Memahami Teori Pierre Bourdieu : Habitus dan Contoh Fenomena Sosialnya

– Pemikiran Pierre Felix Bourdieu menunjukkan kita sebuah refleksi untuk mengerti gejala sosial kemasyarakatan yg mana kita sendiri dengan-cara tak sadar melakukan kebiasaan atau Bourdieu sebut selaku Habitus. 

Nah, untuk rumus teori pemikiran  Pierre Felix Bourdieu  dapat mudah kita ingat dgn komposisi praktik sosial yaitu (Habitus X Modal) + Ranah = Praktik.

Pada artikel pertama ini kita dengan-cara ringkas akan membahas Habitus yg dituliskan oleh  Pierre Felix Bourdieu, yuk simak !

Sekilas Mengenal Tokoh Sosiologi Pierre Felix Bourdieu. Ia merupakan filsuf, antropolog & sosiolog yg karya-karyanya berpengaruh besar dlm ilmu sosial pada paruh abad ke 20.  

Bourdieu pula menjadi salah satu tokoh sosiologi kultural. Pemikiran Bourdieu dipengaruhi oleh para pemikir mirip Aristoteles, Thomas Aquinas, Hegel, Marx, Durkheim, Max Weber, Picasso, Franz Fanon, Jeane Paul Sartre, Huserl, Sausure, Levi Strauss, Wittgenstein, Martin Heidegger, & Michel Foucault.

Kemudian, Bourdieu menawarkan konsep teori praktik yg orang kenal dgn rumus  (Habitus X Modal) + Ranah = Praktik. Ia menunjukkan ramuan pemikiran baru yg disebut dgn metode strukturalisme-konstruktif. 

Melalui metode ini, Ia menyintesiskan antara teori yg menekankan struktur & objektifitas dgn teori yg menekankan peran bintang film & subjektifitas.

Pemikirannya menawarkan imbas dlm bidang ilmu sosial, terutamanya pada kajian budaya. Teori yg Ia kemukan dikenal dgn istilah teori praktik.  

Teori praktik yaitu perpaduan atau gabungan dr teori yg berpusat pada biro atau bintang film dgn teori yg berpusat dgn struktur dlm membentuk kehiduapn sosial. 


Memahami Pemikiran Pierre Bourdieu Perihal Habitus. Manusia sebagai mahluk sosial pastinya tak terlepas dr proses interaksi & komunikasi sosial antar sesama individu, maupun antar kalangan masyarakat.

Interaksi & komunikasi sosial ini terjadi tatkala manusia lahir, yg dimulai dgn proses pembatinan kepada nilai & norma yg berlaku. Dimana kita sendiri yg menjalankan habitus itu tanpa kita sadari. 

Lalu, bagaimana Bourdiue mendefinisikan habitus ? Nah, berikut ini kutip dari Jurnal Studi Kultural (2016) Volume I No.2: 79-82, Laporan Riset Teori “Gado-gado” Pierre-Felix Bourdieu oleh Mangihut Siregar Universitas Udayana, berikut ini ulasannya : 

Bagi Bourdieu habitus adalah suatu metode lewat variasi struktur objektif & sejarah personal, disposisi yg berlangsung lama, & berganti-ubah yg berfungsi sebagai basis generatif bagi praktik-praktik yg terorganisir & terpadu dengan-cara objektif. Pemahaman terhadap rancangan habitus merupakan kunci dlm sintesa teoretis Bourdieu. 

Dimana Habitus yakni proses pembatinan nilai-nilai sosial budaya yg bermacam-macam & rasa permainan (feel for the game) yg melahirkan bermacam gerakan yg diubahsuaikan dgn permainan yg sedang dijalankan. Habitus yakni hasil internalisasi struktur dunia sosial, atau struktur sosial yg dibatinkan. 

Habitus merupakan produk sejarah yg terbentuk sesudah manusia lahir & berinteraksi dgn penduduk dlm ruang & waktu tertentu. Habitus bukan bawaan alamiah atau kodrat tetapi merupakan hasil pembelajaran lewat pengasuhan & bersosialisasi dlm masyarakat. 

Proses pembelajarannya sangat halus, tak disadari & tampil selaku hal yg masuk akal. Individu bukanlah biro yg sepenuhnya bebas, & pula bukan produk pasif dr struktur sosial. Habitus berhubungan erat dgn field, alasannya adalah praktik-praktik atau langkah-langkah distributor merupakan habitus yg dibentuk oleh field, sehingga habitus dipahami selaku agresi budaya. 

