close

Melihat Kembali Perkembangan Partisipasi Politik di Indonesia

Dengan menyaksikan kembali kerangka analisis system, partisipasi politik merupakan bentuk kegiatan yg tergolong dlm input kepada konversi. Dalam analisis system menjadi energy yg menggerakkan system untuk bekerja & merupakan masukan kepada akal yg dikeluarkan dlm konversi.

Konversi dapat mengetahui kebijaksanaan mana yg diterima atau tak diterima oleh penduduk sehingga dapat segera melakukan langkah-langkah-tindakan yg dianggap perlu. Mekanisme kerja yg timbale balik seperti ini menciptakan system selalu beraktivitas & dinamis.
@copyright:images:google.com

Sistem mekanisme dpengaruhi oleh lingkungan yg terdapat didalam system maupun diluar negeri. Namun, efek lingkungan dlm lebih terasa melalui partisipasi politik di dlm system alasannya berhubungan dgn karakteristik masyarakat yg melaksanakan partisipasi politik didalam system alasannya dlm hal ini berhubungan dgn karakteristik masyarakat yg melaksanakan partisipasi itu sendiri. Contohnya, budaya politik yg menentukan pola-teladan pikir & prilaku masyarakatnya, tergolong pola-teladan partisipasi politiknya.


Indonesia sebagai negara yg berkembang pastinya mempunyai karakteristik yg mempangaruhi kadar partisipasi. Tinggi rendahnya partisipasi politik di negara-negara berkembang sungguh ditentukan oleh tiga factor utama, yaitu tingkat dr masyarakat itu sendiri. Salah satu fasilitas yg mampu dipakai saat ini yakni berlangsungnya partisipasi politik yaitu adanya sebuah system komunikasi yg tanpa kendala dlm masyarakat & system politik. 

Dari factor tersebut maka, mampu menunjukkan pengaruh kepada kadar partisipasi di negara-negara berkembang tergolong Indonesia yg mampu memperlancar atau menghambatnya. Kemudian, pendidikan pula dapat mempengaruhi prose situ berjalan, dimana tingkat kesadaran politik tersebut memnyebabkan partisipasi politik di masyarakat akan tampak.

Kemudian, hambatan dlm komunikasi teruatama dlm kanal masyarakat kepada gosip yg bersifat politik pula relatif tak merata, khususnya bagi mereka yg tinggal dipedesaan. Media komunikasi memang sudah tersedia cukup merata , tetapi yg harus dikenang tak hanya yg bersifat gosip politik, melainkan pula gosip hiburan. 

Survei peringkat (rating) acara televise yg paling banyak ditonton oleh penduduk tak pernah menempatkan tayangan informative diperingkat unggulan , tetapi justru ditempati oleh tayangan-tayangan hiburan. Kondisi yg demikian, dapat memberikan citra kecendrungan isu yg dikonsumsi masyarakat.