Memahami Teori Jean Baudrillard : Hyperreality dan Simulation, Beserta Contoh Fenomena Sosial Masyarakat Terbaru

– Jeand Baudrilliard dlm teorinya terpusat dlm dua desain perihal Hyperreality & Simulation yg mengacu pada alam konkret & tak positif (fana). Misalnya perilaku sebagian orang yg mengubah citranya di media sosial, mirip di Facebook & Instagram, sehingga penduduk dikala ini menjadi hyperealitas bukan lagi realitas.

Memahami Teori Jean Baudrillard : Hyperreality & Simulation. Mewabahnya virus Corona (Covid-19) saat ini yg pula diiringi dgn pertumbuhan teknologi bikin penduduk menjadi manusia konsumtif yg sering menghabiskan waktunya untuk menjelajah dunia maya atau ruang maya. 

Bahkan mereka berpendapat dunia maya atau ruang maya merupakan lahan yg sempurna bagi mereka untuk mengungkapkan banyak sekali perasaan ekspresif seperti kemarahan, kesedihan, sindiran, & lain sebagainya. Di zaman yg terbaru seperti ketika ini hal tersebut sangatlah dianggap masuk akal & bahkan ada yg menganggapnya pula sebagai suatu keperluan. 

Hampir sebagian besar kedudukan dunia kasatmata (Real Life) ketika ini diambil alih perlahan oleh kedudukan dunia maya (Cyberspace). Cyberspace memiliki pemahaman selaku suatu bentuk ruang yg didalamnya orang mampu membuat & mengubah peran, identitas, & konsep diri mereka sesuai dgn keinginannya. 

Hal tersebut bisa dicontohkan dgn sikap beberapa manusia di Instagram yg bersusah payah untuk mengubah dirinya menjadi lebih baik dgn melaksanakan editing terhadap fotonya sendiri dgn tujuan menawan perhatian banyak orang didunia maya semoga tertarik dgn dirinya. Dalam dunia maya cakupan info pun bisa didapatkan dr aneka macam arah. Sehingga tidak heran kalau masyarakat ketika ini menjadi hyperealitas bukan lagi realitas.

Jean Baudrillard merupakan pakar kebudayaan yg pula tergolong seorang filosof, komentator politik, sosiolog, & pula fotografer. Pemikirannya dipengaruhi oleh beberapa tokoh-tokoh filsuf lain mirip Psychoanalysis (Freud), Surrealism and Eroticism (Bataille), objectivity and linguistic-sociological interface (Maus), & yg paling utama mensugesti pikirannya adalah Marxisme. 

  Teori Konflik Menurut Jonathan Turner dan Contohnya

Dipengaruhinya oleh pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh tersebut bikin kesannya nama Baudrilliard menjadi seseorang yg dikagumi sebagai seseorang yg memahami keadaan & kondisi yg akan datang. Baudrilliard dlm teorinya terpusat dlm dua konsep perihal Hyperreality & Simulation yg mengacu pada alam faktual & tak faktual (fana).

Hiperrealitas merupakan suatu bentuk keadaan yg mana kita selaku manusia tak bisa membedakan antara kenyataan & fantasi. Munculnya rancangan mengenai Hiperrealitas diawali dgn munculnya rancangan lain dr Baudrilliard perihal simulasi. 

Simulasi (simulation) ialah penciptaan kenyataan lewat model yg bekerjasama dgn mitos, yg mana mitos sendiri tak mampu dipertanggungjawabkan akan kebenarannya dlm kehidupan kasatmata. 

Dari persepsi tersebut akan bikin kita sebagai manusia untuk menganggapnya sebagai penentu dr kenyataan itu sendiri. Akibatnya akan bikin segala hal yg menarik perhatian penduduk mirip halnya fashion, seni, & lain sebagainya mesti ditayangkan lewat media. Dari sinilah hiperrealitas muncul akhir bercampuraduknya simulasi & kenyataan.

Contoh Fenomena Sosial Masyarakat Terbaru dlm Memahami Teori Jean Baudrillard : Hyperreality & Simulation

Di Indonesia terdapat lebih dr 100 juta penduduk yg memanfaatkan teknologi internet dlm aneka macam jalan masuk sebagai bentuk media pencari informasi & komunikasi yg simpel dikala ini & dgn kondisi yg seperti sekarang ini. 

