Berbagai kemajuan pengetahuan, dr aneka macam Negara mirip Jerman, Amerika, Jepang sudah meluncurkan aneka macam kendaraan beroda empat yg baik untuk dikendarai & diciptakan berdasarkan karya yg baik untuk diproduksi. Hal ini terang dgn aneka macam perumpamaan yg dibuat dgn adanya, Replika mobil pertama di dunia dr Mercedes-Benz kini tengah dipamerkan di Museum Nasional Indonesia, hingga 15 Februari 2020 yg kemudian.
Tapi taukah kau, kendaraan beroda empat pertama itu pernah dimiliki oleh orang Indonesia? Yap, pemiliknya adalah Sultan Surakarta atau Sultan Solo ketika ini, Pakoe Boewono X. Kala itu, mobil yg bernama Benz Victoria Phaentom itu dipesan lewat perusahaan yg berlokasi di Passer Besar, Surabaya.
Benz Victoria Phaentom pun diimpor dr Eropa dgn harga 10.000 Gulden pada tahun 1894. Mobil milik Pakoe Boewono X itu memiliki kapasitas 2.000cc yg bertenaga 5 hp & dilengkapi dgn ban karet yg keras, selama 17 tahun pula baru dipamerkan kembali produk modern dr Mercedes Benz.
Mobil ini hadir sesudah delapan tahun sebelumnya, Carls Benz mengajukan paten kendaraan bermotor roda tiga yg diciptakan pertama kali di Berlin, tepatnya pada 29 Januari 1886. Sejak saat itu, mobil pertama yg pula bernama Benz Patent-Motorwagen menjadi simpol kepioniran dr semangat kesempurnaan.
Selain itu, kendaraan roda tiga itu memberikan bahwa mobilitas sudah mencapai era yg baru. Tenaga Benz Patent-Mtoorwagen bersumber dr emsin 954cc satu silinder 4-langkah.
Sementara rancangan kendaraan ini sudah mempunyai beberapa fitur utama yg bisa didapatkan pada sebagian kendaraan dgn mesin pembakaran internal saat ini. Termasuk kruk as (Crankshaft) dgn penyeimbang, pengapian listrik & pendingin air. Unit ini bisa menciptakan tenaga optimal sebesar 0,55 kW pada 400/menit.
Pada masa itu, mesin ini terbilang sangat ringan dgn berat sekitar 100 kilogram. Mobil ini butuh materi bakar bensin sekitar 10 liter untuk setiap 100 kilometer perjalanan. Fitur khas lain dr kendaraan beroda empat ini adalah bak mesin terbuka, katup intake yg mampu digeser dgn gagang yg eksentrik, katup pembuangan yg dioperasikan oleh cakram cam, pelatuk pada klep & pushroad, serta menggunakan sistem pelumasan tetes.
Rancangan Benz pada saat itu memakai roda yg sungguh besar yg dipasang dengan-cara horizontal pada sasis. Pasalnya, jikalau dipasang dengan-cara vertikal, dikhawatirkan adanya imbas giroskopik akan mengganggu kemudi & stabilitas kendaraan.