Latar Belakang Kejadian Sampit Pada Tahun 2001

Peristiwa sampit terjadi 18 tahun kemudian, tepatnya Februari 2001. Peristiwa tersebut terjadi alasannya didasari oleh konflik antar etnis & merupakan bencana paling tragis yg pernah terjadi di Indonesia. Apa yg terlintas di kepala tatkala mengingat peristiwa tersebut? Tidak lain adalah menakutkan. Peristiwa ini terjadi di Sampit, Kalimantan Tengah & merupakan salah satu sejarah yg pula tak bisa dilupakan oleh sebagian orang yg terlibat maupun yg hanya sekedar mengetahui ceritanya dr layer televisi. Mayat-mayit bergelimpangan, beberapa rumah dibakar & disertai dgn teriakan-teriakan untuk terus melakukan agresi pertempuran & penyerangan.

Jika membaca kembali perihal peristiwa Sampit, maka akan didapatkan beberapa kesimpang-siuran penyebab perang sampit. Beberapa menyampaikan bahwa insiden ini pertama kali dipicu oleh penduduk Madura. Namun, ada pula yg menyebutkan bahwa masyarakat Dayak ialah yg terlebih dulu mengawali konflik. Akan namun tak bisa dipungkiri & yg menjadi kenyataan yakni insiden ini merupakan pertentangan antar etnis & sungguh disayangkan karena konflik ini mengkonsumsi korban jiwa & harta yg tak sedikit.

Ada yg menyebutkan bahwa permulaan mula insiden ini didasari oleh ketidaksepahaman yg dirasakan oleh kedua etnis tersebut terhadap usulan pemerintah berupa program transmigrasi. Hal ini pula makin dipicu oleh metode ekonomi yg mulai dikuasai oleh orang-orang Madura yg merupakan pendatang di wilayah Sampit. Selain itu, ada pula yg mengatakan bahwa orang-orang Madura telah menenteng & memunculkan imbas buruk bagi warga wilayah orisinil Sampit.

Namun, data terpercaya mengatakan bahwa permulaan suatu tindakan anarkis ini ialah tewasnya Sandong yg merupakan warga Dayak. Akan namun, kematian Sandong tak pernah mendapatkan titik jelas perihal siapa pelaku sebenarnya, hingga menyebabkan ratusan warga Dayak mendatangi tempat insiden di mana Sandong didapatkan tewas. Mereka pun tak memperoleh hasil atas aksi tersebut, & cuma kian kecewa serta murka. Hal ini yg melatar belakangi agresi anarkis berikutnya. (Baca juga: Sejarah Perang Batak)

  Isi Undang-undang Pokok Agraria Tahun 1870

Di antaranya, terjadinya pembakaran rumah-rumah, kendaraan, & beberapa usaha milik orang-orang Madura. Selain itu, ada pula yg menyebutkan bahwa pelaku pembunuhan Sandong bersembunyi di Sampit. Kemudian ada pula kabar yg tersebar bahwa beberapa orang Madura di Sampit menyimpan beberapa bom rakitan & akan melakukan penyerangan pada malam Natal. Meskipun berita wacana bom ini tak pernah tebukti.

Hal ini pula diperparah dgn lambatnya penanganan pihak berwenang kepada perkara Sandong yg membuat orang-orang Dayak merasa tak menerima keadilan. Kasus ini kemudian memanggil perkara lain berdatangan, mirip orang-orang Dayak yg berada di Sampit menyerang salah satu warga Madura bernama Matayo. Kejadian penyerangan ini adalah bentuk balas dendam atas perkara sebelumnya. Yaitu penyerangan di daerah Kereng Pangi & menewaskan seluruh anggota keluarga yg berjumlah empat orang. (Baca juga: Penyebab Perang Aleppo)

Atas serangan ini maka aksi saling balas dendam semakin menjadi, di mana orang-orang Madura mendatangi rumah Timil yg merupakan salah satu orang Dayak yg disangka telah menyembunyikan salah satu pelaku penyerangan terhadap rumah orang Madura. Meski Timil sudah diamankan pihak berwenang pada saat itu, akan tetapi orang-orang Madura merasa tak puas dgn agresi ang dikerjakan pihak berwenang tersebut & secepatnya pula melaksanakan penyerangan kembali terhadap rumah keluarga dr Timil. Kejadian penyerangan ini pastinya pula menyantap korban jiwa.

