Latar Belakang Peperangan Ambarawa Di Magelang

Pertempuran Ambarawa ialah pertempuran pasca kemerdekaan Republik Indonesia. Latar belakang peperangan Ambarawa disebabkan kehadiran pasukan NICA & pasukan Inggris yg tiba kembali & berusaha menggoyahkan pemerintahan RI yg sudah terbentuk.

Latar Belakang Pertempuran Ambarawa

Pasukan Sekutu mendarat di kota Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu tersebut membebaskan tawanan perang yg berada di Ambarawa & Magelang. Namun, pasukan tersebut malah mempersenjatai tawanan yg sudah dibebaskan. Selain membebaskan tawanan perang yg berada di Ambarawa & Magelang, Sekutu tiba ke Indonesia untuk (1) Menerima penyerahan kekuasaan dr tangan Jepang; (2) Melucuti & mengumpulkan orang Jepang untuk dipulangkan; (3) Menegakkan & mempertahankan kondisi hening untuk diserahkan pada pemerintah sipil; & (4) Menghimpun keterangan perihal & menuntut penjahat perang.

Pasukan yg dibebaskan ialah tawanan perang dr Eropa. Pembebasan & pesenjataan tawanan mengakibatkan beberapa kejadian pada tanggal 26 Oktober. Insiden tersebut terjadi antara pasukan Sekutu & pasukan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) sebelum peperangan Ambarawa.

Insiden yg terjadi sebelum pertempuran Ambarawa dapat diakhiri sehabis pemimpin kedua belah pihak melakukan suatu perjanjian. Pertemuan berjalan di Magelang pada 2 November 1945 antara kedua tokoh, yakni Ir. Soekarno dr Republik Indonesia & Brigadir Jenderal Bethell dr Sekutu. Kesepakatan yg sukses diraih pada konferensi tersebut adalah:

  1. Pembebasan lalu lintas di sepanjang jalan Ambarawa-Magelang baik bagi pihak Indonesia ataupun Sekutu.
  2. Pihak Sekutu tetap akan menempatkan pasukan di kota Magelang. Hal ini mempunyai tujuan untuk mengurus penyelamatan & melindungi pasukan Sekutu yg menjadi tawanan ketika penjajahan Jepang.
  3. Pihak Sekutu bersepakat untuk tak mengakui acara tubuh-badan yg dibawanya, tergolong pasukan NICA.
  4. Dilakukannya pembatasan atas jumlah pasukan dr pihak Sekutu.

Akan namun, Sekutu melanggar perjanjian yg telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pertempuran pun akhirnya pecah pada tanggal 20 November 1945. Pertempuran berlangsung antara pasukan Tentara Keamanan Rakyat yg dipimpin oleh Mayor Sumarto dgn pasukan dr pihak Sekutu.

Selanjutnya, pada 21 November 1945, Sekutu melaksanakan penarikan pasukan yg berada di Magelang menuju ke Ambarawa. Pasukan tersebut ikut bergabung dlm pertempuran Ambarawa di bawah perlindungan pesawat tempur milik Belanda. Baca pula latar belakang Pertempuran 5 Hari di Semarang, penyebab Peristiwa Bandung Lautan Api, & latar belakang G30S PKI.

Kronologi Pertempuran Ambarawa

Satu hari sehabis peperangan Ambarawa berlangsung, esoknya dilanjutkan di perkotaan. Pihak Sekutu menyerang perkampungan di tempat Ambarawa. Pasukan Tentara Keamanan Rakyat yg merupakan campuran dr beberapa wilayah, seperti Salatiga, Kartasura, & Boyolali mengambil langkah bertahan di pemakaman Belanda.

Pasukan tersebut membentuk posisi di sepanjang jalur rel kereta api yg pada waktu itu membelah Ambarawa. Pertempuran pun akhirnya terjadi kembali. Pasukan Tentara Keamanan Rakyat mengawali serangan di pagi hari tepat pada tanggal 21 November 1945. Pasukan TKR tersebut ialah pasukan dr arah Magelang, yakni pasukan Divisi V Purwokerto & dipimpin oleh Imam Androngi. Serangan di pagi hari ini bermaksud untuk menghantam munduru pasukan musuh yg berlokasi di Desa Pingit. Serangan pasukan Tentara Keamanan Rakyat tersebut sukses & bisa menduduki daerah Pingit.

