Latar Belakang Pemberontakan PKI Madiun 1948 Beserta Sejarahnya

Semenjak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus 1945, perjuangan pemerolehan kemerdekaan Indonesia tak berhenti begitu saja. Masih ada banyak usaha yg dilakukan oleh para hero yg sudah gugur mendahului kita untuk menjaga kemerdekaan Indonesia. Banyak tantangan yg dihadapi oleh para pendahulu kita dlm menjaga kemerdekaan Indonesia. Dalam mata pelajaran sejarah yg diajarkan di sekolah-sekolah, proses pemerolehan & mempertahankan kemerdekaan tak berjalan dgn mulus. Bangsa-bangsa yg pernah menjajah Indonesia masih tak rela jika Indonesia memperoleh kemerdekaan. (baca juga: Perbedaan Kolonialisme & Imperialisme Barat)

Oleh lantaran itu, bangsa-bangsa tersebut masih melakukan intervensi di wilayah negara Indonesia baik melalui intervensi dengan-cara militer maupun intervensi dengan-cara politik. Selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Indonesia pula mendapatkan tantangan dr dlm negeri sendiri. Tantangan yg dihadapi oleh negara Indonesia adalah pemberontakan-pemberontakan yg terjadi di dlm negeri selaku bentuk dr kekecewaan golongan masyarakat pada pemerintah Indonesia pada saat itu. Dari beberapa pemberontakan yg pernah terjadi di Indonesia, pemberontakan yg dijalankan oleh PKI di Madiun pada tahun 1948 ialah salah satu pemberontakan paling besar yg pernah terjadi di Indonesia. Melalui postingan ini, dibahas dengan-cara lebih lanjut perihal latar belakang & sejarah pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.

Latar Belakang Terjadinya Pemberontakan

Terjadinya pemberontakan dlm PKI Madiun pada tahun 1948 merupakan efek yg ditimbulkan dr adanya kejatuhan metode pemerintahan dlm kabinet yg dipimpin oleh seorang tokoh yg berjulukan Amir Syarifuddin. Jatuhnya kabinet yg dipimpin oleh Amir Syarifuddin sesudah perkembangan pergerakan kebangsaan Indonesia di masa radikal sesudah tahun 1908 merupakan salah satu bentuk kegagalan pemerintah pada masa itu untuk mempersatukan Indonesia.

Masa Turunnya Kabinet

Perlu kita ketahui, sistem pemerintahan pada masa kabinet yg dipimpin oleh Amir Syarifuddin disebabkan oleh pemerintah pada masa kemerdekaan Indonesia dimana pada dikala itu terjadi pertumbuhan wilayah Indonesia menurut persetujuanRenville yg dilakukan oleh pemerintah Belanda & pemerintah Indonesia. Perjanjian Renville yg disepakati oleh pihak Belanda & Indonesia membuat kerugian yg sangat besar bagi pihak Indonesia & menimbulkan kegagalan dlm berbagai faktor & bidang sehingga dgn sungguh terpaksa, tata cara pemerintahan kabinet yg dipimpin oleh Arif Syarifuddin mesti selesai atau dgn kata lain kabinet tersebut harus turun dr sistem pemerintahan yg ada. Berikut hal yg melatarbelakangi dr masa turunnya kabinet:

  • Turunnya kabinet yg dipimpin oleh Arif Syarifuddin sebagai akhir dr adanya kesepakatanRenville memberikan efek tersendiri bagi eksklusif Arif Syarifuddin sendiri. (baca juga: Faktor Perubahan Sosial)
  • Diberhentikannya kabinet pimpinan Arif Syarifuddin yg kemudian digantikan dgn kabinet gres yakni kabinet Hatta membuat Arif Syarifuddin merasa kecewa terhadap keputusan pemerintah pada ketika itu yg dirasa sepihak tanpa adanya negosiasi terlebih dahulu dgn kabinet Arif Syarifuddin.
  • Bagi pihak kabinet Amir Syarifuddin, keputusan sepihak yg dilakukan oleh pemerintah saat itu dirasa tak sesuai dgn kondisi penduduk Indonesia.
  • Kekecewaan yg timbul dr pihak kabinet Amir Syarifuddin berbuntut panjang. Amir Syarifuddin bersama dgn kalangan-kalangan masyarakat yg sepaham & sepemikiran dengannya mengutarakan ketidak setujuan mereka terhadap pergantian kabinet yg dikerjakan pemerintah lantaran pengaruh dr adanya perjanjian Renville yg dijalankan oleh pemerintah Indonesia dgn pemerintah Belanda. (baca juga: Proses Interaksi Sosial)