Dapat ditentukan bahwa pada tanggal 18 hingga 19 Februari Sampit dikuasai oleh orang-orang Madura & mereka bertahan hingga melaksanakan penelusuran terhadap orang-orang Dayak yang lain. Saling tak terima dgn perlakuan tersebut, karenanya pertentangan makin menjadi & makin meluas hingga terjadi penyerangan hingga ke tempat tinggal-rumah orang Dayak, serta pembunuhan pun makin luas terjadi. Hingga pada tanggal 20 Februari orang-orang Dayak yg berasal dr luar kota, mirip mirip Seruyan, Ratua Pulut, Perenggean, Katingan Hilir, bahkan Barito pula berdatangan ke Sampit untuk kemudian membantu melakukan penyerangan. Atas insiden ini maka saling serang tak bisa dielak lagi hingga nyawa & harta benda orang-rang yg tak tahu apa-apa pula ikut menjadi korban. Dari cerita ini bisa dilihat bahwa kedua etnis tersebut cuma mengedepankan ego & pula emosi. (Baca juga: Sejarah Perang Bosnia & Serbia)

  7 Kerajaan Bercorak Hindu Buddha di Indonesia

Tidak berhenti hingga di situ, orang-orang Daya makin berdatangan & makin anarkis melakukan penyerangan. Bahkan ada yg menyampaikan bahwa sebelum menyerang mereka dibekali dgn ilmu-ilmu yg bisa membuat kebal dr segala jenis serangan. Tidak sedikit pula yg pula dibekali dgn indera penciuman yg sangat tajam, ilmu seperti ini bermaksud biar mereka bisa membedakan mana yg merupakan orang-orang Madura & bukan. Hal ini semakin menciptakan orang-orang Dayak menguasai beberapa wilayah yg hampir semuanya merupakan penggalan dr Kalimantan Tengah. Hingga Februari berakhir, berdasarkan data bahwa terdapat lebih dr 100.000 orang Madura yg ditemukan selamat diungsikan keluar Sampit, & terdapat sekitar 500 hingga 1.300 orang Madura ditemukan tewas. (Baca juga: Penyebab Perang Bali)

Tidak sedikit kerugian yg telah dialami, & pula kengerian yg dicicipi berhasil menyimpan memori yg kelam. Korban pembantaian tak mengenal usia, bawah umur hingga cukup umur, laki-laki, serta wanita tak luput dr amukan ego & kebencian. Peristiwa ini merupakan salah satu bencana yg terbesar mengkonsumsi korban yg pernah terjadi di Kalimantan. Dengan melihat kesemrawutan atas insiden ini & banyaknya korban yg berjatuhan, tak serta merta membuat pegawapemerintah yg berwenang untuk segera turun tangan menanggulangi. Butuh waktu lama & para pegawapemerintah cuma berhasil meredam tragedi ini dgn hasil yg minim. Hal ini bisa dilihat dr banyaknya korban, hingga ratusan yg meregang nyawa.

Peristiwa ini baru rampung sekitar pertengahan Maret 2001 dgn disertai perjanjian hening antar suku Dayak & Madura. Di samping itu, di Sampit pula dibangun suatu tugu perdamaian sebagai tanda bahwa kedua etnis ini sudah berdamai dr pertentangan. (Baca juga: Penyebab Perang Ambon)

  4 Insiden Di Akhir Peperangan Bandung Lautan Api

Di samping itu, peristiwa Sampit seperti mencoreng image rakyat Indonesia yg terkenal ramah & dikagumi oleh negara lain. Oleh sebab itu, lewat insiden ini sudah sepatutnya kita mencar ilmu dr kesalahan di masa kemudian, & tak mengedepankan ego semata untuk menanggulangi suatu permasalahan. Tentu saja terdapat banyak pelajaran yg bisa diambil dr peristiwa ini. Semoga tak ada lagi insiden seperti ini yg terjadi di masa yg akan datang. (Baca juga: Pahlawan Nasional dr Madura)