Jakarta, pada tahun 2000 tepatnya, mobil Mercedez benz telah ada & dikendarai, bahkan pada tahun 1980an di Ibukota Jakarta, dgn plat yg digunakan serta pembawa jenazah yg ada di kota itu. Perubahan itu tak terkecuali di Pontianak, tepatnya pada tahun 2019an berlangsung, telah terlintas menenteng penumpang.
Penumpang itu ialah, pastinya keluarga, & digunakan pada pesta akad nikah orang Tionghoa Hakka – Pontianak, gembala baik sheng hie, mungkin itu yg diketahui bila berada di Jakarta – Tionghoa Hokkien. Hal ini mengesankan berbagai kegiatan masyarakat yg lekat pada aspek kehidupan sosial ekonomi di Jakarta.
Taipan, Jakarta Victoria – Sultan kendaraan beroda empat eropa kembali di Indonesia, & dibawa ke museum oleh Hilmar Farid, Non PNS, kelahiran Jerman. Begitu banyak hal yg terlintas, dgn berbagai perbedaan Taipan disini, berlawanan dgn di Jakarta. Hendaknya dikenali bagaimana bekerja, & lainnya. hidup dgn ekonomi di Jawa, pada industrial.
Salah satu yg dimengerti yakni tatkala berbagai hal terkait dgn dinamika budaya di masyarakat yg hendak diketahui bagaimana pembangunan ekonomi di Jakarta berjalan, sempurna krisis ekonomi terjadi pada tahun 1990an.
Kalimantan – Itu yg terjadi pada saat ini, aku pun berjalan dgn baik adanya batas-batas untuk berteman, dgn orang yg terkait dgn kebijakan, kesehatan yg tak masuk dinalar saya hingga dikala ini, utamanya pada elit politik, & kepentingan mereka sampai dikala ini (birokrasi) pensiunan malang elit politik PDI Perjuangan 2008, sambil tersenyum “saya”.
Bagaimana tidak, disini orang yg terlibat dlm pertentangan sosial – etnik di masa kemudian 1967 – 1999, & hidup dgn pekerjaan mereka sampai dikala ini, & Tionghoa Indonesia dlm bisnis membutuhkan kejujuran dlm bekerja.
Salah satu ilmu pengetahuan yg baik, guna menerima kanal ekonomi politik, berjalan dgn baik, namun setidaknya mereka sudah telanjang apalagi dulu bagi orang Dayak – Batak itu. Suatu kesempatan mereka untuk hidup di Pontianak – Jakarta hingga saat ini diperkotaan.
Penyimpangan wawasan, & seksualitas yg seharusnya tak ditanggung di Pontianak, dr hasil pajak & kehidupan yg di dramatis di buat oleh sekelompok elit politik terhadap wawasan mereka yg menyimpang dlm medis.
Hal ini tak bisa dipungkiri tatkala mereka hidup pada kepentingan politik mereka sampai saat ini, & aneka macam ekonomi ditemukan yg berasal dr hasil seksualitas Batak – Tionghoa Hakka, di tanah dayak.
Salah satu yg menawan di Pontianak, Indonesia ini. Tentunya gue mampu menulis dgn baik, di antara bayangan kedua orang tua & keluarga 2022, hingga saat ini mengingatkan gue dgn perihal Ibukota Jakarta.
Setidaknya tempat kotor ini 67 – 1990an terjadi, menjadi permulaan untuk mendengar pertama kali sebagai permulaan dr kehidupan kristiani aku, di anggrek, pontianak tatkala itu tak jauh, dr perkotaan. yg sampai ketika ini dgn jauh dr pertentangan sosial & agama , yg baik itu disengaja, & direncanakan dgn baik oleh orang – orang di sini pontianak bukan priyayi.
Hingga mereka berani bermimpi, mimpi, Mercedez itu, dlm sebuah ruang gereja yg dikenakan pada hari akad nikah, & memasarkan peler (biologis) – batak, ditengah perompak kapal, hasil dr seksualitas orang jawa menjijikan itu, di Pontianak – Jakarta disekitar wilayah tersebut.
Pada ujungnya ekonomi untuk mencari kekayaan hutan dahulunya, masuknya penduduk Orang Jawa selaku kristiani, beralih pada kedokteran dgn tolok ukur rendahan berdasarkan kelas sosial Jawa sengsara sebelumnya di Pontianak, untuk masuk pada tata cara pemerintahan Desa telah baik.
Pada medis saat ini diulangi kembali dgn sengaja, tak jauh dr tindakan orang Dayak – Melayu terjadi, pada kelas sosial rendah, begitu cara mereka bertahan hidup & hidup selaku makan orang atau sesamanya terutama pada masyarakat etika di tempat hutan.
Ketika, berlindung di balik tembok agama & tenaga kesehatan & pendidikan di Indonesia. Hal ini tak serta merta perusak itulah mereka dikala ini, hasil seksualitas yg mampu di pahami dr hasil istilah seorang Presiden ke 7 RI Joko Widodo, kaesang (pengusaha).