Jika Anda bertemu seseorang yang Anda kenal baik, Anda pasti akan menyapanya dengan hormat.
Mengapa? Setiap masyarakat memiliki nilai dan norma sosial yang mengatur hubungan warganya.
Nilai dan norma terbentuk melalui proses penyesuaian yang berkesinambungan di antara anggota masyarakat. Jika suatu nilai sosial dianggap pantas untuk semua anggota masyarakat, maka nilai sosial tersebut diterima sebagai dasar untuk hidup berdampingan.
Dalam rangka mengimplementasikan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, aturan-aturan yang mengatur pelaksanaannya juga disepakati.
Proses ini secara alami dalam masyarakat dan berdasarkan kesepakatan anggota masyarakat yang bersangkutan. Setelah nilai dan norma tersebut disepakati dan diterima, nilai dan norma tersebut dikomunikasikan secara turun temurun kepada anggota masyarakat.
Tujuannya agar warga menyesuaikan perilakunya dengan nilai dan norma tersebut untuk menciptakan tatanan sosial.
A. Nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
Nilai sosial adalah prinsip, standar, asumsi, dan keyakinan yang berlaku dalam masyarakat.
Dalam masyarakat terdapat standar-standar yang harus dipatuhi, baik, benar dan dihargai oleh para anggota masyarakat. Standar-standar ini tidak tertulis, tetapi hidup dalam pikiran setiap warga negara. Setiap generasi mewarisi nilai-nilai sosial dari generasi sebelumnya.
Ketika penciptaan setiap nilai sosial tidak dapat ditentukan dengan pasti. Namun, suatu prinsip atau standar perilaku dianggap sebagai nilai sosial jika semua anggota masyarakat menyetujuinya.
Nilai-nilai sosial diakui, disepakati, dan dipatuhi oleh suatu kelompok masyarakat. Ada banyak nilai sosial yang berkembang di masyarakat. Nilai-nilai ini diperlukan untuk mengontrol hubungan antar warga.
Ketika suatu masyarakat berkembang, nilai-nilai sosialnya berubah. Perubahan nilai sering disebut sebagai pergeseran nilai.
Berikut ini kami jelaskan nilai gotong royong dalam masyarakat kita. Bagaimana nilai-nilai tersebut mengatur kehidupan warga dan perubahan (perubahan) apa yang terjadi.
Masyarakat tradisional Indonesia umumnya menganut prinsip gotong royong. Misalnya, pembersihan desa, perbaikan saluran irigasi pertanian atau pembangunan jalan di desa dan pembangunan rumah di desa masih dilakukan secara bersama-sama. Di Jawa Tengah, ini dikenal sebagai sambatan.
Hanya pekerjaan khusus seperti pertukangan dan tukang batu yang dibayar. Orang kota mewujudkan nilai Gotong Royong dengan cara lain. Di lingkungan kerja yang sibuk, umumnya ada penggalangan dana sukarelawan reguler. Dana tersebut digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Kesibukan masyarakat perkotaan yang bekerja di sektor formal akan membentuk harga Gotong Royong.
Meskipun makna dasarnya sama, namun tingkatan dan bentuknya berbeda. Transformasi nilai Gotong Royong terkait dengan sifat masyarakat urban yang praktis, efisien dan individualistis.
Nilai-nilai sosial ada dalam kehidupan setiap orang, baik sebagai individu maupun sebagai masyarakat. Setiap masyarakat memiliki nilai-nilai sosial yang berbeda dengan masyarakat lainnya.
Demikian juga, setiap individu mungkin memiliki nilai sosial yang berbeda dari yang lain. Seperti yang tergambar pada contoh di atas, masyarakat perkotaan cenderung individualistis sedangkan masyarakat pedesaan lebih mengutamakan solidaritas dan kekeluargaan.
Perbedaan tersebut menunjukkan bahwa kedua masyarakat tersebut menghargai nilai-nilai sosial yang berbeda, misalnya dalam ranah privat. Risna berpikir lebih baik dia mencari pekerjaan untuk mendapatkan uang sendiri meskipun orang tuanya bisa membiayai pendidikannya setelah SMA, sedangkan Dewi menganggap penting untuk melanjutkan pendidikannya sampai dia mendapatkan gelar sarjana. Ini penting baginya.
