Mobil Murah dan Mewah Sama Saja Kali Ya UU BBM !!

Mobil saja kini menjadi ajang berdebatan, apa beda nya kendaraan beroda empat glamor & Murah kalau bukan UU BBM ? Kalau hujan sama-sama tak kena hujan. Atau mobil mewah begitu lezat, enjoy, sporty atau lebih keren? Sedangkan kendaraan beroda empat murah, perlengkapannya paling tak seheboh kendaraan beroda empat glamor kalau melintas atau bagaimana? Atau kendaraan beroda empat murah untuk kelas kebawah atau menengah? Tetapi masih diragukan bila bisa dimiliki. 

Mobil mewah atau atau murah tetap saja ujung-ujung nya ke BBM. Siapa bilang adanya

mobil murah mampu menanggulangi kemacetan atau mengembangkan keperluan?  Kita amati perumpamaan “Menurut JK, sepuluh tahun lalu, orang mendesak perlunya kendaraan beroda empat murah. Kini, sehabis pemerintah memberi kesempatan justru ditentang. Karenanya, dia menilai hal itu tak adil bagi mereka yg berkemampuan rendah. Selain itu kata JK, pelarangan tersebut bisa membahayakan negeri kita jika agresi mirip itu menjalar ke daerah daerah lain. dia menyampaikan, contohnya ada pula tempat di Indonesia yg melarang peredaran kendaraan beroda empat mahal atau melarang peredaran komoditas tertentu”[1]


Mungkin sah-sah saja bila berkenan, tetapi bagaimana nasib orang-orang di tingkat akar rumput atau kaum bawah? Mencari duit kemana ya? Atau cuma gigit jari saja melihat orang-orang yg  mampu mempunyai mobil murah, makan saja susah !! untuk anak sekolah & bisa makan saja sudah bersyukur. Atau saya, menjual tanah saja pak? Jadikan perkebunan & para investor jaya untuk memasuki kampung ku?.


Mungkin ini perumpamaan kira-kira yg akan ada ditingkatan ini. Ungkapan para pejabatan negara yg mengerti kepentingan ekonomi nasional pastinya tak jauh dr pertumbuhan jalan perekonomian di Indonesia. Kepentingan nasional tanpa memperhatikan keberlangsungan masyarakat tentunya menjadi pertanyaan bagi tataran ini? Mengapa, bagi pengamat & pejabat public pasti mengetahui & itu pun mampu dikenali, dimana itu kepentingan rakyat maupun kepentingan nasional yg menjadi suatu keperluan atau kepentingan. Dalam kontoversi akhir-akhir ini bukan mempunyai arti ini menjadi ajang menjual pisang goreng untuk menaiki grafik pemasaran kendaraan beroda empat.

Ajang seperti ini pastinya harus diperkirakan jikalau untuk sebuah keperluan, di pikir-pikir dulu deh. Karena ini ujung-ujung nya BBM. Jika untuk menanggulangi kemacetan mala makin menyertakan kemacetan. Gak lucu deh kalau Indonesia di jajah mobil “ istilah orang No.1 di DKI Jakarta ini[2].

Apa yg sebaiknya dilaksanakan?

Membaca ungkapan dr beberapa pejabat pemerintahan yg menentang adanya kendaraan beroda empat murah ini, tentunya tak lepas apa yg diharapkan oleh masyarakat. Memang benar, “mobil murah akan kontraproduktif dgn kebijakan mendorong transportasi masal di kota-kota besar[3] .  Benahi yg ada mungkin lebih baik, sebab angkutan umum pula sama-sama kendaraan beroda empat murah hanya kapasitas nya saja yang  massal.

  Jelaskan Aspek Sosial Budaya Dalam Pancagatra​