Pendekatan teoretis yg dijalankan Bourdieu ialah untuk menggambarkan bahwa apa yg dibilang & dijalankan seseorang dlm kehidupannya pada dasarnya yakni sesuatu yg lain dr keinginannya atau cuma sekedar dr struktur sosial & struktur material. 

Individu dlm tindakannya dipengaruhi oleh struktur atau yg kolektif/sosial. Struktur-struktur yg ada dlm penduduk diinternalisasi oleh pemain film-pemain drama sosial sehingga berfungsi dengan-cara efektif. Internalisasi berlangsung lewat pengasuhan, aktifitas bermain, & pula pendidikan dlm penduduk baik dengan-cara sadar maupun tak sadar.

Sepintas habitus seolah-olah sesuatu yg alami atau santunan akan tetapi ia adalah konstruksi. Aktor atau distributor dlm bertindak bukanlah mirip boneka atau mesin yg bergerak apabila ada yg memerintah. Agen ialah individu yg bebas bergerak seturut dgn keinginannya. 

Di satu sisi distributor merupakan individu yg terikat dlm struktur atau kolektif/sosial tetapi di sisi yg lain agen adalah individu yg bebas bertindak.

Sintesis & dialektika antara struktur objektif dgn fenomena subjektif inilah yg disebut selaku habitus. Hasil hubungan dialektika antara struktur & biro terlihat dlm praktik. Praktik tak ditentukan dengan-cara objektif & pula bukan kemauan bebas.

Habitus yg ada pada suatu waktu tertentu merupakan hasil dr kehidupan kolektif yg berjalan lama. Habitus mampu bertahan lama namun dapat pula berganti dr waktu ke waktu. Habitus menghasilkan & dihasilkan oleh kehidupan sosial, artinya habitus sebagai struktur yg menstruktur sosial & pula habitus sebagai struktur yg terencana. 

Dengan demikian Bourdieu memberi defenisi habitus sebagai suatu sistem disposisi yg berlangsung lama & berubah-ubah (durable, transposable disposition) yg berfungsi sebagai basis generatif bagi praktik-praktik yg terstruktur & terpadu dengan-cara objektif.

Contoh Fenomena Sosial Kemasyarakatannya. Habitus yakni kebiasaan yg sudah melekat & dijalankan dengan-cara berulang-ulang oleh manusia dlm kehidupan sehari-harinya. 

Kebiasaan ini bisa kita lihat dlm sikap maupun langkah-langkah yg dilaksanakan, seperti masyarakat desa yg sudah terbiasa dgn kegiatan bahu-membahu, membantu ketika ada hajatan maupun rewang. 

Nah, kita mampu menyaksikan bagaimana kebiasaan ini sudah terbatinkan sejak lama, sehingga menjadi kebiasaan yg dilaksanakan dengan-cara terus menerus & berulang-ulang. 

Dengan demikian dapat membentuk kebiasaan itu dgn dengan-cara sendiri tanpa kita sadaran. Itu apabila kita melihat pada masyarakat desa yg sudah terbatinkan dgn nilai-nilai bersama-sama selaku sebuah kebiasaan yg sudah terbatinkan sejak usang.

Apa lagi bisa kita lihat dlm memberikan acuan habitus ? Nah, misalnya pada pelajar, mahasiswa yg mereka membiasakan diri selaku pelajar & mahasiswa dgn berguru, bertingkah sesuai dgn nilai & norma serta kepatuahnnya dlm menjadi mahasiswa & pelajar. 

Seperti datang tetap waktu, menjalankan peran dgn baik & optimal, serta menerapkan ajaran-anutan yg sesuai dgn nilai & norma yg ada. Disinilah adanya proses interaksi & komunikasi sosial yg membatihkan habitus itu dgn terus berulang-ulangnya pola-pola tersebut. 

Nah, untuk acuan & analisis fenomena sosial penduduk , ananda bisa mencarinya dengan-cara mampu berdiri diatas kaki sendiri ya guys. 

Sumber Referensi : 

http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=778300&val=12766&title=Teori%20Gado-gado%20Pierre-Felix%20Bourdieu

Sumber Foto : https://www.revistaarcadia.com/historia/articulo/recordar-pierre-bourdieu/27726/
  Pandangan Ekonomi Terhadap Prespektif Sosiologis