Aktivis hak-hak sipil, Martin Luther King Jr pernah berkata bahwa “bencana yg besar bukanlah penindasan & kekejaman oleh orang-orang jahat tetapi diamnya orang-orang baik akan hal tersebut”.
– Melalui pembelajaran sosiologi, kita tak hanya dapat memperoleh kesadaran perihal betapa berbedanya identitas & interseksionalitas identitas seseorang, namun pula dapat mulai mengetahui cara-cara dimana ini memiliki pengaruh pada pengalaman unik kita tentang dunia sosial.
Sistem Penindasan pada Masyarakat yg Minoritas. Sosiologi menawarkan persepsi teoretis & konseptual yg mendalam tentang sistem penindasan dlm masyarakat kita, serta bagaimana ini terkait dgn tindakan hak istimewa & kekuasaan (Dr. HM. Zainuddin, 2013).
Mengingat sejarah kekuasaan & hak istimewa, sementara pula mengetahui perubahan dr langkah-langkah yg lebih terbuka menuju yg tersembunyi atau yg dilembagakan.
Saya kemudian menjadi lebih jeli & sadar akan teladan penindasan yg diperkuat di banyak sekali kelompok sosial yg minoritas.
Melalui pembelajaran sosiologi, kita tak hanya dapat memperoleh kesadaran wacana betapa berbedanya identitas & interseksionalitas identitas seseorang, tetapi pula dapat mulai memahami cara-cara dimana ini berefek pada pengalaman unik kita ihwal dunia sosial.
Sementara, pada selesai-akhir ini saya terus menyaksikan berbagai bencana selaku akhir langsung dr penindasan & selama banyak periode yg berlainan.
Disinilah kiprah sosiologi terlihat, bertindak selaku advokat dgn memperlihatkan pengetahuan wacana bagaimana metode ini telah dikembangkan, diperkuat, & dipelihara dr waktu ke waktu.
Sebagai mahasiswa di sekolah tinggi tinggi yg sudah berjalan satu tahun lebih ini, saya menganggap hal ini sebagai sebuah bentuk keberuntungan sebab sudah mendapatkan kesenangan & semangat dlm mengerti dunia melalui pengetahuan sosiologi.
Yang terpenting, sudah memungkinkan saya untuk menyaksikan bagaimana tata cara penindasan telah mempengaruhi cara pandang penduduk kita & penduduk luas yg ada dlm lingkup ruang sosial.
Dengan bacaan literatur dr beberapa tokoh pendiri sosiologi sudah berkontribusi pada pengetahuan yg diperoleh tentang ketidaksetaraan di antara bangsa kita, & setiap postingan yg sudah dibaca dgn terperinci menggambarkan bagaimana bergotong-royong individu terbagi oleh beberapa kalangan sosial.
Mengingat kondisi negara kita ketika ini, dirasa bahwa kita telah menjadi lebih terpecah dr sebelumnya, karena metode yg terus menyerang beragam identitas dr pada berusaha berkolaborasi untuk mendorong lingkungan yg inklusif bagi semua.
Catatan : Inklusif ialah perumpamaan yg digunakan dlm menunjuk masyarakat yg memilki sifat terbuka akan keberagaman budaya sehingga menerima & gampang berinteraksi dgn budaya-budaya yang lain. Masyarakat pada klasifikasi ini mempunya perilaku toleran yg tinggi. (Sumber : Brainly.com)
Terlihat jelas melalui contoh-contoh yg diamati bahwa lebih banyak individu di masyarakat mesti mau melawan suatu ketidakadilan. Sosiologi telah memperkaya pembelajaran, serta pemahaman penduduk agar merasa lebih siap untuk mengatakan dengan-cara berpengetahuan ihwal aneka macam perkara sosial di Indonesia.
