Laporan Keuangan Bank

Bank merupakan lembaga yg memegang peranan penting berkaitan dgn keuangan. Dalam suatu periodenya, setiap keuangan yg berjalan nantinya akan dilaporkan sebagai bentuk tanggung jawab oleh pihak-pihak yg menanganinya.

Ada banyak materi yg harus dikuasai dlm menyusun laporan keuangan perbankan, karena terdapat syarat mutu serta kualitatif dlm akuntansi perbankan. Untuk lebih jelasnya, pembahasan mengenai laporan keuangan bank berikut dapat diikuti.

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan dapat didefinisikan sebagai laporan atau catatan keuangan dlm suatu periode akuntansi yg dilaporkan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen pada seluruh pihak terkait, serta dapat menggambarkan kinerja suatu perusahaan.

Dalam catatan tersebut, semua transaksi yg melibatkan uang akan tercantum, termasuk kegiatan penjualan, pembelian, maupun kredit. Dalam satu periode pelaporan, setiap perusahaan atau lembaga menetapkan kebijakannya masing-masing mengenai waktunya, dapat berupa bulanan atau tahunan.

Dengan adanya laporan keuangan tersebut, perusahaan dapat melakukan evaluasi untuk menentukan perkembangan perusahaan di masa berikutnya. Selain itu, adanya laporan keuangan pula dapat membantu mengatasi masalah keuangan yg terjadi.

Ruang Lingkup Laporan Keuangan

1. Arti Penting Laporan Keuangan

Pada awalnya, laporan keuangan hanya dijadikan sebagai alat penguji dr orang yg bekerja di bagian pembukuan. Namun, seiring berjalannya waktu laporan keuangan tersebut telah menjadi indikasi atau gambaran dr kondisi perusahaan itu sendiri.

Selain itu, dgn adanya gambaran kondisi tersebut, pihak-pihak tertentu dapat melakukan analisa untuk mengetahui informasi-informasi tertentu.

2. Analisis Laporan Keuangan

Yang dimaksud dgn analisis laporan keuangan adalah suatu proses yg dapat dilakukan untuk mengambil informasi dr laporan keuangan suatu perusahaan, terutama posisi keuangan perusahaan tersebut.

Tak hanya itu saja, hasil analisis laporan keuangan pula bisa menjadi informasi mengenai kelebihan serta kelemahan yg dimiliki oleh perusahaan yg melaporkannya. Dengan adanya informasi ini, suatu keputusan dapat diambil.

3. Syarat-Syarat Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan yg baik harus memenuhi seluruh kriteria yg ada di bawah ini, seperti:

  • Relevan, yakni isi laporan yg dilaporkan harus memiliki hubungan dgn pihak-pihak yg membutuhkannya untuk dijadikan sebagai dasar mengambil keputusan.
  • Dapat dimengerti, yakni laporan keuangan telah disusun dgn jelas serta mudah dipahami orang yg memakainya.
  • Daya uji, artinya laporan keuangan dapat diuji kebenarannya karena telah memenuhi konsep-konsep dasar serta prinsip akuntansi.
  • Netral, artinya laporan keuangan tersebut tak memihak siapa pun, karena sifatnya umum & objektif.
  • Tepat waktu, yakni laporan keuangan yg dilaporkan harus sesuai dgn periode akuntansinya.
  • Daya banding, artinya laporan keuangan tersebut memiliki kemampuan untuk dibandingkan dgn laporan keuangan lainnya di lain periode, atau laporan keuangan suatu perusahaan dgn perusahaan lainnya dlm periode yg sama.
  • Lengkap, yakni laporan keuangan telah memenuhi kriteria-kriteria di atas & pembaca memperoleh informasi yg benar dr laporan keuangan tersebut.

Fungsi Laporan Keuangan Bank

Adanya laporan keuangan yg dilaporkan dlm satu periode pelaksanaan tentu memiliki fungsinya, berkaitan dgn perusahaan, dlm hal ini adalah bank. Adapun fungsi yg dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Menggambarkan Kondisi Bank

Angka-angka yg tercantum dlm laporan keuangan bank adalah nyata & menunjukkan kondisi bank tersebut dengan-cara menyeluruh. Melalui laporan tersebut, kondisi bank dapat dilihat, apakah sedang mendapat keuntungan besar, kecil, atau bahkan mengalami kerugian.

Keluar masuknya arus kas dlm periode tertentu pula dapat dilihat dgn jelas, apakah lancar atau tidak. Kesimpulannya, informasi-informasi yg disampaikan dlm catatan laporan keuangan bank itulah yg menjadi tolok ukur mengenai kondisi bank dlm suatu periode.

