close

Sejarah Terbentuknya Pmi Di Indonesia

PMI atau Palang Merah Indonesia yaitu organisasi perhimpunan nasional di Indonesia yg bergerak dlm bidang sosial kemanusiaan. Dengan slogan “setetes darah Anda, nyawa bagi sesama”, PMI dibentuk pada tanggal 17 September 1945. Palang Merah Indonesia dlm pelaksanaannya tak berpihak pada satu golongan tertentu, ras, suku ataupun agama tertentu, pula tak membeda – bedakan, memprioritaskan korban yg paling memerlukan pertolongan secepatnya untuk keselamatan jiwa. Tujuh prinsip dasar Gerakan Internasional Palang Merah & Bulan Sabit Merah adalah kemanusiaan, kesamaan, kesukarelaan, kemandirian, kesatuan, kenetralan, & kesemestaan. PMI saat ini diketuai oleh Jusuf Kalla, mempunyai sebanyak 33 cabang PMI kawasan tingkat propinsi, & sekitar 408 PMI Cabang tingkat kota/kabupaten di seluruh Indonesia, pula nyaris 1,5 juta orang sukarelawan.

Pendirian Palang Merah Indonesia merupakan bagian dr sejarah pembentukan Palang Merah Internasional yg digagas oleh Henry Dunant. Dunant yg terinspirasi untuk merawat korban perang di Kota Solferino, Italia Utara dlm pertempuran antara pasukan Perancis & Italia yg melawan pasukan Austria pada 14 Juni 1859. Ia kemudian mempelopori pembentukan International Committee of the Red Cross (ICRC) bersama empat warga Jenewa yang lain. Konvensi Jenewa atau Konvensi Palang Merah yakni bab dr kegiatan pendirian Palang Merah Internasional tersebut, & menjadi salah satu acuan atau komponen dr Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) yg menertibkan proteksi & pinjaman bagi korban perang.

Sejarah Pembentukan PMI

sejarah terbentuknya sumpah pemudaPendirian Palang Merah Indonesia bahwasanya sudah dimulai sebelum Perang Dunia II tepatnya pada tanggal 12 Oktober 1873. Pada saat masa penjajahan Belanda di Indonesia tertanggal 21 Oktober 1873 pemerintah kolonial Belanda mendirikan Palang Merah di Indonesia bernama Nederlandsche Roode Kruis Afdeeling Indie (NERKAI) yg dibubarkan pada masa penjajahan Jepang di Indonesia. Awal sejarah terbentuknya PMI dimulai sejak tahun 1932 dgn disponsori Dr. R.C.L. Senduk & Dr. Bahder Djohan yg membuat rancangan pembentukan PMI.

  Sejarah Peristiwa Jepang Menyerah Terhadap Sekutu Tanpa Syarat

Rancangan tersebut disokong luas oleh kalangan terpelajar Indonesia yg kemudian mengajukannya ke Sidang Konferensi Narkai pada tahun 1940, tetapi mengalami penolakan mentah – mentah. Karena penolakan tersebut maka rancangan disimpan sampai mendapatkan ketika yg sempurna untuk pengajuan kembali. Pada masa kolonial Jepang, mereka menjajal kembali untuk mengawali sejarah terbentuknya PMI, namun sekali lagi pemerintah Jepang menolak sehingga rencana tersebut kembali tertunda. Kemudian pada tanggal 3 September 1945 Presiden Soekarno memberi perintah pada Menteri Kesehatan Kabinet I dr. Buntaran Martoatmodjo untuk membentuk tubuh Palang Merah Nasional, sebagai bukti untuk ditunjukkan pada dunia internasional bahwa Negara Indonesia yaitu suatu fakta yg kasatmata setelah memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945.

Pada tanggal 5 September 1945 dr. Buntaran membentuk Panitia Lima yg terdiri dr dr. R. Mochtar selaku Ketua, dr. Bahder Johan sebagai penulis, tiga anggota panitia lain yaitu dr. Joehana, Dr. Marjuki & dr. Sitanala untuk mempersiapkan sejarah terbentuknya PMI. Tepat pada tanggal 17 September 1945 terbentuk Pengurus Besar Palang Merah Indonesia (PMI) dgn Mohammad Hatta sebagai ketua pertamanya. Hingga kini insiden ini diperingati sebagai Hari PMI.

Pada tanggal 16 Januari 1950 pemerintah Belanda membubarkan NERKAI & menyerahkan aset – asetnya pada PMI. Pihak NERKAI diwakili oleh dr. B. Van Trich sedangkan dr PMI diwakili oleh Bahder Djohan. Pada tanggal 16 Januari 1950 dikeluarkan Keppres no.25 yg diperkuat dgn Keppres no.246 tanggal 29 November 1963, yg pertanda pengesahan pemerintah Indonesia atas eksistensi PMI. Ketahui pula mengenai manfaat APEC bagi anggotanyatujuan organisasi AFTA & tujuan organisasi ANZUS.