Langkah selanjutnya ialah dgn merebut beberapa desa disekitarnya. Pasukan yg dipimpin oleh Imam Androngi terus melanjutkan sepak terjangnya. Bantuan pun tiba, yakni dr Batalyon 8 yg dipimpin oleh Mayor Sarjono, Batalyon 10 yg dipimpin oleh Mayor Suharto, & pertolongan dr Batalyon yg dipimpin Mayor Sugeng. Pasukan Sekutu pun risikonya terkepung, namun perjuangan perlawanan masih dikerjakan. Perlawana Sekutu dijalankan dgn mengerahkan tank yg dilancarkan dr arah belakang pasukan TKR. Perlawanan pasukan Sekutu memiliki peluang mengancam nyawa pasukan militer Indonesia. Pasukan TKR karenanya mengambil keputusan dgn cepat untuk mundur ke daerah Bendono.

Bala tunjangan pun tiba dr Resim 2, yakni Batalyon Polisi yg dipimpin oleh Onie Sastro Atmojo & batalyon dr kota Yogyakarta. Bantuan ini membuahkan hasil, sehingga mampu menahan pergerakan musuh di desa Jambu. Kolonel H. Iskandar memimpin rapat/ negosiasi para komandan pasukan Tentara Keamanan Rakyat di desa tersebut.

Rapat tersebut memutuskan pembentukan komando yg diberi nama “Markas Pimpinan Pertempuran”. Markas tersebut dipusatkan di kota Magelang. Wilayah Ambarawa kemudian dibagi menjadi 4 sektor, yakni sektor barat, sektor timur, sektor selatan, & sektor utara. Selanjutnya, dijalankan siaga dengan-cara bergantian. Serangan yg terjadi tanggal 26 November menewaskan komandan pasukan dr Purwokerto, yakni Letkol Isdiman. Kolonel Sudirman kemudian mengambil alih pasukan.Baca pula kronologi Pertempuran Medan Area, Peristiwa Rengasdengklok: latar belakang & kronologis, kronologi Perang Dunia 2, & negara yg terlibat Perang Dunia 2.

Strategi & Akhir Pertempuran Ambarawa

Kolonel Sudirman kemudian mengumpulkan para komandan setiap sekotr di Ambarawa pada tanggal 11 Desember 1945. Kemudian diraih persetujuan untuk melaksanakan serangan pada pagi hari keesokan harinya. Serangan dibuka dgn tembakan mitraliur tepat pada pukul 04.30. Serangan pun disusul dgn penembakan-penembakan oleh karaben. Serangan di Ambarawa pun menjadi memanas sesudah itu. Jalanan Ambarawa-Semarang mampu dikuasai Pasukan Keamanan Rakyat selama 1 jam 1/5 jam. Pertempuran berjalan dgn sengit & dipimpin eksklusif oleh Kolonel Sudirman.

Pihak Indonesia menggunakan taktik pengepungan berlapis atau rangkap yg dilakukan dr dua sisi. Pasukan Sekutu hasilnya berhasil dikepung oleh pasukan Tentara Keamanan Rakyat. Komunikasi & pasokan pasukan Sekutu pula mampu diputus dr induknya, taktik tersebut pun cukup sukses.

Puncak peperangan Ambarawa terjadi pada bulan Desember, yakni pada 12 Desember 1945. Pasukan TKR dengan-cara bersama-sama menuju target masing-masing yg sudah ditentukan. Setengah jam berjalan, kemudian pasukan Tentara Keamanan Rakyat sukses mengepung pasukan Sekutu yg bertempat di Kota. Pertahanan terkuat menurut asumsi berada di Benteng Williem, yg terletak di tengah kota Ambarawa.

Pasukan Tentara Keamanan Rakyat sukses mengepung kota ini selama 4 hari 4 malam. Pihak Sekutu pun merasa terjepit & mundur meninggalkan daerah Ambarawa menuju kota Semarang pada 15 Desember 1945. Setelah terjadi selama empat hari, risikonya pada tanggal tersebut pula pertempuran rampung. Pasukan Tentara Keamanan Rakyat RI berhasil menggantikan tempat Ambarawa dr tangan Sekutu. Pertempuran bersejarah ini pun akibatnya sukses dgn kemenangan Indonesia.

Baca pula dampak Pertempuran Ambarawa, pengaruh Pemberontakan Andi Azis, & imbas Peristiwa Malari. Inilah penjelasan mengenai latar belakang peperangan Ambarawa & kronologi serta strategi & simpulan peperangan Ambawarawa. Semoga bermanfaat.

  Tonggak Sejarah Bangsa Pada Pemilu 1999