Bank dapat dikatakan dlm kondisi yg baik, apabila mengalami keuntungan & arus kas lancar. Sebaliknya, jika bank mengalami kerugian & arus kas terhambat, maka kondisi bank bisa dikatakan mengkhawatirkan & perlu pemecahan masalah.

2. Bahan Evaluasi

Dengan gambaran perusahaan yg sudah didapatkan, pihak manajemen perusahaan melalui informasi laporan keuangan dapat melakukan evaluasi terhadap kinerja bank dlm suatu periode.

Contohnya, jika pada laporan keuangan menunjukkan bank mengalami kerugian, maka pihak manajemen bisa melakukan evaluasi & menganalisis apa yg menjadi penyebab bank mengalami hal tersebut.

Setelah analisis penyebab ditemukan, mereka akan berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut agar perusahaan dapat memperoleh keuntungan di periode berikutnya. Selain itu, dgn informasi laporan keuangan tersebut bank pula dapat menentukan rencana operasional ke depannya.

Saat membuat keputusan, bank pula bisa mempertimbangkan laporan keuangan yg sudah dilaporkan.

3. Bentuk Tanggung Jawab Bank

Kasus-kasus korupsi yg kerap terjadi di sebuah lembaga atau perusahaan dapat diketahui salah satunya melalui laporan keuangan yg disampaikan. Untuk itu, laporan keuangan bank pula disusun sebagai bentuk pertanggungjawaban pada pihak-pihak terkait dgn lembaga tersebut.

Dalam konteks internal perusahaan, laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban pengelola keuangan pada pihak manajerial serta dewan direksi.

Dalam konteks eksternal, laporan keuangan tersebut merupakan bentuk pertanggungjawaban perusahaan pada para pemegang saham.

Hal itu karena para pemegang saham merupakan penanam modal di perusahaan tersebut. Jadi, mereka perlu mengetahui bagaimana perusahaan tempat mereka menanam modal menjalankan uang yg diberikan.

Selain itu, laporan keuangan ini pula dapat menjadi bentuk pertanggungjawaban perusahaan pada pemerintah, bahwasanya operasional kegiatan perusahaan sudah baik & tak melakukan pelanggaran hukum.

4. Bentuk Kredibilitas Perusahaan

Adanya laporan keuangan yg menggambarkan kondisi perusahaan pula dapat mempengaruhi kredibilitasnya. Kredibilitas perusahaan dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga tersebut.

Dengan begitu, laporan keuangan pula menjadi pertimbangan para investor saat hendak menanamkan modal di perusahaan tersebut. Fakta ini sekaligus menjadikan laporan keuangan bank sekarang sudah tersedia dengan-cara publik yg dapat diakses dengan-cara transparan.

Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dalam ilmu akuntansi, terdapat 4 jenis laporan keuangan yg harus diketahui, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Neraca Bank

Neraca atau posisi keuangan adalah jenis laporan keuangan yg menunjukkan saldo aset, ekuitas, serta kewajiban yg terdapat di akhir periode akuntansi. Disebut posisi keuangan karena neraca menunjukkan nilai-nilai kekayaan bersih yg dimiliki sebuah perusahaan.

Kewajiban dapat dihapus dr total aset untuk bisa melihat kekayaan bersih suatu perusahaan. Untuk menunjukkan saldo akun, neraca tak dilaporkan dgn hitungan periode, melainkan dlm hitungan minggu atau dua minggu.

Neraca ini sangat bisa diandalkan bagi pengguna laporan keuangan yg menginginkan informasi posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun informasi utama yg bisa diperoleh dr neraca ini antara  lain:

a. Aktiva

Aktiva merupakan segala sumber daya yg legal & ekonomis milik suatu perusahaan, atau disebut pula aset. Contoh aktiva perusahaan antara lain uang, bangunan, mobil, & tanah. Menurut waktunya, aktiva dibagi menjadi dua, yaitu:

  • Aktiva Lancar

Yang dimaksud aktiva lancar adalah aset yg dapat dikonversi serta dikonsumsi selama 12 bulan sejak tanggal dilaporkannya aktiva tersebut. Contoh aktiva jangka pendek ini adalah uang tunai, bahan baku, kas kecil, prabayar, barang dlm proses, barang jadi, & lain sebagainya.