Masa Mulai Pemberontakan Tahun 1928

Rasa kekecewaan yg dimiliki oleh Amir Syarifuddin bersama dgn kelompoknya menumbuhkan rasa ingin merebut kembali dudukannya dlm kabinet seperti sebelum kabinet Hatta naik mengambil alih kabinet Amir Syarifuddin. Sebagai bentuk pemenuhan dr macam-macam keperluan insan yaitu membentuk interaksi antar sesama manusia, Amir Syarifuddin kemudian membentuk sebuah asosiasi atau suatu kalangan di dlm penduduk Indonesia yg disebut dgn Front Demokrasi Rakyat (FDR). Front Demokrasi Rakyat ini dibentuk oleh Amir Syarifuddin pada 28 Juni 1948 sebagai upaya untuk merebut kembali kabinet pemerintahan dr kabinet yg sedang berlangsung & berkerja pada saat itu. FDR yg dibuat oleh Amir Syarifuddin tak cuma terdiri dr sekelompok penduduk yg tergabung dlm FDR tetapi pula melibatkan beberapa partai yg ada di Indonesia mirip:

  • Partai Sosialis Indonesia
  • Partai Komunis Indonesia
  • Pemuda Sosialis Indonesia
  • Partai Buruh Indonesia
  • Sarekat Buruh Perkebunan Republik Indonesia

Beberapa partai yg tergabung dlm Front Demokrasi Rakyat menjadi memperkuat aksi yg dilaksanakan oleh Amir Syarifuddin & kelompoknya untuk merebut kekuasaan kabinet pada tata cara pemerintahan yg sedang berlangsung pada waktu itu. Selanjutnya, Amir Syarifuddin tolong-menolong dgn Front Demokrasi Rakyat membentuk suatu organisasi yg anggotanya lebih banyak didominasi terdiri atas kaum buruh & kaum petani. Alasan Amir Syarifuddin mendekati kaum buruh & kaum petani untuk melancarkan aksinya yaitu kurangnya pendidikan dr kedua kaum tersebut yg menjadikan kedua kaum tersebut gampang diberikan kepercayaan-dogma gres sehingga dapat mendukung aksi yg dilakukan oleh Amir Syarifuddin bersama dgn kelompoknya. Secara garis besar, kekecewaan yg dialami oleh Amir Syarifuddin beserta kelompoknya ialah argumentasi yg melatar belakangi terjadinya pemberontakan PKI Madiun pada tahun 1948.

Baca juga:

Tujuan Pemberontakan Dalam PKI Madiun 1948

Sponsors Link

Pemberontakan yg dilaksanakan oleh Arif Syarifuddin berserta kelompoknya yg selanjutnya disebut sebagai pemberontakan PKI Madiun merupakan bentuk kekecewaan yg dimiliki oleh Artif Syarifuddin bersama dgn kelompoknya pada pemerintah dikala itu. Dalam menjalankan aksinya, pemberontakan ini mempunyai beberapa tujuan, diantaranya:

1. Menggulingkan Pemerintahan

Tujuan utama pemberontakan yg dilakukan oleh Arif Syarifuddin berserta dgn Front Demokrasi Rakyat ialah menggulingkan pemerintahan pada saat itu. Sistem pemerintahan kabinet yg dipimpin oleh Hatta dirasa tak sesuai dgn pemikiran & pengertian yg dimiliki oleh Arif Syarifuddin. Selain itu, rasa kekecewaan yg dimiliki oleh Arif Syarifuddin tatkala kabinetnya diberhentikan & digantikan oleh kabinet Hatta menciptakan Arif Syarifuddin ingin melakukan balas dendam dgn menggulingka pemerintahan yg ada sehingga Arif Syarifuddin bareng dgn kelompoknya dapat menduduki kabinet kembali.

