Liberalisme

Pengertian Liberalisme

Liberalisme adalah sebuah paham yg menginginkan keleluasaan individu dijunjung setinggi-tingginya. Kebebasan ini tentunya bersifat multidimensional, yg artinya semakin bebas masyarakat kian mendekati liberalisme yg sesungguhnya. Paham liberal tumbuh selaku antitesis dr absolutisme yg menjamur di Eropa sampai dgn renaisans.

Liberalisme dipelopori oleh kaum akil & borjuis, yg berdiri di antara kalangan raja & penduduk kelas bawah. Cita-cita besar dr keleluasaan ini yaitu kesetaraan & keadilan bagi seluruh rakyat.

Lihat pula materi Sosiologiku.com lainnya:

Aufklarung

Kontingen Garuda

Latar Belakang/Sejarah

Pokok-pokok kebebasan individu sebenarnya sudah mampu dilihat semenjak disahkannya Magna Charta pada 1215 oleh Raja John dr Inggris. Hukum ini menertibkan keadilan bagi orang selain budak atas hukuman & hak pribadinya. Setelah sempat terhambat selama ratusan tahun oleh monarki absolut & kekuasaan gereja, renaisans menjadi titik balik atas liberalisme. Tokoh-tokoh progresif bermunculan untuk menentang kekuasaan negara yg amat mengekang. Titik baliknya pada periode ke-18 terjadi tiga peristiwa penting yg mendongkrak tumbuhnya liberalisme selaku ideologi baru di dunia modern.

  • Revolusi Amerika Serikat, yg ditandai dgn pernyataan kemerdekaan pada tahun 1776. Untuk pertama kalinya, monarki besar Eropa dikalahkan oleh koloni yg berusaha untuk mendapatkan keleluasaan & kontrol atas diri sendiri.
  • Revolusi Perancis, dimulai pada 1789 karena terinspirasi oleh Revolusi Amerika. Secara radikal memberontak kepada monarki, mendirikan republik dgn kepemimpinan aristokrat, & menyebarkan paham demokrasi gres ke seluruh Eropa.
  • Terbitnya The Wealth of Nations pada tahun 1776 oleh Adam Smith, di mana ia berusaha menunjukkan kritik & alternatif atas kebijakan merkantilisme. Negara tak sebaiknya hadir dengan-cara kokoh dlm perdagangan, mendorong transaksi internasional, serta memperbaiki metode jual beli dgn lebih efektif.

Ketiga peristiwa penting di atas menjadi pecahan penting dr dimulainya penyebaran liberalisme sebagai ideologi baru. Bersama dgn rancangan demokrasi, republik, & kapitalisme, ideologi ini disambut dengan-cara luas alasannya adalah menunjukkan kesempatan & kebebasan bagi individu kecil yg semula tak mampu diperoleh pada masa sebelumnya.

Konsep Umum Liberalisme

Liberalisme merupakan sebuah rancangan ideologi yg memiliki landasan Kehidupan, Kebebasan, & Hak Milik. Ketiga hal tersebut ialah unsur utama yg mesti dipenuhi untuk memperoleh masyarakat yg liberal. Secara lebih spesifik, rancangan liberalisme memiliki pokok pedoman yg harus dipenuhi serta terbagi menjadi dua masa balasan perkembangan zaman.

Karakteristik Liberalisme

Karakteristik atau pokok-pokok liberalisme dijelaskan oleh Sukarna (1981) dlm Ideologi : Suatu Studi Ilmu Politik. Ia memaparkan bahwa liberalisme sendiri mempunyai beberapa keadaan yg harus dipenuhi untuk menjadi penduduk yg liberal. Pemenuhan kondisi ini adalah upaya untuk menuju kebahagiaan penduduk lewat sebuah ideologi kebebasan. Beberapa karakteristik tersebut yaitu sebagai berikut:

  • Kesempatan yg sama bagi seluruh penduduk dlm berbagai bidang;
  • Kesetaraan bagi seluruh penduduk di mata aturan (supremasi aturan);
  • Tindakan pemerintah berdasarkan pada kepentingan rakyat (demokratisasi);
  • Kepentingan individu menjadi tujuan utama;
  • Negara yaitu alat untuk terpenuhinya kepentingan individu;
  • Masyarakat yg dinamis, kepercayaan & doktrin sepihak dianggap tak berkaitan dlm masyarakat liberal;

Liberalisme Klasik & Modern

Liberalisme klasik mulai yg meningkat sejak periode ke-16 mengagungkan kebebasan individu & kepentingannya. Hal ini dilatarbelakangi oleh upaya membebaskan diri dr kekangan absolutisme yg sudah berlangsung berabad-periode di Eropa. Sehingga beberapa pemikir menjajal menerapkan keleluasaan sarat yg merupakan antitesis dr kekuasaan adikara. Kapitalisme & demokrasi berkembang bersama liberalisme ternyata tak sepenuhnya menjamin kebahagiaan bagi seluruh penduduk. Absennya negara dlm banyak kepentingan penduduk ternyata pula memunculkan ketimpangan terutama dlm bidang ekonomi & sosial.