  • Aktiva Tidak Lancar

Kebalikan dr aktiva lancar, aktiva tak lancar merupakan aset yg diperkirakan akan dikonversi serta dikonsumsi dlm waktu lebih dr 12 bulan, sejak tanggal dilaporkannya aktiva tersebut. Aktiva jenis ini dapat berupa aset berwujud maupun tak berwujud.

Yang termasuk ke dlm jenis aktiva ini adalah bangunan, tanah, investasi jangka panjang, peralatan komputer, & lain sebagainya.

b. Liabilitas

Liabilitas merupakan kewajiban yg dibebankan pada perusahaan saat berutang pada orang maupun perusahaan lain. Contoh liabilitas atau kewajiban antara lain utang pajak, pembelian kredit, utang bunga, pinjaman bank, & lain sebagainya.

Liabilitas pula terbagi ke dlm dua jenis, yakni:

  • Liabilitas Lancar

Liabilitas lancar merupakan kewajiban utang yg harus dibayarkan perusahaan dlm tempo satu tahun, seperti pembelian kredit dlm satu bulan.

  • Liabilitas Tidak Lancar

Utang yg memiliki tanggal jatuh tempo lebih dr satu tahun lamanya dinamakan sebagai liabilitas tak lancar, seperti sewa jangka panjang lebih dr satu tahun.

c. Ekuitas

Yang disebut dgn ekuitas adalah sesuatu yg membedakan antara aktiva dgn liabilitas, seperti modal saham, saham preferen, laba ditahan, serta reserves. Besarnya nilai ekuitas dipengaruhi oleh adanya perubahan aktiva & liabilitas dlm suatu periode.

Dengan menghilangkan liabilitas & pula aset, nilai bersih ekuitas milik suatu perusahaan dapat dihitung.

2. Laporan Laba / Rugi Bank

Laporan laba rugi adalah jenis laporan keuangan yg hanya melaporkan 3 jenis informasi keuangan, yaitu pengeluaran, pendapatan, serta laba atau rugi yg didapatkan perusahaan dlm satu periode tertentu.

Laporan jenis ini terkadang disebut pula dgn pernyataan kinerja keuangan, karena dgn laporan ini kinerja keuangan sebuah perusahaan dr periode ke periode dapat diukur serta dinilai. Untuk menyusun laporan laba atau rugi, terdapat 2 format yg digunakan, antara lain:

a. Cara Langsung (Single Step)

Dengan menggunakan cara langsung atau single step, laporan keuangan akan disusun dr penjumlahan pendapatan dr atas ke bawah dlm satu kelompok, serta menguranginya dgn total biaya maupun beban yg ada dlm suatu periode tertentu.

b. Cara Bertahap (Multi Step)

Saat menggunakan cara bertahap atau multi step, pendapatan operasional akan dibedakan dgn pendapatan non operasional. Adapun pendapatan operasional merupakan pendapatan berdasarkan kegiatan pokok perusahaan, sedangkan non operasional merupakan pendapatan di luar kegiatan utama.

Agar lebih memahami tentang laporan laba/rugi, berikut penjelasan 3 informasi utama yg menjadi bahan laporan, di antaranya:

a. Pendapatan

Yang dimaksud dgn pendapatan adalah hasil penjualan barang maupun jasa dlm suatu periode akuntansi. Dalam laporan laba rugi, pendapatan yg disajikan merupakan hasil penjualan dengan-cara tunai serta dengan-cara kredit.

Bagian ini akan menunjukkan seberapa banyak penjualan bersih dapat dilakukan oleh perusahaan dlm suatu periode.

Namun, bagian pendapatan dlm laporan laba rugi hanya berupa ringkasan, jadi apabila hendak melihat rinciannya perlu melihat catatan pendapatan tersendiri dlm laporan keuangan.

Manfaat dr adanya laporan pendapatan ini adalah jalur pendapatan yg meningkat maupun menurun dapat dilihat dengan-cara signifikan.

b. Pengeluaran

Yang disebut dgn pengeluaran adalah beban biaya atau dana operasional yg dihabiskan dlm periode tertentu. Pengeluaran dapat dibagi menjadi biaya operasional, biaya pajak, serta biaya bunga yg dibayarkan perusahaan.

Biaya operasional yg dimaksud adalah biaya gaji, utilitas, transportasi, depresiasi, serta biaya pelatihan bagi karyawan. Untuk menyajikan informasi pengeluaran dlm laporan laba rugi, sifat & fungsi pengeluaran tersebut dapat digunakan.

c. Untung atau Rugi

Pendapatan & pengeluaran yg sudah diketahui, kemudian akan dijadikan bahan perhitungan untuk menentukan besaran laba bersih maupun laba rugi yg didapatkan perusahaan dlm suatu periode akuntansi.