Tujuan penggulingan pemerintahan yg akan dilakukan oleh Amir Syarifuddin menerima sokongan dr Front Demokrasi Rakyat sehingga dlm aksinya, Amir Syarifuddin menerima santunan dr FDR ini. Tujuan penggulingan pemerintahan yg dilakukan oleh Amir Syarifuddin & kelompoknya pastinya bukan merupakan pola hidup rukun yg terjadi baik di dlm masyarakat maupun di dlm kehidupan bernegara. (baca juga: Pengertian Mediasi)

2. Menggantikan Ideologi

Semenjak Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya dr penjajahan bangsa lain, Indonesia telah memiliki ideologi bangsa selaku landasan hidup bangsa Indonesia dlm bertanah air & berbangsa Indonesia. Ideologi tersebut yaitu ideologi Pancasila yg hingga sekarang kita akui selaku dasar negara kita Indonesia. Pada tahun 1948, Amir Syarifuddin bareng dgn kelompokknya mempunyai harapan untuk mengganti ideologi negara yakni Pancasila menjadi ideologi negara komunis.

Penggantian ini dikarenakan Amir Syarifuddin beserta kelompoknya merasa bahwa ideologi Pancasila tak pas dgn kondisi & situasi bangsa Indonesia pada dikala itu. Oleh lantaran itu, adanya pemberontakan PKI merupakan bentuk upaya yg dijalankan oleh Amir Syarifuddin bersama dgn kelompoknya dlm rangka untuk mengganti ideologi nasional Indonesia yakni Pancasila dgn ideologi komunis.  (baca juga: Faktor Penghambat Perubahan Sosial Budaya)

3. Membentuk Negara Komunis

Tujuan tamat dr pemberontakan dlm PKI Madiun 1948 yakni membuat negara kesatuan republik Indonesia menjadi negara komunis. Hal ini merupakan tindak lanjut yg dijalankan oleh Amir Syarifuddin beserta kelompoknya sehabis berhasil mengganti ideologi Pancasila. Negara komunis yg ingin dibuat lewat negara Indonesia merupakan negara komunis yg berkiblat pada Uni Soviet pada saat itu yg menganut paham komunisme. Rencana penamaan negara pula sudah dijalankan pada masa pemberontakan dlm PKI Madiun ini. Jika pemberontakan berhasil dikerjakan, maka nama negara Indonesia akan dirubah menjadi Negara Republik Soviet Indonesia. Pembentukan Indonesia menjadi negara komunis dapat menjadikan efek yg negatif bagi bangsa Indonesia khususnya pada keanekaragaman suku bangsa & budaya di Indonesia pada dikala itu.

Aksi Perjalanan Pemberontakan Dalam PKI Madiun 1948

ads

Setelah Arif Syarifuddin membentuk Front Demokrasi Rakyat selaku bentuk kekecewaan yg muncul karena diberhentikannya kabinet yg dipimpinnya dengan-cara sepihak, Arif Syarifuddin kemudian menyusun beberapa strategi untuk merebut kembali kekuasaan kabinet Hatta yg sedang berjalan. Strategi yg dijadwalkan & dilakukan oleh Front Demokrasi Rakyat untuk melancarkan planning Arif Syarifuddin lebih condong pada pendekatan pada penduduk melalui hasutan-hasutan agar penduduk Indonesia menjadi terpengaruh. (baca juga: Alat Komunikasi Zaman Sekarang)

Tentu saja, aksi yg dilaksanakan oleh Arif Syarifuddin berserta dgn Front Demokrasi Rakyat menyebabkan permasalahan aturan di Indonesia yg serius karena berpengaruh pada stabilitas nasional terlebih pada saat itu, Indonesia sendiri masih berada di bawah tekanan bangsa lain dlm mempertahankan kemerdekaannya. Adapun beberapa aksi yg dilancarkan oleh Front Demokrasi Indonesia untuk melancarkan rencana Amir Syarifuddin dlm merebut kembali posisi kabinet diantaranya:

  • Menumbuhkan Rasa Tidak Percaya di Dalam Masyarakat.