Selain itu, saya sedang terlibat dgn organisasi kampus, sehingga mengetahui cara-cara advokasi untuk tak cuma memperjuangkan apa yg benar, namun apa yg setara & adil bagi kelompok-kalangan yg minoritas menjadi penting. Dengan cara yg sama seperti apa yg didapat kelompok dominan.
Sosiologi Berperan dlm Konstruksi Sosial Masyarkat
Melalui sosiologi, saya telah diajarkan dengan-cara konsisten tentang apa itu konstruksi sosial & bagaimana kita selaku penduduk berperan dlm konstruksi sosial ini (X et al. 2011). Lebih jauh, saya sudah memahami bahwa ini yakni tata cara yg tak akan kemana-mana, dlm waktu erat hal semacam itu yakni hal yg tak mampu dgn gampang didekonstruksi.
Mengapa ?
Karena siklus ketidaksetaraan yg berulang sebagai hasil dr hak istimewa & kekuasaan yg telah dijalankan sepanjang sejarah kita yg terus berkembang dikala ini juga.
Hal tersebut tak hanya dlm menghadapi kelas sosial atau perkara rasial, namun sudah menjadi lebih luas untuk identitas gender, seksualitas, kekuasaan, agama, & sebagainya.
Oleh lantaran itu, saya tak mampu mengabaikan faktor identitas seseorang karena seluruhnya menjadi problem menawan yg memungkinkan pengalaman seseorang dlm penduduk menjadi seperti itu.
Sosiologi pula menyediakan ruang untuk mendapatkan pengetahuan tentang dunia sosial sambil menyaksikan & menganalisis cara, serta pengaruh yg telah menghipnotis kelompok-kelompok orang di tingkat masyarakat mikro, meso & makro.
Dengan hal ini, perspektif sosiologis dapat dimanfaatkan dlm kasus-masalah dunia nyata di antara berbagai info juga. Bahkan di tengah-tengah pandemi yg kita hadapi saat ini, sosiologi mampu dipakai untuk menerangi cara-cara di mana sesuatu yg terang menghipnotis kita semua masih mampu mempunyai efek yg tak adil tergantung pada cangkupan golongan sosial yg ada dimasyarakat & pada alhasil, status sosial di dunia yg mengelilingi kita.
Meskipun kita mengalami wabah Covid-19 bersama sebagai masyarakat di seluruh dunia, ada sejumlah pengalaman yg memperlihatkan bahwa kita tak semua sama-sama terpengaruh dgn cara yg sama.
Dengan itu, bahkan pandemi kesehatan sudah menjadi problem besar yg dapat dibongkar lebih lanjut melalui pengetahuan & pendidikan yg diperoleh dr wawasan teoritis sosiologi.
Dengan upaya mengetahui pandemi Covid-19 dlm industri kesehatan ini, kita pula mesti mengamati bagaimana hal itu memiliki efek pada berbagai golongan mengenai kasus ekonomi, politik, & sosial .
Melalui sosiologi, kita mampu menjadi sadar akan hak istimewa & berguru bahwa itu tak boleh dipandang sebagai beban atau rasa bersalah bagi kelompok penduduk yg secara umum dikuasai.
Maka kita mesti mengambil perspektif sosiologi selaku potensi untuk memahami pengalaman golongan sosial lain di dunia sosial yg sama, & menganggapnya sebagai tanggung jawab kita untuk mendidik orang lain agar berupaya membangun dunia yg lebih adil.
Penulis: Wahyu Nur Prayogi Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Jember
Follow Instagram : @wn_prayogi
Editor: Wayan Sepiyana
Sumber Referensi :
X, D. A. N. Malcolm et al. 2011. “PERJUANGAN MEMERDEKAKAN KAUM TERTINDAS : BELAJAR DARI MARTIN LUTHER KING , JR.” 1(2):202–6.
https://sosiologiku.com/peran/2810578\
Sumber Foto : https://www.matamatapolitik.com/sederet-kelompok-minoritas-paling-tertindas-di-dunia-original-infografik/