Perusahaan bisa dikatakan mendapat keuntungan jika dlm suatu periode pendapatan lebih besar dibandingkan dgn pengeluaran. Sebaliknya, perusahaan dikatakan mengalami kerugian jika nilai pendapatan justru lebih kecil dr pengeluaran.

3. Laporan Kualitas Aktiva Produktif

Aktiva produktif yaitu penanaman dana oleh suatu bank baik yg berupa nilai dlm rupiah maupun valuta asing, seperti penentuan dana antar-bank, kredit, penyertaan, surat berharga, maupun komitmen & kontigensi transaksi rekening administratif.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan, aktiva produktif dengan-cara langsung maupun dengan-cara tak langsung dapat memberikan sumbangan pada perusahaan di masa mendatang. Kualitas aktiva produktif dapat dinilai dr kolektibilitasnya, seperti ketepatan pembayaran pokok & bunga & kemampuan debitur.

Kualitas aktiva produktif dibagi lagi menjadi 5 jenis, yakni:

a. KAP Lancar (Pass)

KAP digolongkan lancar jika mampu memenuhi kriteria seperti ketepatan waktu pembayaran angsuran pokok maupun bunga, mempunyai mutasi rekening aktif, serta memiliki bagian kredit dgn jaminan agunan tunai.

b. KAP dlm Perhatian Khusus (Special Mention)

Setingkat lebih rendah dr sebelumnya, suatu KAP dinyatakan sebagai special mention apabila memiliki tunggakan angsuran pokok maupun bunga dgn waktu kurang dr 3 bulan atau 90 hari, mutasi rekening relatif aktif, kadang-kadang menjadi cerukan, serta adanya pinjaman baru.

c. Kurang Lancar (Substandard)

KAP dikatakan kurang lancar apabila terjadi tunggakan angsuran pokok maupun bunga lebih dr 90 hari, mutasi rekening cenderung rendah, sering terjadi cerukan, dokumen pinjaman tergolong lemah, serta adanya kemungkinan masalah keuangan debitur.

d. Diragukan (Doubtful)

Adanya tunggakan angsuran pokok maupun bunga lebih dr 180 hari, terjadinya rekapitulasi bunga, cerukan bersifat permanen, serta wanprestasi lebih dr 180 hari, merupakan ciri-ciri dr KAP yg diragukan.

e. Macet (Loss)

KAP yg tergolong macet memiliki ciri tunggakan lebih dr 270 hari, adanya kerugian operasional yg ditutup dgn pinjaman baru, serta tak dapat dicairkannya jaminan dengan-cara wajar dr segi hukum maupun kondisi pasar.

4. Laporan Komitmen & Kontigensi

Jenis transaksi perbankan yg digolongkan ke dlm komitmen & kontigensi merupakan transaksi yg belum tercantum dlm neraca maupun laporan laba rugi. Transaksi ini bersifat off balanced, artinya belum perlu dibukukan serta belum dapat berpengaruh terhadap posisi aktiva maupun pasiva.

a. Komitmen Bank

Adapun yg disebut sebagai komitmen bank adalah ikatan maupun kontrak yg tak bisa dibatalkan sepihak, & bila persyaratan yg telah disepakati terpenuhi maka wajib dilaksanakan. Komitmen ini bersifat pasti, karena mengikat dua belah pihak dlm perjanjian tertulis.

Namun, komitmen bisa dibatalkan jika dua belah pihak menyetujuinya & apabila dibatalkan sepihak maka akan berlanjut ke jalur hukum.

b. Kontigensi Bank

Kontigensi bank dapat didefinisikan sebagai keadaan yg tak bersifat pasti, apakah suatu bank akan mendapatkan laba atau rugi. Karena bersifat tak pasti, bank tak terikat dgn kewajiban tagihan atau kewajiban riil lainnya saat ini.

Jika suatu peristiwa terjadi di masa mendatang, barulah menjadi kewajiban bagi bank yg melakukan transaksi kontigensi tersebut.

Sebagai seorang akuntan atau karyawan yg bekerja di bidang pelaporan keuangan harus memahami beberapa materi di atas. Hal itu disebabkan laporan keuangan harus disusun dengan-cara jelas & benar agar suatu perusahaan dapat menjadi perhatian pihak lain yg hendak berhubungan dengannya.

  13 Kegiatan yang Mencerminkan Persatuan dan Kesatuan dalam Keberagaman Agama