Front Demokrasi Rakyat menggeluti di tengah-tengah kehidupan masyarakat lewat pendekatan-pendakatan dengan-cara halus maupun frontal untuk menumbuhkan rasa ketidak percayaan penduduk pada jalannya pemerintahan ketika itu. FDR melaksanakan aneka macam macam penghasutan pada penduduk semoga terjadi gejolak yg mampu mengusik stabilitas nasional negara Indonesia. (baca juga: Kegiatan Ekspor Impor)

Selain itu, aksi FDR pula menyasar pada jaringan-jaringan kaum buruh & kaum petani dgn melaksanakan aksi pemogokan kerja dengan-cara besar-besaran yg dapat menciptakan kondisi ekonomi di Indonesia menjadi terganggu. Cara-cara kotor yg dijalankan oleh FDR tentu saja menggeser nilai-nilai manusia selaku makhluk ekonomi yg bermoral karena hasutan-hasutan yg dilaksanakan oleh FDR pada kaum buruh & kaum petani membuat kedua kaum tersebut menjadi merasa tak percaya pada pemerintah walupun hasutan tersebut tak sesuai dgn kenyataan yg terjadi di Indonesia.

  • Membentuk Front Nasional

Dalam melancarkan aksinya, Front Demokrasi Rakyat pula tak hanya menggeluti di dlm kehidupan penduduk Indonesia. FDR pula melakukan penetrasi pada pihak pemerintahan Indonesia dgn mengantarkan wakil-wakilnya untuk duduk di dlm metode pemeritahan ketika itu. Melalui wakil-wakil FDR yg ada di dlm sistem pemerintahan, FDR melakukan penghasutan pada anggota-anggota sistem pemerintahan untuk membentuk suatu poros atau front yg dinamakan dgn Front Nasional. (baca juga: Batas Wilayah Laut Di Indonesia)

Front Nasional ini dibuat dgn mempersatukan aneka macam macam bentuk kekuasaan dlm faktor sosial maupun politik khususnya yg mempunyai rasa kekecewaan kepada kebijakan pemerintah untuk bergabung & tolong-menolong melakukan intrik dlm pemerintahan. Intrik yg dilakukan oleh Front Nasional ini ditujukan untuk memperlihatkan goncangan atau persoalan pada metode pemerintahan yg sedang berlangsung pada saat itu, yakni kabinet yg dipimpin oleh Hatta.

  • Menjadikan Madiun Sebagai Basis Pemerintah

Front Demokrasi Rakyat yg dipimpin oleh Amir Syarifuddin membuat kota Madiun yg terletak di provinsi Jawa Timur selaku basis atau markas pemerintahan. Dengan kata lain, basis pemerintahan yg didirikan oleh FDR merupakan basis pemerintahan tandingan dr pemerintahan pusat Indonesia. Untuk melancarkan pembuatan basis pemerintahan di kota Madiun, FDR melaksanakan pendekatan-pendekatan dengan-cara khusus pada penduduk kota Madiun & sekitarnya melalui fungsi bahasa daerah lokal serta melaksanakan penghasutan pada penduduk yg ada di kota terssebut. (baca juga:Jenis-jenis Akomodasi)

Selain membuat kota Madiun sebagai basis pemerintahan, FDR pula membuat kota Madiun selaku tempat penyuplai kebutuhan FDR yg tersebar di daerah-daerah Indonesia. FDR pula menentukan kota Surakarta untuk melakukan aksi pemberontakannya. Namun khusus untuk kota Surakarta, FDR hanya melakukan kesemrawutan selaku alat pengalihan Tentara Nasional Indonesia (Tentara Nasional Indonesia) biar agresi FDR di kota-kota Indonesia lainnya dapat berjalan dgn tanpa hambatan.

