Masyarakat Multikultural

Pengertian Masyarakat Multikultural

Masyarakat multikultural merupakan suatu keadaan penduduk yg terdiri dr golongan-kalangan sosial dgn ciri khas kebudayaan tersendiri tetapi membentuk satu kesatuan.

Masyarakat multikultur diwarnai dgn kalangan kebudayaan yg sungguh bermacam-macam jenis & jumlahnya. Konsep kebudayaan bukan cuma merujuk pada suku bangsa & akhlak istiadat, tetapi pula mencakup nilai, kebiasaan, wawasan, keyakinan, hukum & lain sebagainya.

Pertanyaannya, bagaimana individu & kelompok dgn latar belakang kebudayaan yg berlawanan dapat membentuk satu kesatuan?

Pertanyaan tersebut membawa kita pada konsep negara bangsa (nation state). Negara bangsa merupakan sebuah keadaan dimana terdapat sekelompok individu yg bersatu diatas landasan persamaan latar belakang sejarah, persamaan nasib & penderitaan masa lalu & keinginan masa depan.

Lihat pula bahan Sosiologiku.com yang lain:

Modernisasi

Stratifikasi Sosial

ilustrasi masyarakat multikultural

Sumber gambar: quora.com

Wilayah Indonesia yg dihuni oleh sebanyak 267.000.000 penduduk dr 1.340 suku bangsa mencirikan bentuk penduduk multikultural. Meskipun masing-masing individu yg menempati kawasan Indonesia memiliki latar belakang budaya, budbahasa istiadat serta bahasa yg berlawanan namun individu-individu tersebut tetaplah diidentitfikasi selaku satu kesatuan yaitu bangsa Indonesia. Hal tersebut mengingatkan kita pada semboyan bangsa Indonesia, Bhineka Tunggal Ika, yg artinya berbeda-beda tetap satu jua.

  Norma: Pengertian – Fungsi dan Jenis

Faktor yg melatarbelakangi terbentuknya Masyarakat Multikultural

Perlu dikenali bahwa masyarakat multikultural terjadi oleh sebab pengaruh faktor-faktor tertentu. Adapun aspek-aspek yg melatarbelakangi terbentuknya keanekaragaman & kemajemukan masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Letak geografis

Secara geografis, Indonesia berada pada posisi yg strategis, yakni diapit oleh Samudra Hindia & Samudra Pasifik serta berada diantara Benua Asia & Benua Australia. Sejarahnya, kawasan Nusantara dulunya merupakan pusat kemudian lintas perdagangan dunia yg memungkinkan masukanya banyak sekali pengaruh kebudayaan asing. Tak sedikit para pedagang aneh yg melalui daerah Nusantara menetapkan untuk berdomisili & pada kesudahannya terjadilah akulturasi & asimilasi kebudayaan dgn warga setempat. Hasil pencampuran dgn kebudayaan ajaib kemudian mendorong terciptanya bentuk-bentuk kebudayaan baru yg memperbesar kekayaan budaya di kawasan Nusantara.

2. Kondisi geografis

Kondisi geografis Indonesia yg meliputi kurang lebih 13.000 pulau memungkinkan nenek moyang bangsa Indonesia untuk berdomisili pada kawasan-kawasan yg kaya akan sumber daya alam. Adapun sumber daya alam yg tersebar di beberapa daerah tertentu condong mengakibatkan nenek moyang Indonesia terisolasi satu sama lain. Hal tersebut yg kemudian menjadikan munculnya keragaman tata cara budaya, budpekerti istiadat, bahasa & kepercayaan pada masyarakat Indonesia.

Lihat pula bahan Sosiologiku.com yang lain:

Perdagangan Internasional

Cara Menulis Resensi

Tujuan VOC

3. Kondisi iklim & struktur tanah

Perbedaan curah hujan & kesuburan tanah turut menjadi faktor pembentuk masyarakat multikultural. Dalam hal ini, kalangan penduduk yg kesehariannya bergantung pada sektor agrikultur, terutama pertanian, sudah berkontribusi dlm membuatkan metode kebudayaan masyarakat. Kondisi alam menjadi faktor pendorong kedatangan keberagaman etika istiadat di Indonesia.

Ciri & Karakteristik Masyarakat Multikultural

1. Memiliki kebudayaan majemuk (bermacam-macam)

Seperti yg dijelaskan sebalumnya, aspek letak & keadaan geografis, kondisi iklim serta struktur tanah mendorong terbentuknya keragaman kebudayaan. Dalam hal ini, tiap-tiap golongan penduduk yg menempati wilayah geografis yg berlawanan akan menciptakan metode kebudayaan yg berlawanan pula.

  4 Teori Sosiologi dan Penjelasannya

2. Memiliki nilai & norma yg disepakati bareng

Adanya nilai & norma yg disepakati bareng merupakan dua hal yg mendasari terbentuknya penduduk multikultural dlm lingkup negara bangsa. Nilai & norma dimaksud biasanya bersifat mendasar. Pada konteks Indonesia, Pancasila & UUD 1945 selaku landasan konstitusional merupakan contoh dr nilai & norma yg menjadi kesepakatan bersama warga negara Indonesia.

3. Bersatu lewat proses integrasi yg relatif lambat & atas dasar ketergantungan

Perbedaan akhlak istiadat, ras, agama, wawasan sampai kebiasaan bikin proses integrasi pada penduduk majemuk berjalan lambat. Ketergantungan antar golongan masyarakat, perasaan senasib dna keinginan masa depan bisa mendorong terciptanya integrasi pada masyarakat multikultural.

Lihat pula bahan Sosiologiku.com yang lain:

Mitigasi Bencana

Integral Fungsi Aljabar

Spoof Text

5. Perbedaan dlm masyarakat cenderung menjadi pemicu pertentangan sosial

Pada penduduk multikultural, info terkait suku, agama, ras & antargolongan (SARA) potensial dijadikan alat untuk memecah belah persatuan bangsa oleh sekelompok orang dgn kepentingan tertentu. Selain itu, ikatan primordial yg kuat pada kalangan suku tertentu pula mampu menjadi pemicu pertentangan horizontal pada penduduk multikultural. Pada dasarnya pertentangan dlm kehidupan penduduk tak dapat dihilangkan tetapi senantiasa dapat dikontrol supaya menjadi pertentangan yg sifatnya terbuka.

6. Terjadi dominasi golongan lebih banyak didominasi pada sektor ekonomi, politik & sosial budaya

Pada penduduk multikultural yg bermacam-macam, jumlah menjadi hal yg penting sehingga dikenal ungkapan kalangan mayoritas & minoritas. Kelompok mayoritas memiliki kecenderungan mendominasi sumber-sumber ekonomi, metode politik & budaya. Apabila dominasi tersebut tak dikelola dgn baik maka ada kecenderungan akan terjadi konflik sosial dlm masyarakat.

Kontributor: Sabrina Burhanudin, S.Sos.

  15 Contoh-contoh Imitasi di Masyarakat yang Menimbulkan Dampak

Alumni Sosiologi FISIP UI