Jika kita mengenal terjadinya gelombang migrasi besar-besaran orang Madura di Jember tentunya mengalami peningkatan yg begitu besar di tahun 1880, begitu juga dgn migrasi selanjutnya orang-orang Jawa. Terjadinya gelombang migrasi orang Jawa dikarenakan perkebunan swasta di daerah Jember yg kian banyak.
Kedatangan mereka pastinya membawa & berbagi budaya asalnya ke kawasan yg gres, dimana konteks budaya.Budaya arus migrant dr dua entitas budaya berlainan yg kemudian berdiam pada satu wilayah yg sama, dimana proses akulturasi budaya sehingga di daerah Jember timbul budaya “pendhalungan” yg ialah percampuran dua anasir budaya menjadi budaya baru.
Angapan yg unik ini tentunya mempesona dr cara praktik bahasa yg digunakan dgn cara berkesenian yg merepresentasikan antara etnis tersebut, maka muncul disebut dgn kebudayaan agraris-egaliter. Kebudayaan ini lalu terdapat suatu petunjuk yg sehari-hari digunakan dlm berbahasa. Kemudian, masyarakat Madura yg lahir di wilayah Jawa & beradaptasi dgn budaya Jawa.
Semenjak wilayah Java Oosthoek diserahkan oleh raja Mataram, maka kompeni Belanda pada tahun 1743 tidakberdaya dlm melawan kaum pemberontakan, maka dgn sumber daya alam yg menjadi minat mereka, maka kompetisi mirip Belanda, Inggris & Perancis terlibat dlm masalah mereka.