Perbedaan sikap Risna dan Dewi antara pendidikan dan pekerjaan menunjukkan bahwa keduanya menganut nilai yang berbeda.
Nilai-nilai yang berkembang di masyarakat didasarkan pada hal-hal berikut.
- Hukum alam; Suatu masyarakat menempatkan nilai tertentu pada fenomena alam. Misalnya, karena illegal logging bisa menyebabkan banjir, itu dianggap tercela;
- Kebenaran umum; Konsep asal-usul sangat sederhana, yaitu lahir dari kondisi alamiah setiap individu dalam masyarakat. Misalnya, dipukul itu menyakitkan, jadi memukul orang lain bertentangan dengan kebenaran umum.
- Estimasi daya transmisi; Dalam keadaan tertentu, semua individu penyandang disabilitas mencari kesempurnaan di luar wilayah mereka.
Dari sumber-sumber tersebut, sebuah nilai melalui proses diadopsi menjadi nilai sosial. Penerimaan ini dilakukan dalam tiga tahap:
- Tranformasi; mengubah Penyampaian informasi kepada setiap anggota masyarakat. Transmisi informasi dilakukan dengan dua cara, yaitu rasionalitas dan doktrin;
- Diskusi; percakapan Sebuah proses sosial yang berbicara tentang nilai. Dari proses ini, sebuah nilai sosial melahirkan penilaian yang dapat diterima atau kebetulan; sebaik
- kritik; Kondisi sosial yang berubah membutuhkan kritik untuk menyesuaikan nilai-nilai sosial dengan perkembangan zaman. Terdapat berbagai nilai sosial dalam masyarakat yaitu nilai spiritual, nilai material, nilai praktis dan nilai solidaritas.
Nilai spiritual
Nilai spiritual berkaitan dengan menghargai semua yang penting bagi spiritualitas manusia. Nilai spiritual meliputi nilai keindahan (beauty), nilai kesusilaan (moralitas), dan nilai ketuhanan (religious). Perwujudan nilai-nilai spiritual dapat melalui ekspresi dan apresiasi seni, kesetiaan, cara pandang dan ketaatan beragama. Menurut Notonagoro, nilai spiritual dapat dibedakan menjadi empat, yaitu nilai estetika, nilai etika, nilai ilmiah, dan nilai religi.
Nilai estetika
Nilai estetika berkaitan dengan pengungkapan perasaan atau esensi jiwa seseorang mengenai keindahan. Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang kecantikan. Ada orang yang memiliki apresiasi keindahan dalam seni lukis, sastra, arsitektur, tari, musik dan lagu, patung, dan lukisan. Hampir semua aspek kehidupan manusia diwarnai oleh nilai-nilai estetika. Setiap kali Anda berbelanja tas, buku, dan pakaian baru, salah satu hal yang perlu Anda pertimbangkan dalam pemilihan adalah keindahan tampilan. Padahal, cara orang berbicara tidak terlepas dari komponen nilai estetika. Mendengarkan pidato atau ceramah orang terkenal seperti KH. Zainudin MZ dan AA Jim. Keindahan struktur bahasa membuat tuturan itu menarik perhatian orang, isinya dianggap sebagai tambahan terhadap isi. Nilai estetika tidak dapat diukur karena bersifat relatif dan subjektif. Apresiasi dan apresiasi orang lain.
Nilai etis
Nilai etis/moral adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan perilaku yang terpuji. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyebutnya dengan etika atau sopan santun. Nilai moral disebut nilai karakter atau nilai kepribadian. Nilai karakter tercermin dalam keadilan, kejujuran, keberanian bertindak dan pengendalian diri. Misalnya, seseorang yang memegang teguh nilai-nilai moral tidak mengingkari janjinya. Ukuran terpuji atau tidaknya sesuatu itu tergantung dari penilaian masyarakat yang bersangkutan. Secara umum, perilaku membantu dan rela berkorban untuk kepentingan orang lain patut dipuji. Anda akan mendapatkan pujian dari orang lain karena melakukan kebaikan atau perbuatan baik. Jika Anda melakukan tindakan ofensif, Anda akan disalahkan oleh orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat nilai-nilai moral yang berperan dalam mengatur perilaku kita dalam kehidupan bermasyarakat.