Liberalisme terbaru didefinisikan untuk mengatasi ketimpangan ini. Abad ke-20, negara mulai hadir untuk mendorong kelompok penduduk yg terpuruk balasan liberalisme. Berfokus pada keadilan sosial & ekonomi gabungan, negara berusaha mengangkat beban rakyat miskin & memindahkannya pada orang-orang kaya. Misalnya dgn diterapkannya UU pekerja, dibuat serikat pekerja, memutuskan upah & jam kerja yg sempurna, ataupun adanya persyaratan keamanan.

Liberalisme terbaru sendiri bukan mempunyai arti mengubah pemikiran liberalisme klasik, melainkan berusaha menekan konsekuensi negatif yg hadir bersamanya. Kritik yg lebih radikal terhadap liberalisme klasik hadir dlm bentuk ideologi sosialisme & komunisme. Sementara penerapan welfare state dianggap selaku kesuksesan dr pengembangan liberalisme modern.

Kelebihan & Kekurangan Liberalisme

Ideologi tertentu sebagai buah dr fikiran insan tentunya mempunyai kelebihan & kelemahan. Liberalisme sendiri memiliki beberapa kelebihan & kelemahan yg mengikutinya.

Kelebihan Liberalisme

  • Mendorong inovasi & usaha penduduk untuk memperbaiki kehidupannya sendiri;
  • Kepemilikan individu mampu dikumpulkan sebesar-besarnya & dijamin oleh aturan;
  • Persaingan terbuka akan menghasilkan perkembangan baik dlm kegiatan ekonomi maupun produk-produk yg dihasilkan;
  • Efisiensi & efektivitas masyarakat tinggi balasan upaya pembaharuan yg dikerjakan terus-menerus;
  • Kontrol sosial berlangsung luas, menghalangi kekuasaan berkembang tak terkontrol; serta
  • Penyelenggaraan negara berkonsentrasi pada kepentingan rakyat berkat demokratisasi.

Kekurangan Liberalisme

  • Ketimpangan sosial & ekonomi akibat akumulasi modal & alat-alat buatan oleh beberapa orang;
  • Eksploitasi pekerja dgn adanya upah murah & keadaan kerja yg tak sehat untuk mengoptimalkan keuntungan;
  • Sebagian orang-orang bisa memonopoli sumber pendapatan;
  • Gesekan sosial rentan terjadi akibat perbedaan pertimbangan & arus isu tak terkontrol;
  • Kekuasaan kecil negara tak bisa mengontrol penduduk sepenuhnya;

Tokoh-Tokoh Liberalisme

  • John Locke & Thomas Hobbes

Locke & Hobbes merupakan dua filsuf dr Inggris yg menaruh dasar pentingnya individu dlm desain negara. Keduanya mengungkapkan State of Nature, suatu desain alamiah yg menatap individu selaku unsur utama dr pembentukan negara. Meski konsep yg diajukan intinya memiliki perbedaan, keduanya berjasa menaruh desain individualisme dlm tataran kenegaraan.

  • Montesquieu & Jean Jacques Rousseau

Montesquieu & Rousseau merupakan pemikir politik Perancis yg ide-idenya menjadi inspirasi bagi pecahnya Revolusi Perancis. Montesquieu menyumbang pemikiran penting bagi demokrasi & republik, yaitu trias politika. Sementara Rousseau menghasilkan karya Social Contract (1762) yg menekankan pentingnya keleluasaan individu sebagai subjek terbentuknya negara yg resmi.

  • Adam Smith

Smith merupakan ekonom & penulis asal Skotlandia yg mempublikasikan The Wealth of Nations. Magnum opus yg memperkenalkan bahwa ekonomi internasional lebih dr sekedar memupuk emas & perak mirip yg dianjurkan merkantilisme. Ia menekankan perlunya melaksanakan perdagangan internasional sesuai dgn produk apa yg paling bisa dihasilkan oleh negara. Selain itu, spesifikasi tenaga kerja & ekonomi pasar adalah kebijakan yg penting untuk mampu terus meningkatkan ekonomi & kesejahteraan negara. Smith merupakan ekonom liberal yg kuat bersama David Ricardo, Thomas Malthus, & John Stuart Mill.

Dampak Perkembangan Liberalisme

Liberalisme merupakan paham yg sudah menyebar ke seluruh dunia semenjak renaisans hingga dgn hari ini. Besarnya dampak ideologi ini pastinya memiliki efek besar bagi penduduk dunia. Secara biasa pengaruh dr berkembangnya paham liberalisme ialah selaku berikut:

  • Hilangnya relevansi monarki & kekuasaan adikara bagi banyak negara di dunia. Sistem republik & demokrasi dianggap paling mengakomodasi kebutuhan masyarakat liberal;
  • Hak asasi manusia diakui dengan-cara luas serta menghapuskan perbudakan;
  • Kebebasan ekonomi diakui negara, tetapi rentan menjadikan ketimpangan & eksploitasi terhadap kelompok bawah;
  • Sekularisme meningkat pesat, desain negara-agama mulai banyak ditinggalkan; serta
  • Imperialisme dianggap mengekang keleluasaan & menerima perlawanan keras.

Kontributor: Noval Aditya, S.Hum.

Alumni Sejarah FIB UI

  Peradaban Sungai Indus