Mental & Kekuasaan Ekonomi Budaya DI Kalimantan

Indonesia, revolusi mental di paparkan dgn baik pada tahun 2011 berjalan, tatkala di Jakarta mengalami perubahan politik. Hal ini tentunya mengenang adanya planning, perusakan mental di masing-masing insan itu terdapat pada lingkungan keluarga itu paling terkecil, selain rekan.

Pengamatan saya, jikalau berkunjung keluarga & ngbrol contohnya itu terjadi interaksi dgn adanya contohnya lingkungan pergaulan, pekerjaan, hingga seksualitas itu di keluarkan dialog itu pada lingkungan keluarga yg tak menyenangi pada pihak keluarga perempuan.

Hal ini dapat dijumpai tatkala pergaulan & lingkungan menjadi catatan terhadap budaya & agama yg mereka rencanakan di Pontianak, tatkala berkunjung pada hari raya. Sementara itu, halnya yg paling baik adanya tatkala berbagai ungkapan penduduk menjadi penting dlm melihat banyak sekali berita budaya & agama, Islam contohnya dlm setiap pekerjaan dlm hal ini Islam di Indonesia.

Batasan selaku manusia, menjadi penting dlm menyaksikan & mengamati banyak sekali masalah kekerasan ekspresi, pastinya revolusi mental tak hanya ditiadakan begitu pula, tetapi revolusi kekerasaan menjadi catatan terhadap upaya manusia dlm menjatuhkan lawannya. Paling menakutkan pada masa masyarakat Tionghoa hasil asimilasi budaya (Tionghoa – Dayak) & agama di Kalimantan Barat.

Lingkungan pergaulan menjadi catatan, & dinamis terhadap banyak sekali sumber ekonomi, tak menyadari perihal batas-batas mereka di penduduk , & lingkungan keluarga. Pada tahun  2022 tepatnya pada tanggal 3 Februari, setidaknya kunjungan keluarga menjadi keisengan masing-masing oknum perihal pembahasan mereka terhadap budaya etniksitas penduduk Dayak Iban.

Apa yg mempesona dlm pembahasan tersebut, misalnya memiliki kuping panjang, nada bicarannya, & lainnya. Sementara itu, saya membicarakan mengenai kekuasaan, departemen, & intektualitas dlm pekerjaan aku, tergolong pendidikan kemarin itu.

  13. Pemberontakan Republik Maluku Selatan (RMS)

Tidak ada yg menawan, untuk dibahas masalahnya yg saling berinteraksi itu tak mengetahui apa yg saya bicarakan, alasannya latar belakang mereka hanya ekonomi, & menanyakan berapa perbulan, projek & lainnya, itu dlm pikirannya. Kenapa mesti mengali mirip itu, memang anda siapa toh ? Yah begitulah lingkungan orang Tionghoa Hulu – Perkotaan.