Nilai ilmiah
Nilai ilmu tercermin dalam berbagai upaya manusia untuk mencari ilmu dan kebenaran. Misalnya, seseorang yang suka belajar keras atau melakukan penelitian, berarti dia mendukung nilai ilmu pengetahuan.
Sebuah masyarakat yang warganya mendukung nilai ini. Pertumbuhan keseluruhan dan pertumbuhan yang cepat. Meskipun kegiatan pendidikan dan proses pembelajaran ada pada setiap masyarakat, pada kenyataannya tidak semua masyarakat memiliki tingkat perkembangan yang sama.
Ini karena penghayatan mereka terhadap nilai-nilai ilmiah tidak sama. Coba pikirkan, mengapa Jepang, Jerman, dan negara-negara Barat mampu mendominasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi kita tertinggal jauh?
Nilai agama
Nilai-nilai agama berkaitan dengan kepercayaan kepada Tuhan. Mereka hanyalah orang-orang yang percaya akan kuasa Tuhan. Setiap agama dan kepercayaan percaya pada kekuatan Tuhan.
Keyakinan mempengaruhi perilaku orang. Oleh karena itu, pada umumnya manusia berpedoman pada ajaran yang mereka yakini berasal dari Tuhan. Tuhan mengundang kebaikan dan keselamatan.
Jika Anda selalu berbuat baik, jika Anda suka membantu orang lain, tidak merugikan orang lain, dan jika Anda taat menjalankan perintah agama, percaya bahwa setiap orang akan mendapatkan pahala dari Allah, maka Anda berpedoman pada nilai-nilai agama.
Nilai Material
Nilai material berkaitan dengan nilai yang dimiliki orang tentang materi atau barang dan kekayaan.
Setiap orang memiliki sikap yang berbeda terhadap kekayaan, dan ini mempengaruhi nilai-nilai dalam masyarakat.
Ada orang yang mendahulukan harta yang melimpah sebagai tolak ukur kesuksesan hidup, ada pula yang memprioritaskan kesuksesan pendidikan anaknya. Menurut Clifford Gertz, kelompok masyarakat Jawa Praiyi memandang rendah nilai material, tetapi menghargai ruang sosial.
Secara garis besar, nilai material disebut nilai ekonomis. Nilai ini tercermin dalam sistem ekonomi yang dianut oleh suatu masyarakat atau individu. Mereka telah mencapai kesepakatan untuk menerapkan sistem pasar bebas dalam masyarakat global saat ini.
Artinya, praktik persaingan bebas (liberalisme perjuangan bebas) dinilai baik. Negara-negara yang tidak mendukung sistem tersebut akan dikenakan sanksi internasional. Di ranah privat, nilai ekonomi tercermin dalam sikap menabung.
Nilai Kesehatan
Nilai-nilai penting berkaitan dengan apresiasi terhadap kesehatan dan kebugaran tubuh.
Kegiatan olahraga dan makanan bergizi mencerminkan nilai-nilai penting. Pola hidup sehat, tidak mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang merusak kekuatan fisik, juga memegang peranan penting.
Selain itu, kegiatan rekreasi dan waktu luang dapat menjaga pentingnya tubuh. Oleh karena itu, nilai kritis juga termasuk nilai hiburan. Orang yang menghargai waktu luang merencanakan kegiatan waktu luang mereka dengan baik.
Bagi mereka, tubuh harus diberi kesempatan untuk beristirahat dan menyegarkan diri setelah seharian bekerja. Sekarang Anda pasti bisa mengerti mengapa beberapa orang ingin menghabiskan banyak uang untuk membeli alat fitness.
Tempat rekreasi di luar kota selalu ramai dikunjungi orang, terutama saat hari libur.
Semua ini merupakan cerminan bagaimana masyarakat mendukung nilai kebugaran dan rekreasi.
Nilai persatuan
Nilai asosiasi tercermin dalam pilihan orang untuk membentuk organisasi atau kelompok yang berbeda. Di sekolah atau di rumah, Anda membentuk kelompok sebaya. Jika Anda menyukai bulu tangkis, pasti Anda senang bisa bergabung dengan salah satu klub bulu tangkis dan berlatih bersama di hari-hari tertentu.
