Makna postmodernsime dapat diartikan sebagai pascamodernisme, hal ini mampu dimengerti tatkala aliran patah atau ideology. Istilah ini digunakan pada era ke 5 M, untuk menunjukkan batas antara era masalah mengenai budaya romawi. Istilah tersebut lalu, popular pada zaman pencerahan atau renaisans sekitar masa ke 16an.
Modernisme sendiri dapat diartikan selaku proses pergumulan ajaran yg mengagungkan akal & rasio kemudian, tatkala masa industrialisasi timbul sebuah paham gres yg memngubah segala pemahaman perihal duduk perkara ideology. Ketimpangan kepada modernisme karenanya menciptakan ketimpangan, konsumtif masyarakat makin terjadi.
Hal ini, yg membuat modernism gagal dlm menjelaskan mengenai kesejahteraan umat insan. Yang kesannya ungkapan postmodernisme timbul cuma sebagai tafsiran, karena tak ada yg mampu mendefinisikan dengan-cara niscaya.
Tetapi, untuk mampu dimengerti yaitu bahwa postmodernisme mempunyai dua aksara pokok, yaitu gaya estetik & artistic. Dan lalu, perihal posisi teoritis & filosofis yg menolak kaidah-kaidah anutan modernisme.
Seorang hebat mirip Featherstone pula mengemukakan bahwa postmodernisme memiliki tiag pengertian yg berada dlm kawasan kebudayaan. Dimana, selaku perubahan bentuk teorisasi, penyajian, & diseminasi karya seni & intelektual yg tak mampu dipisahnya dr pergantian makro kebudayaan.
Karena dlm sebuah kebudayaan pergeseran ruang budaya yg lebih luas meliputi bentuk buatan, konsumsi & sirkulasi tanda yg mampu dikaitkan dgn pergantian yg lebih luas lagi dlm hubungan keseimbangan dlm penduduk . Sehingga, dlm hal ini timbul sebuah pergeseran pengalaman berbagai golongan yg memakai massa & penandaan dlm banyak sekali pembentukan identitas.