Internet merupakan media yg bisa menanggulangi kendala jarak, ruang & waktu. Karena pada dasarnya internet sendiri memiliki karakteristik interaktif. Namun ada konsekuensi yg harus diterima tatkala banyak sekali manusia yg mendapati dirinya candu dgn teknologi Informasi & tak bisa membedakan antara ruang aktual dgn ruang maya itu sendiri. 

Akan banyak terjadinya pemalsuan relasi sosial menjadi simulasi realitas sosial yg merupakan suatu bentuk realitas yg dibangun tanpa tumpuan yg jelas sehingga mampu menimbulkan suatu delusi & fantasi menjadi seperti konkret didepan layar smartphone. Akibat yg akan didapat ialah matinya dunia realitas menjadi dunia fantasi.

  Cultur Lag atau Ketertinggalan Kebudayaan oleh William Fielding Ogburn

Contoh masalah dgn kondisi realitas saat ini yg masih dilanda pandemi Covid-19 ponsel pintar dgn internet yg memadai menjadi kebutuhan pokok manusia mulai dr kalangan siswa sampai pekerja sekalipun. 

Kebutuhan pokok yg dimaksudkan ialah sebagai media pembelajaran bagi siswa/i & para pekerja yg pula menerapkan tata cara Work From Home (WFH). Namun tak banyak dr mereka pula yg menggunakan internet sebagai keperluan lain seperti bermain di media umum instagram, facebook, twitter, tiktok, & media sosial lainnya. 

Namun yg paling disorot disini yakni media sosial Instagram yg bisa dibilang pula sebagai media pengekspresian diri manusia mulai dr fashion, tata rias, & jenis foto yang lain. Tak jarang pula yg mengatakan bahwa media sosial Instagram merupakan media sarat pembohongan. Karena apa yg ditampilkan didalam media itu sungguh berbeda jauh dgn realitas kehidupan manusia.

Contoh tersebut bisa dibilang merupakan bukti dr terjadinya simulasi realitas sosial sampai hipperealitas yg terjadi dimasyarakat. Hiperealitas memang memiliki sensasi menggembirakan dibandingkan dgn kehidupan nyata. 

Semakin sering kita menganggap media sosial yaitu segalanya, maka kian terikat pula kita dgn kehidupan fana yg penuh dgn ilusi. Hipperealitas mempunyai pengaruh yg jelek pada kehidupan kita. 

Ada pepatah yg mengatakan bahwa media sosial membuat yg jauh kian akrab & yg dekat semakin jauh. Inilah yg disebut pula selaku bikin yg maya menjadi positif, & bikin yg faktual makin maya.

Penulis : Wiwit Nabillah Rahmawati Mahasiswa Jurusan Sosiologi Universitas Jember 

Follow Instagram : @wiwitnrahmawati

Editor : Admin

Sumber Referensi :

Dwi Astuti, Y. 2015. DARI SIMULASI REALITAS SOSIAL HINGGA HIPER-REALITAS VISUAL: Tinjauan Komunikasi Virtual Melalui Sosial Media di Cyberspace. Jurnal Komunikasi PROFETIK. Vol. 08/No.02. Oktober

  TahapDalam Teori Psikososial Dari Erikson, Perkembangan Manusia Terdiri Dari Beberapa Tahapan Industri Vs Inferiority Menurut Teori Psikososial Erikson Tahap 4.

Azwar, M. (2014). Teori Simulakrum Jean Baudrillard & upaya pustakawan mengidentifikasi info realitas. Jurnal Ilmu Perpustakaan & Kearsipan Khizanah Al-Hikmah, Vol. 2 No. 1, hlm. 38-48

Hastiti Pawanti, M. 2013. MASYARAKAT KONSUMERISME MENURUT KONSEP PEMIKIRAN JEAN BAUDRILLIARD. Jurnal UI. Vol.01/No.02.

Ritzer, George. 2012. Teori Sosiologi Dari Sosiologi Klasik Sampai Perkembangan Terakhir Postmodern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.