Dalam berbagai lapisan masyarakat selalu membentuk perkumpulan atau organisasi. Di bidang bisnis ada organisasi bisnis, di bidang petani dan nelayan ada kelompok tani dan nelayan, di bidang politik ada partai politik, bahkan ibu rumah tangga membentuk kelompok Arisa.
Semua ini menunjukkan bahwa setiap orang menghargai nilai persatuan, karena manusia adalah makhluk sosial (masyarakat). Namun, tingkat apresiasi nilai ini dapat diukur dari cara mereka dikaitkan, apakah itu secara akurat mencerminkan nilai dan pentingnya asosiasi.
Ikuti OSIS di sekolah Anda. Apakah keberadaan OSIS itu formalitas ataukah cara mahasiswa untuk belajar berorganisasi?
Jenis-jenis nilai sosial yang diuraikan di atas bukan sekedar klasifikasi nilai. Anda bisa mendapatkan banyak informasi tentang nilai-nilai sosial yang berbeda dengan mempelajari sumber lain. Namun, klasifikasi di atas setidaknya cukup representatif.
B. Norma-norma yang Berlaku dalam Masyarakat
Jika nilai-nilai sosial bersifat abstrak, sebaliknya, norma-norma sosial bersifat konkrit. Tegasnya, norma adalah bentuk nilai sosial yang nyata. Dalam masyarakat yang beradab, ada Norma dan perNorma tertulis dan tidak tertulis.
Norma-Norma ini mengatur kehidupan orang-orang dalam masyarakat. Pembentukannya didasarkan pada kebutuhan untuk menciptakan hubungan yang terkoordinasi, serasi, dan terpadu antara warga masyarakat.
Semua perangkat Norma fokus pada kebutuhan dasar manusia. Misalnya, jika masyarakat berpikir bahwa kaum muda harus menghormati orang tua mereka, akan dibuat Norma yang mendikte bagaimana mereka harus menghormati orang tua mereka.
Norma dapat berupa cara berbicara dengan orang tua atau cara bersikap terhadap orang tua. Terkadang Norma tertulis, dan seringkali tidak. Setiap masyarakat membutuhkan Norma yang mengatur perilaku dan hubungan antar warga.
Ada berbagai jenis norma sosial dalam suatu masyarakat, antara lain adat istiadat, adat istiadat, tata krama, tata krama, adat istiadat, norma hukum, norma agama, dan norma sosial.
Norma prosedur/tata cara
Norma prosedur mengatur bagaimana anggota masyarakat dapat melakukan sesuatu. Tindakan sehari-hari warga harus selalu sesuai dengan prosedur yang relevan. Misalnya, cara makan yang baik, cara berbicara, cara berpakaian wanita, dll. Ketentuan berkaitan dengan perilaku pribadi. Pelanggaran Norma ini dapat dihukum dengan penilaian yang tidak tepat atau dianggap tidak sopan oleh anggota komunitas lainnya.
Karena itu, hukumannya tidak terlalu berat. Meski tidak serius, jika melanggar
Setiap perilaku orang tersebut dilakukan secara terus menerus agar tidak mengikuti
Hukum yang sesuai, karena masyarakat dapat mengecualikannya
Dia dianggap sebagai orang jahat.
Cobalah untuk menemukan perilaku orang-orang di sekitar Anda yang tergolong perilaku buruk dalam opini publik. Perhatikan hal-hal yang tidak biasa yang dia lakukan dan bagaimana dia seharusnya secara umum.
Norma kebiasaan (ikuti)
Norma atau adat mengatur cara anggota suatu masyarakat melakukan tindakan dalam bentuk praktik adat dalam masyarakat.
Tradisi berkaitan dengan aturan perilaku seseorang dalam hubungannya dengan orang lain. Misalnya, ketika dua kenalan bertemu, mereka harus saling menyapa. Ketika tamu datang, pada umumnya
Menyambut dan menawarkan minuman atau makanan ringan setelah duduk. Jika kebiasaan seperti itu dilanggar (jika tidak dilakukan), maka menjadi bahan destruktif
Gosip di masyarakat. Desas-desus adalah bentuk penangguhan karena melanggar aturan ini.
