< border="0" data-original-height="1600" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-jar9CBRmqiA/XGbWc9jqSvI/AAAAAAAACA4/uJEWgRYe38ArfINrDhrqfJkqOJvQrjVZwCLcBGAs/s1600/lima%2Bmedia%2Batau%2Bagen%2Bsosialisasi-min.jpg" />
– Sosialisasi, menurut Berger yaitu proses dimana seorang anak mencar ilmu menjadi seorang anggota yg berpartisipasi dlm penduduk . Kemudian, Jacobs, mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama, yakni keluarga, kalangan bermain, media massa, & pendidikan (sekolah). Dan ada pula lingkungan kerja.
Sosialisasi. Proses sosial ialah cara seseorang untuk berguru, dimana pun individu berada, tak terlepas dr proses berguru. Belajar untuk bersosialisasi dgn lingkungan penduduk , mencar ilmu perihal budaya, belajar berinteraksi, berkomunikasi dgn individu ataupun kelompok sosial yg ada.
Sosialisasi adalah suatu proses yg diikuti dengan-cara aktif oleh dua pihak. Selanjutnya, menurut Berger, sosialisasi yaitu proses dimana seorang anak mencar ilmu menjadi seorang anggota yg ikut serta dlm penduduk .
Melalui distributor-agen sosialisasi kita melewati tahap-tahap sosial yg ada dlm masyarakat. Proses sosialisasi yg kita laksanakan setiap hari, bertemu dgn orang lain, berkomunikasi, serta melakukan kontak sosial dgn penduduk , bukti faktual bahwa proses sosialisasi sangatlah penting.
Pada awalnya, dimana kita lahir (insan) belum memiliki diri, seperti yg disampaikan oleh George Herbert Mead dlm bukunya Mind, Self and Society, menguraikan tahap kemajuan diri manusia.
Manusia lahir belum mempunyai diri. Diri insan berkembang dengan-cara bertahap, melalui interaksi dgn anggora masyarakat.
Interaksi yg sudah kita kerjakan merupakan bagian dr proses sosial. Dalam hal ini, tatkala kita melaksanakan proses sosialisasi dgn orang lain & lingkungan sekitar, perlu adanya suatu media sosialisasi atau sebuah distributor sosialisasi disana.
Media sosialisasi merupakan tempat dimana sosialisasi itu terjadi atau disebut pula selaku agen sosialisasi atau fasilitas sosialisasi. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yg membantu seseorang individu menerima nilai-nilai atau tempat dimana seorang individu mencar ilmu kepada segala sesuatu yg kemudian membuatnya cukup umur.
Agen sosialisasi adalah pihak yg melaksanakan sosialisasi. Jacobs mengidentifikasikan empat agen sosialisasi utama yakni keluarga, kalangan bermain, media massa, & pendidikan (tata cara pendidikan keluarga). Penjelasan dengan-cara singkat mengenai agen sosialisasi ialah sebagai berikut :
< border="0" data-original-height="750" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-zalzMHb9pTg/XGbWdknQJBI/AAAAAAAACA8/-mDGNVX2sEkfFUEToE2IlLdoNi7lSIwgACLcBGAs/s1600/agen%2Bsosialisasi%2Bpertama%2Bkeluarga-min.jpg" />
Pertama, Keluarga. Pada mulanya, kita sudah berada dlm biro sosialisasi terdekat kita, yaitu kelurga, yg mana terdiri dr orang bau tanah & saudara kandung, nenek, kakek, paman, bibi (extended family), atau mampu pula yg bukan kerabat bersahabat, seperti tetangga, baby sister, pekerja sosial, petugas setempat, & atau pembantu rumah tangga.
Peran orang tua sebagai tahap awal dlm biro sosialisasi memegang peranan penting. Menurut, Gertrude Jaeger, peran distributor sosialisasi pada tahap permulaan, utamanya orang tua, sangat penting.
Komunikasi & kontak sosial pertama yg akan kita dapat ialah dilingkungan keluarga kita, sehingga apapun yg kita lihat & rasakan yg pertama pasti terletak pada keluarga kita.
Kita lahir dlm lingkungan keluarga, disinilah pertama kalinya kita mengenal lingkungan sosial & budaya, serta mengenal seluruh anggota keluarga, yakni ayah, ibu, saudara, & kerabat terdekat lainnnya.
