentingnya berdasi.
2) Cara pervasi (pervation)
Pengendalian sosial dengan-cara pervasi dikerjakan dgn menyampaikan norma/nilai dengan-cara berulang-ulang & terus menerus dgn cita-cita norma/nilai tersebut menempel dlm jiwa seseorang, sehingga akan terbentuk sikap seperti apa yg diharapkan.
3) Cara persuasif/tanpa kekerasan
Pengendalian sosial cara persuasif lebih menekankan pada usaha untuk mengajak atau membimbing berupa usulan biar berperilaku sesuai norma yg ada.
4) Cara coercive atau cara kekerasan/paksaan
Pengendalian cara coercive dilakukan dgn kekerasan jika cara persuasif tak berhasil.
c. Cara Pengendalian sosial menurut jumlah yg terlihat
Apabila ditinjau dr faktor jumlah yg terlibat, teknik/cara pengendalian sosial mampu dikerjakan dgn cara:
1) Pengawasan dr individu terhadap individu yang lain.
Contohnya seorang ayah yg menasihati anaknya, seorang teman yg menegur temannya yg sudah berbuat salah, & lain-lain.
2) Pengawasan dr individu terhadap golongan.
Contohnya seorang instruktur sepak bola yg mengarahkan tim sepak bolanya, seorang guru yg menjelaskan materi pada muridmuridnya, & lain-lain.
3) Pengawasan dr kelompok kepada golongan.
Contohnya sekelompok mahasiswa KKN (kuliah kerja nyata) sedang memperlihatkan penyuluhan pada penduduk .
4) Pengawasan dr kelompok kepada individu.
Contohnya warga masyarakat yg mengucilkan seorang warganya yg sudah melanggar norma.
d. Cara Pengendalian Sosial menurut Sifatnya
Menurut sifatnya, pengendalian sosial dibedakan dlm bentuk preventif, represif, & gabungan preventif & represif.
1) Cara Pengendalian sosial preventif
Pengendalian sosial preventif yakni perjuangan yg dijalankan sebelum terjadi pelanggaran, atau bertujuan menghalangi terjadinya pelanggaran. Rambu-rambu lalu lintas dimaksudkan sebagai upaya pencegahan (preventif) semoga tak terjadi kekacauan dlm lalu lintas.
2) Cara Pengendalian sosial represif
Pengendalian sosial represif yaitu usaha yg dilaksanakan sesudah pelanggaran terjadi, ditujukan untuk memulihkan kondisi pada situasi seperti sebelum terjadinya pelanggaran.
Misalnya hukuman penjara bagi pelaku kejahatan merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial represif. Dengan tertangkapnya pelaku kejahatan ini suasana lingkungan masyarakat menjadi aman & membuat pelakunya jera.
3) Cara Pengendalian sosial adonan antara preventif dan represif
Pelaksanaan operasi tertib lalu lintas yg dilaksanakan oleh jajaran kepolisian merupakan salah satu bentuk pengendalian sosial bersifat preventif sekaligus represif. Mengapa demikian?
Dengan adanya operasi tertib yg dilancarkan oleh yg berwaji menyebabkan masyarakat berhati-hati, sebelum mengendarai kendaraan melengkapi surat-surat & membekali diri dgn wawasan mengenai rambu-rambu kemudian lintas, sehingga tak akan terkena hukuman.
Adapun bagi yg melaksanakan pelanggaran pada saat operasi tertib tersebut akan dikenai sanksi sesuai aturan yg berlaku, sehingga sifatnya represif.
Baca juga: Pengertian Pengendalian Sosial