Kalimantan – Moralitas seskualitas akan terlihat pada history spritualitas, politik & pembangunan insan yg mendalami aneka macam arti doktrin serta spritualitas yg mereka terapkan hingga saat ini. Kegagalan spritualitas, & moralitas tampak pada kehidupan sosial & gereja di Keuskupan Agung Pontianak, & paroki.
Moralitas golongan kelas sosial yg bukan siapa – siapa, terletak pada golongan bawah mirip pihak keselamatan terjadi dgn sangat minim sebab ekonomi, & politik disetiap anggota partai politik. khususnya PDI Perjuangan – Golkar – Dayak.
Kolonial – tak heran & memang kejam dengan-cara koletif menyerang, & pemerasan tak berbeda jauh untuk pekerjaan mereka dikala ini psikilogis & sosiologis terjadi pada aspek hukum & kesehatan, filsafat Barat terperinci Sihombing & Lai di Pontianak terjadi – pemerasan tak berbeda jauh pada kelompok pedesaan terutama Kab. Landak – Kapuas Hulu, serta Pontianak, Kab. Sambas.
Pada mereka dimana – mana & moralitas & kejahatan ekonomi – bisnis terjadi disini, dimulai dr orangtua mereka selama berkedok agama kristiani – Budha – Konghucu. Lekat dr campur tangan ordo di Indonesia hingga dikala ini, yg lekat pada kepentingan itu & merugikan alasannya adalah adat & moralitas seksualitas, khususnya pendidikan dgn terus mengeluh & tak harus diletakkan dimana didikan mereka untuk melakukan pekerjaan .
Kekayaan yg dimiliki hasil dr terikan di media umum, penggunaan media & teknologi tak mempunyai aib & etika, sehingga terkesan kurang asuh sekali. Maka, berujung pada pemerasan & lekat pada dinamika sosial, di kalangan kelas sosial kebawah – menegah, & usahawan setempat dlm orientasi ekonomi rakyat.
Hal ini menjelaskan bagaimana kiprah Tionghoa disini, & kesan yg dapat disampaikan dlm setiap pembentukan kepercayaan, perlahan berubah sesuai dgn kepentingan spritualitas, & kebejatan & kejahatan di masa lalu mereka pada tahun 1967 Tionghoa – 1999 Madura disengaja atau tidak.
Tentunya dimulai dr orang renta mereka dlm setiap rumah – rumah yg berasal dr kalangan sosial kebahwa yg mempunyai ragam budaya lokal masyarakat Dayak – Tionghoa di masa kemudian hingga dikala ini, pada kebudayaan berdasarkan alam sekitar mereka.
Sehingga tatkala mereka berbicara tampak kehilangan kesadaran diri dgn bagaimana mereka harus bersikap, pada karakteristik orang Dayak disini. Hal ini menjelaskan banyak sekali hal terkait moralitas ekonomi & budaya di masa kemudian.
Berdasarkan spritualitas apa yg disampaikan disini, pada kekuasaan & politik Golkar – PDI Perjuangan yg merugikan tampak pada kehidupan di masa lalu – budaya & agama lekat pada hutan & primitif.
Kemiskinan terjadi, karena pengetahuan yg dangkal terhadap akidah yg dimiliki dgn demikian, bagaimana mobilisasi terjadi, serta penyingkirang terjadi dgn baik pada pekerjaan. Terutama kesehatan mental & moralitas, serta etika paroki – pastor & pendeta tak ada, seksualitas menjadi gosip menjijikan – ketua kring Pontianak kalangan biasa, tak punya aib sekali.
Begitu semena – mena & berkedok pada agama spritualitas kristiani berujung pada uang & kriminal, padahal pastor paroki, itu ada di MRPD & ketua kring 1990an – 2023 pergeseran imam & perlakukan mereka kelompok tersebut, & DPP yg tak menjadi apa – apa hingga dikala ini pada kelas sosial.
Dayak – pribumi selaku penganut ordo, & birokrasi pada pendidikan – birokrasi korup terjadi, begitu pula kelompok kelas sosial kebawah – menegah Tionghoa Hakka, yg berujung tak menjadi apa – apa pada sumber daya manusia.
Kehidupan penduduk Jawa di masa lalu pada masa priyayi, & masuk RI tampak bagaimana penyingkiran terjadi, pada birokrasi & – Bisnis – iman Tionghoa – Dayak yg tinggal di Pontianak, yg begitu buas atau tak baik dgn adanya moralitas rendah seksualitas, & wawasan di masa kemudian.
Biasanya kaum pendatang Batak – Jawa – Islam – Melayu, kepentingan politik ekonomi – birokrasi di gereja – gereja, kristiani seperti Nasrani – Protestan disini, yg berujung pada belas kasihan untuk kebutuhan pangan, sandang & papan, apa yg diberikan.
Biasanya dimulai dr rumah tangga, dikarenakan kehidupan mereka di masa kemudian, & pekerjaanya dlm lingkungan politik, memperalat & mempergunakan sudah terjadi. Sebagai pastor paroki bertugas misalnya mereka tak jauh dr karakteristik tersebut.
Dan bergunjing tak berlainan jauh tatkala berkumpul. Dengan kendudukan anda menjadi sebuah kesadaran kehidupan anda, & pedesaan, tanpa moralitas & bisnis 1999 – 2023 – birokrasi. Tatkala mereka pembangunan ekonomi, pendidikan & lainnya.
Dengan merugikan kalangan yang lain, apalagi kedudukan tersebut dijalankan semena – mena, pula terjadi, karena kepentingan seksualitas, politik & birokrasi di kawasan mirip di Indonesia.