Mengapa keluarga menjadi distributor pertama dlm proses sosialisasi ?
Pertama, keluarga merupakan kelompok priemer yg senantiasa bertatap paras dgn kita, sehingga mampu senantiasa mengikuti kemajuan anggota-anggota keluarganya.
Kedua, orang renta mempunyai keadaan yg tinggi untuk mendidik anak-anaknya, sehingga mengakibatkan korelasi emosional, dimana hubungan ini sungguh dibutuhkan dlm proses sosialisasi.
Ketiga, adanya hubungan sosial yg tetap, maka dgn sendirinya orang renta mempunyai peranan yg penting terhadap proses sosialisasi anak.
Proses sosialisasi yg dikerjakan dlm keluarga (orang renta) mampu dgn cara memperlihatkan dorongan atau motivasi pada anak-anaknya ihwal sikap & langkah-langkah yg baik dlm aturan atau norma di masyarakat tersebut.
Tidak cuma itu, proses sosialisasi yg didapat dlm lingkungan keluarga mampu pula dengan-cara formal ataupun informal. Misalnya, dlm sosialisasi formal mampu dilaksanakan lewat pendidikan atau pengajaran sehari-hari dlm keluarga tersebut, sedangkan sosialisasi informal bisa melalui interaksi yg tak disengaja, seperti kontak & komunikasi antara orang renta & anak.
Kedua, Kelompok Bermain. Setelah proses sosialisasi dlm lingkungan keluarga atau orang renta kita dapatkan, maka berikutnya yaitu sosialisasi yg kita dapat dlm kelompok bermain atau sahabat bermain.
Kelompok bermain yg terdiri dr aneka macam macam individu dgn aksara & sifat yg berlawanan-beda menciptakan kita banyak mendapatkan suatu nilai atau norma, yg mana mampu menghipnotis kita dlm berinteraksi.
Masih ingat, bahwa kita pernah bermain dgn sahabat sebaya, bermain sepeda, bermain kelereng, & permainan lain yg kita mainkan dgn teman-sobat kita. Pada tahap inilah seseorang masuk dlm tahap game stage, dimana relasi interaksi yg dilaksanakan dgn sobat sebaya & derajat yg sama antara sobat-sahabat disana.
Melalui sobat bermainlah kita dapat mencar ilmu ihwal nilai-nilai keadilan atau persamaan derajat. Tidak hanya itu, dlm kelompok bermain kita dapat mencar ilmu perihal sikap seseorang, mulai dr sifat & kepribadiannya, serta narasi suatu pengalaman yg dapat memperbesar suatu refrensi baru pada si anak tersebut.
< border="0" data-original-height="750" data-original-width="1600" src="https://1.bp.blogspot.com/-fujuEPzOivo/XGbcuJMiJgI/AAAAAAAACBY/YL3l88p2yQ0bUeHrs0BBx6cmIOZDYUz5gCLcBGAs/s1600/agen%2Bsosialisasi%2Bketiga%2Bsekolah%2Bpendidikan-min.jpg" />
Ketiga, Sekolah atau Pendidikan. Selanjutnya adalah lingkungan sekolah. Pembentukan sikap, sikap, seorang anak akan lebih luas dlm lingkungan sekolah atau dunia pendidikan. Ranah pendidikan menjadi biro media sosialisasi yg luas dr pada keluarga ataupun sahabat bermain.
Seorang anak akan memperoleh suatu peranan-peranan gres dlm lingkungan tersebut, yg mana anak akan menjadi sosok yg berdikari & berjiwa sosial pada orang lain & masyarakat.
Salah satu teladan yg mungkin bisa kita lihat, yaitu santunan reward atau kado, atas prestasi yg didapat seorang anak, seperti mendapat juara kelas, juara kontes, & sejenisnya, disinilah letak bagaimana media sosialisasi sekolah lebih luas cakupannya, karena seorang anak akan memperoleh peranan gres & mampu berkompetisi serta berdikari dgn sendirinya.
Selain itu juga, kita mendapatkan pelajaran-pelajaran yg beragam dr guru, & sahabat diskusi kita dlm ranah pendidikan. Menurut Robert Dreeben, beropini bahwa yg dipelajari anak di sekolah, disamping membaca, menulis, & berhitung, ada aturan tentang atau mengenai kemandirian, prestasi, universalisme, & spesifitas.
