Lewis Coser Membagi Konflik Menjadi Dua Bagian, Berikut Penjelasan dan Contohnya

Yuk Baca

Menemukan fungsi pertentangan sosial. Lewis Coser lahir di Kota Berlin, pada tahun 1913. Lewis Coser menjadi seorang sosiolog pertama yg memang menjajal untuk dapat mempertemukan fungsionalisme struktural & teori pertentangan, dimana karya Coser berfokus untuk mendapatkan fungsi konflik sosial itu sendiri.

Coser menyampain pendapat bahwa konflik mungkin berfungsi untuk mampu memperkuat kelompok yg strukturnya longgar atau lemah. 

Kemudian, pertentangan yg terjadi dlm masyarakat yg mulanya menjadi disintegrasi antar golongan sosial, mampu saja mengarah pada integratif antar masyarakat tersebut.

Misalnya konflik berkepanjangan yg terjadi antar masyarakat di timur tengah, eropa, maupun di Indonesia, yg pernah terjadi mirip perang saudara, perang merebut kekuasaan negara/tempat. 

Nah, dr pertentangan-pertentangan antar kelompok yg terjadi, menciptakan individu yg berasa terisolasi akan bergerak & berperan aktif dlm pertentangan sosial tersebut.

Lewis Coser membagi pertentangan atas dua pecahan. Lewis Coser mengatakan konflik dibagi atas dua pecahan, yaitu konflik external & konflik internal. 

Konflik external yaitu pertentangan yg terjadi antara dua kelompok yg berlainan, dimana akan memperkuat golongan yg berkonflik tersebut dgn memberikan batas-batas yg jelas dgn kelompok lain.

Konflik internal yakni suatu konflik yg timbul dlm sebuah kelompok yg mempunyai kekerabatan yg sangat intim. 

Konflik ini timbul alasannya terdapat ketegangan & perasaan-perasaan negatif yg merupakan hasil harapan individu untuk meningkatkan kesejahteraannya, kekuasaan, prestise, tunjangan sosial atau penghargaan-penghargaan lainnya. 

Karena banyak dr penghargaan-penghargaan itu bersifat langka, maka tingkat kompetisi pun tak terelakkan. 

Contoh pertentangan yg dibagi menjadi dua potongan oleh Lewis Coser. Nah, apa contoh fenomena sosial yg bisa kita lihat dr dua serpihan pertentangan external & internal yg diterangkan oleh Lewis Coser, berikut ini misalnya :

Konflik external seperti dijelaskan Coser, terjadi mampu saja antara satu, dua, maupun tiga golongan penduduk yg berlainan-beda yg sedang berkonflik untuk memperkuat batas-batas-batas-batas yg disepakati. 

Contohnya, mampu kita lihat pada terjadinya pertentangan antar suku, yaitu Suku Dayak dgn Suku Madura di Sampit, pertentangan antar Suku Aceh dgn Suku Jawa di Aceh, konflik antar Suku Lampung & Suku Bali, & pertentangan antar suku di Papua.

Konflik internal seperti yg diterangkan diatas munculnya pertentangan ini alasannya adanya ketegangan, perasaan-perasaan negatif, yg muncul dr dlm atau internal kelompok tersebut.

Contohnya, mampu kita lihat pada pertentangan internal yg ada dlm partai politik di Indonesia, contohnya ada dualisme kepemimpinan atau kepengurusan, maupun organisasi masyarakat yang lain yg sering terjadi dualisme kepengurusan. 

Disinilah adanya pertentangan-pertentangan internal yg mungkin saja perbedaan persepsi, tujuan, visi & misi, serta kepentingan-kepentingan anggota yg tak mampu tertampung dgn baik.

Oleh sebab, goresan-goresan keras antar kepentingan anggota-anggota yg pula mempunyai gerbong kepentingan masing-masing. Disinilah rentannya pertentangan internal yg mampu menciptakan perpecahan itu sendiri. 

Sumber referensi bacaan : 

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/4063/3/T2_752011003_BAB%20II.pdf

https://eprints.uny.ac.id/18838/3/BAB%20II.pdf

https://www.researchgate.net/publication/327497761_LEWIS_COSER_BIOGRAPHY

https://travellumy.com/acuan-pertentangan-antar-suku/

Keterangan Foto : 
Ilustrasi bendera partai politik di Indonesia. (Sumber : https://pelayananpublik.id/2019/11/29/pengertian-partai-politik-faedah-sejarah-sumber-dana-hingga-perkembangannya-di-indonesia/)