Tugas utama PMI menurut kedua Keppres tersebut ialah untuk memberi perlindungan pada korban musibah & korban perang, sesuai dgn isi yg tercantum dlm Konvensi Jenewa 1949. Keberadaan organisasi ini dlm sejarah terbentuknya PMI diakui dengan-cara internasional oleh Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada 15 Juni 1950, sesudah itu PMI diterima sebagai anggota Perhimpunan Nasional ke 68 oleh Liga Perhimpunan Palang Merah & Bulan Sabit Merah, atau yg sekarang diketahui dgn nama International Federation Red Cross (IFRC) pada bulan Oktober 1950.

  4 Efek Zaman Renaissance Di Banyak Sekali Bidang

Kegiatan PMI (Palang Merah Indonesia)

Sejarah terbentuknya PMI memperlihatkan berbagai kesibukan yg dilakukannya berupa komitmen kepada duduk perkara kemanusiaan seperti acara Strategi 2010 yg berisi untuk memperbaiki hajat hidup penduduk yg rentan melalui penawaran khusus – penawaran khusus dr prinsip nilai kemanusiaan, penanggulangan pada bencana, kesiapsiagaan penanggulangan bencana, kesehatan masyarakat & perawatan penduduk ,  penanggulangan wabah penyakit, kesejahteraan sampaumur & manula, bermitra dgn pemerintah, organisasi & memanajemen kapasitas sumber daya , humas & promosi, pula menjalankan Plan of Action yg merupakan keputusan dr Konferensi Palang Merah & Bulan Sabit Merah ke 27 yg diselenggarakan di Jenewa, Swiss pada tahun 1999. Pada konferensi tersebut Pemerintah Indonesia & PMI selaku peserta pertemuan berikrar di bidang kemanusiaan.

Ikrar tersebut tentunya sejalan dgn tugas pokok PMI untuk menolong pemerintah di bidang sosial kemanusiaan, terutama pada tugas – peran kepalang merahan yg mencakup kesiapsiagaan pertolongan & penanggulangan tragedi, pembinaan pertolongan pertama untuk sukarelawan, pelayanan kesehatan & kesejahteraan masyarakat, pula pelayanan transfusi darah. kinerja PMI di bidang kemanusiaan & relawan dimulai dr tahun 1945 hingga ketika ini. Kegiatan & kinerja dlm sejarah terbentuknya PMI antara lain yaitu:

  • Membantu situasi pertentangan – PMI melakukan peran kemanusiaan pada masa – masa perang kemerdekaan RI, pemberontakan RMS, peristiwa Aru, gerakan PRRI di Sumatra Barat, Trikora di Irian Jaya, operasi kemanusiaan di Dili, Timor Timur, pula mengatasi pengungsi di Pulau Galang.
  • Membantu korban petaka – PMI pula terjun dlm upaya menanggulangi korban bencana alam seperti gempa 1976 di Bali, korban gempa bumi di Kab. Jayawijaya, letusan gunung Galunggung pada 1982, gempa di Liwa, Lampung Barat & tsunami di Banyuwangi pada 1994,gempa besar Bengkulu sebesar 7,9 skala richter pada 1999, pertentangan Poso-Sulteng & kerusuhan di Maluku Utara (2001) & lain sebagainya.
  • Transfusi darah – Pada tahun 1978 PMI memberi penghargaan berbentukPin Emas untuk pertama kalinya pada pelaku donor darah sukarela yg sudah mendonorkan sebanyak 75 kali. Tugas & peran PMI dlm pelayanan transfusi darah sudah diatur dlm Peraturan Pemerintah No.18  tahun 1980. Unit transfusi darah PMI sudah diakui banyak memperlihatkan manfaat & pertolongan bagi orang – orang yg sangat membutuhkan darah hingga mampu menyelamatkan nyawa banyak orang. Selain itu, nyaris semua cabang PMI di berbagai daerah mempunyai unit pelayanan kesehatan berupa poliklinik. Ketahui pula perihal beberapa organisasi regional & global , tujuan organisasi AFTA & sejarah OSIS.

Pada dikala ini PMI sudah memiliki 14 divisi berdasarkan keputusan PP PMI no. 176/KEP/PP PMI/X/2010, yg mencakup Divisi Kelembagaan, Divisi Penanggulangan Bencana, Divisi Kesehatan, Divisi Relawan, Divisi Kerjasama & Pengembangan Sumber Daya, Biro Perencanaan & Hukum,  Biro Kepegawaian, & Biro Keuangan, Biro Umum, Biro Humas, Unit Pendidikan & Pelatihan, Unit Poliklinik, Unit IT & Unit Satuan Kerja Audit Internal. PMI kini ini pula membina kader – kader muda dlm sejarah pembentukan PMR (Palang Merah Remaja) yg pula menjadi bagian dr PMI.