Oleh alasannya adalah itu, distributor sosialisasi dlm lingkungan pendidikan atau sekolah menjadi penting & memberikan pengaruh luas pada seseorang dlm menjalankan proses sosialisasi dgn orang lain.
Keempat, Media Massa. Perkembangan dunia informasi makin pesat pada periode terbaru sekarang ini. Pengaruh teknologi isu dlm proses sosialisasi memperlihatkan hal-hal baru yg didapat dgn mudah. Melalui smartphone kita mampu mengakses & mendapatkan berita dengan-cara cepat & akurat.
Ini pula bagian dr proses sosialisasi. Dimana komunikasi pula merupakan penggalan paling penting & menjadi keperluan mendasar siapa saja. Media massa (mampu tv, radio, koran, majalah, ataupun media umum : fb, instagram, twitter, & lainnya) mempunyai peranan penting dlm proses transformasi nilai-nilai & norma-norma baru pada masyarakat.
Light, Keller, & Calhoun mengemukakan bahwa media massa yg terdiri dr media cetak & elektronik, yg mana bentuk-bentuk komunikasi yg menjangkau sejumlah besar orang. Dan pula dapat mensugesti sikap seseorang.
Media massa pula dapat menawarkan efek yg berpengaruh terhadap pembentukan keyakinan-kepercayaan gres atau mempertahankan suatu keyakinan yg ada tersebut. Proses sosialisasi melalui media massa ruang lingkupnya lebih luas, mirip pada iklan-iklan yg ada pada media massa, seperti iklan pola hidup, fashion, pola-pola konsumsi, & sikap-sikap lainnya yg didapat dr iklan tersebut.
Jacobs, hanya mengidentifikasikan empat distributor sosialisasi utama, yakni terdiri dr keluarga, sekolah, sahabat bermain & media massa. Nah, ada satu distributor atau media sosialisasi utama yg bisa kita dapatkan, yaitu dlm lingkungan dunia kerja, berikut klarifikasi singkatnya.
< border="0" data-original-height="750" data-original-width="1600" src="https://2.bp.blogspot.com/-7ROn5uZ3MbY/XGbjXS1vsrI/AAAAAAAACBw/5XTjNBjIm-s1DnQoj4216silg7YsHVuwACLcBGAs/s1600/agen%2Bsosialisasi%2Bkelima%2Bdunia%2Bkerja%2Blingkungan%2Bkerja-min.jpg" />
Kelima, Lingkungan Kerja. Setelah masa kanak-kanak, & masa remaja sudah kita tinggalkan, maka dunia baru akan kita peroleh, yaitu dunia kerja. Kita akan meninggalkan kalangan bermain, lingkungan keluarga (bagi yg kerjanya di luar kawasan/jauh dr orang bau tanah), maka dlm dunia kerja pun kita akan mulai mendapatkan nilai & norma yg baru pula.
Terlepas dr masa kanak-kanak & masa remaja, dlm dunia kerja kita akan lebih dewasa, & bertindak dgn jelas & tegas. Misalnya, tatkala kita bekerja di instansi pemerintahan, maka akan berlainan pula nila & norma yg kita mampu, tatkala kita melakukan pekerjaan sebagai pegawai swasta.
Oleh alasannya adalah itu, pengaruh dr dunia kerja kepada proses sosialisasi yg kita dapatkan akan memberikan nilai & norma yg baru terhadap diri kita. Profesi yg kita kerjakan pula mampu memperlihatkan hal yg berlawanan pada kita, dlm hal berinteraksi, contohnya kita bekerja di dunia fashion, maka sikap & pola hidup kita pula pasti akan berlainan, atau jikalau pekerjaan kita sebagai seorang tenaga pengajar, sudah pasti perilaku kita pula akan berlawanan.
Nah, disinilah bagaimana biro sosialisasi membentuk kepribadian kita selaku seorang individu, & pula selaku mahluk sosial.
Sumber bacaan/refrensi :
Buku Pengantar Sosiologi Dasar oleh Dany Haryanto, S.S & G Edwi Nugrohadi, S.S., M.A
Buku Sosiologi Teks Pengantar & Terapan (Edisi Keempat) editor J Dwi Narwoko & Bagong Suyanto
Foto-foto Internet