  • Penarikan Pasukan

Selama menjalankan asksinya, Front Demokrasi Rakyat sudah memiliki pasukan yg tersebar di daerah-daerah. Pasukan ini tadinya ikut membantu Indonesia dlm rangka mempertahanan kemerdekaan Indonesia. Namun dgn adanya propaganda & hasutan yg dijalankan oleh FDR, beberapa pasukan pejuang kemerdekaan mampu dikendalikan oleh FDR. FDR kemudian menawan semua pasukan yg dimilikinya dr medan perang untuk menyebar ke beberapa wilayah binaan FDR yg ada di Indonesia, selaku berikut tujuannya:

Sponsors Link

  1. Penyebaran pasukan FDR ke wilayah-wilayah binaan FDR ditujukan untuk memperkuat pertahanan & keselamatan di dlm wilayah binaan tersebut. (baca juga: Ciri-Ciri Kapitalisme)
  2. Pasukan yg tersebar di aneka macam wilayah binaan FDR menciptakan posisi FDR menjadi makin kokoh sehingga Amir Syarifuddin menjadi semakin percaya untuk menjalankan aksinya dlm merebut kekuasaan kabinet yg sedang berjalan di dlm tata cara pemerintahan dikala itu.
  3. Bergabungnya tokoh bermana Muso yg kembali dr kota Moskow pada 11 Agustus 1948 membuat posisi Amir Syarifuddin menjadi kian menguntungkan. Amir Syarifuddin bareng dgn kelompoknya yaitu
  4. Front Demokrasi Rakyat secepatnya melakukan langkah-langkah pendekatan pada Muso yg membuahkan hasil yaitu terjadi penggabungan kekuatan diantara Muso & Amir Syarifuddin. (baca juga: Pengertian Solidaritas)
  5. Penggabungan kekuatan ini terjadi diantara Partai Komunis Indonesia dgn Front Demokrasi Rakyat yg memperkuat usaha Amir Syarifuddin dlm menggulingkan pemerintahan kabinet Hatta yg sedang berlangsung pada saat itu.
  6. Kondisi ini makin memperparah keadaan lantaran pendekatan & hasutan-hasutan yg dilaksanakan oleh kedua kelompok ini makin gencar, utamanya dlm menumbuhkan rasa ketidak percayaan penduduk pada pemerintah melalui aksi propaganda.
  7. Propaganda yg dijalankan oleh kedua golongan tersebut mampu menjadi salah satu faktor perubahan sosial di dlm penduduk karena terdapat pembentukan opini di dlm masyarakat yg menciptakan kehidupan bermasyarakat menjadi bergejolak.

Gejolak yg muncul di dlm masyarakat karena adanya gerakan pemberontakan yg dilakukan oleh PKI & FDR didasari oleh pemerintah pada waktu itu. Pemerintah kemudian melakukan tindakan yg tegas lewat Tentara Nasional Indonesia untuk memulihkan keadaan yg terjadi. Upaya-upaya diplomasi pula dijalankan oleh pemerintah untuk meredam gerakan pemberontakan ini namun tak membuahkan hasil yg memuaskan. Oleh lantaran itu, pada pertengahan bulan September 1948, tejadi pertempuran diantara pemerintah Indonesia melalui Tentara Nasional Indonesia dgn kalangan pemberontak yaitu PKI & FDR yg terpusat di kota Madiun yg terletak di provinsi Jawa Timur.

Kondisi ini makin diperparah dgn adanya proklamasi pendirian negara Republik Soviet Indonesia yg dilakukan oleh Muso pada 18 September 1948. Mendengar hal tersebut, pemerintah Indonesia melalui TNI melalukan gerakan cepat untuk menumpas pemberontakan PKI & FDR yg terjadi dgn berujung pada ajal Muso & penangkapan Amir Syarifuddin beserta dgn pendukungnya yg kemudian dijatuhi hukuman mati oleh pemerintah Indonesia sehingga perkembangan awal politik pada awal kemerdekaan dengan-cara berangsur-angsur membaik.

Demikianlah penjelasan mengenai latar belakang pemberontakan dlm PKI Madiun 1948 beserta sejarahnya. Pemberontakan yg terjadi pada dikala itu merupakan bentuk pelampiasan rasa kekecewaan & kekecewaan suatu kalangan terhadap pemerintah. Di masa sekarang, mampu saja pemberontakan kembali terjadi. Oleh karena itu kita sebagai warga negara Indonesia wajib menjaga persatuan & kesatuan bangsa agar pemberontakan-pemberontakan di masa kemudian tak terulang kembali. Kiranya postingan ini mampu berguna bagi para pembaca sekalian.

  Sejarah Kota Semarang Lengkap Beserta Peninggalan Bersejarah