mengapa mobilitas sosial baik dengan-cara vertikal maupun horizontal mampu dgn mudah terjadi pada masa pendudukan jepang dibandingkan pada masa pendudukan belanda ?
Mobilitas sosial baik dengan-cara vertikal maupun horizontal dapat dgn mudah terjadi pada masa pendudukan Jepang dibandingkan pada masa pendudukan Belanda, karena pada masa Belanda terdapat stratifikasi sosial yg menempatkan rakyat asli Indonesia di paling bawah tatanan masyarakat, & menghalangi jabatan yg dapat dipegang rakyat Indonesia
Pembahasan:
Pada masa penjajahan Belanda, hingga tahun 1942, masyakat Hindia Belanda (Nama Indonesia ketika itu) mempunyai stratifikasi atau perbedaan tingkat status sosial & aturan yg ketat.
Orang Belanda & Eropa lainnya (dalam bahasa Belanda disebut Europanen) memiliki status teratas. Mereka mempunyai hak politik besar & statusnya diistimewakan oleh aturan. Jumlah mereka diantara penduduk Hindia Belanda ialah paling sedikit, hanya sekitar 2% atau 200an ribu jiwa.
Orang Indo atau peranakan adonan Eropa & orang pribumi memeiliki status sedikit berlawanan, yg lebih rendah dr orang Eropa orisinil atau totok.
Dibawah golongan ini adalah apa yg disebut Vreemde Osterlingen atau orang Timur Asing, yg terdiri atas orang keturunan Arab, India, China & Jepang.
Golongan paling bawah adalah orang pribumi atau Inlanders. Golongan ini dibatasi sekali dengan-cara aturan, contohnya tak boleh sekolah di sekolah khusus Eropa atau menduduki jabatan tertentu. Hanya orang pribumi dr kelompok ningrat atau ningrat yg derajatnya dianggap tinggi oleh orang Eropa, & mampu sekolah hingga tinggi.
Akibatnya, rakyat Indonesia dr kelompok penduduk asli kesusahan melakukan mobilitas sosial untuk memperbaiki nasibnya.
Kondisi ini berganti, sehabis Jepang menaklukkan Hindia Belanda pada tahun 1942. Orang Jepang naik sebagai golongan dgn status paling tinggi. orang Indonesia orisinil menjadi golongan tinggi kedua, karena Jepang ingin mengambil hati orang Indonesia agar mendukung upaya perangnya.
Dengan pergantian struktur sosial ini, lebih gampang dilaksanakan mobilitas sosial, akrena tak ada halangan mirip pada masa Belanda
—————————————————————————–
Pelajari lebih lanjut:
Jelaskan pembagian stratifikasi sosial pada masa kolonial Belanda!
https://sosiologiku.com/peran/181688
Detail Jawaban
Kode: –
Kode: –
Kelas: VIII
Mata Pelajaran: IPS
Materi: Masa Penjajahan Belanda
Kata Kunci: Stratifikasi Sosial pada masa Belanda
bagaimana mobilitas sosial yg terjadi pada masa pendudukan Jepang?
lewat media masa seperti koran & televisi
Bagaimana mobilitas sosial yg terjadi pada masa pendudukan jepang?
melalui media masa mirip koran & televisi
Bagaimana mobilitas sosial yg terjadi pada masa pendudukan jepang
mobilitas terjadi dikala memindahkan para pekerja
Apa yg menyebapkan terjadinya mobilitas sosial bangsa indonesia pada masa pendudukan jepang!
Jawaban:
Terjadinya mobilitas sosial masyarakat Indonesia pada masa pemerintahan kolonial Belanda disebabkan oleh berkembangnya…
Perkebunan – perkebunan besar milik Belanda di wilayah Indonesia
Pembahasan
Mobilitas sosial merupakan gerakan penduduk atau perpindahan penduduk atau masyarakat dr satu daerah ke tempat lain.
Pada masa kolonial Belanda pula terjadi mobilitas sosial, diantaranya disebabkan oleh :
Berkembangnya perkebunan – perkebunan besar di Indonesia menyebabkan munculnya permintaan akan pemenuhan tenaga kerja
Untuk menyanggupi kebutuhan tenaga kerja tersebut, maka pemerintah kolohial melakukan perpindaha penduduk dgn mendatangkan pekerja dr tempat tertentu ke sentra perkebunan. Contohnya perpindahan pekerja dr Pulau Jawa ke Pulau Sumatera.
Para pekerja pribumi dibayar dgn upah yg murah sehingga usahawan perkebunan bersedia mengikat mereka dgn Koeli Ordonatie (kuli perjanjian ) yg dibarengi dgn Poenale Sanctie (sejenis ancaman eksekusi bagi yg tidak ingin bekerja & meninggalkan perkebunan)
Mobilitas sosial pula terjadi karena sebagian lahan pertanian di desa di alih fungsi menjadi tempat – tempat industri, sehingga penduduk desa yg awalnya berprofesi petani pindah ke tempat lain untuk menjadi buruh
Munculnya kota – kota gres yg disokong oleh sarana & prasarana, misalnya adalah pembangunan fasilitas pendidikan.