Norma moral atau etika (kebiasaan)
Kode etik/moral/etika mengatur anggota masyarakat untuk selalu berperilaku terpuji dan tidak melanggar kesusilaan. Misalnya, suami atau istri dilarang melakukan perbuatan cabul. Pelanggaran terhadap aturan ini dapat dihukum dengan ejekan atau gosip, secara individu, sebagai orang jahat (berperilaku buruk).
Norma Kepabeanan (Adat)
Norma umum mengatur anggota Agar masyarakat selalu ditaati Perbekalan tradisional. Bea cukai Ini adalah pemikiran atau ide. Itu diterima oleh semua warga negara Masyarakat dan harus dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Misalnya, Adat membagi harta orang, Siapa yang meninggal. Pelanggaran Terhadap Norma semacam ini diperbolehkan dalam bentuk hukum adat. di Berbagai komunitas di negara kita, Hukum adat yang terkenal. Ini bentuknya Norma yang dibuat oleh penduduk asli.
Norma hukum (hukum)
Norma hukum mengontrol anggota masyarakat agar tidak melanggar hukum. Undang-undang adalah Norma resmi yang dibuat oleh badan legislatif.
Umumnya hukum tertulis dan Disetujui oleh lembaran pemerintah. Namun, ada juga Norma tidak tertulis.
(Konvensi). Di zaman sekarang ini, semua hukum hukum ditulis (ditulis) dalam buku hukum yang berbeda.
Norma hukum memiliki kata-kata Ini bervariasi sesuai dengan levelnya. Kata hukum digunakan Produk hukum.
Hasil hukum dari lembaga presiden disebut keputusan presiden. Produk hukum menteri disebut Keputusan Menteri.
Produk hukum penguasa disebut dekret penguasa dan seterusnya. Menjalin kedekatan
Sanksi, sesuai kewenangan lembaga yang membuatnya. Setiap Norma hukum mencakup sanksi fisik dan non fisik.
Norma agama
Ritual keagamaan bersumber dari ayat-ayat yang terdapat dalam kitab suci masing-masing agama. Al-Qur’an adalah sumber Norma hukum tertinggi bagi kehidupan beragama umat.
Muslim. Ini juga merupakan sistem kehidupan hadits Nabi Muhammad. Seorang muslim. Kristen dan Katolik memiliki Norma hukum Itu berasal dari Alkitab.
Begitu pula dengan agama Hindu, Budha, dan lain-lain mengambil ajaran kitab sucinya masing-masing sebagai sumber standar kehidupan beragama. mereka. Norma agama mengatur ketika anggota masyarakat menjalankan ajaran Agama. Selain masalah agama, Norma ini tidak berlaku. Pelanggaran norma agama dianggap sebagai perbuatan dosa yang mendapat pahala dari Tuhan.
Ada juga Norma agama yang hukumannya berupa hukuman Hukuman fisik atau denda, seperti Norma agama Islam yang mengatur hubungan antara orang-orang.
Contoh penerapan di Daerah Istimewa Aceh adalah sebagai berikut: Satu-satunya negara yang menerapkan hukum Islam
Standar mode
Dalam masyarakat modern, banyak hal berubah sesuai selera Umum, misalnya model pakaian, gaya rambut, bentuk rumah, model Kendaraan, dll. Pada awalnya, perubahan itu mungkin diprakarsai oleh Sekelompok orang atau orang terkenal (karakter terkenal atau cocok lainnya).
Kemudian mode yang digunakan oleh karakter tersebut ditiru oleh banyak orang Dan akhirnya menjadi tren umum. Perubahan status juga dimungkinkan. Diproduksi oleh institusi seperti promosi pabrik pakaian Model baru untuk dipakai setiap hari. Ketika sebuah fashion menjadi populer dan Itu dianggap normal di masyarakat, maka semua orang tampaknya terpesona untuk mengikutinya.
Terapkan Norma tidak tertulis yang mengikat warga Orang-orang mengikuti mode
Apa yang terjadi. Ini normal Itu disebut standar mode, dan itu mengontrol Orang-orang dalam kaitannya dengan perubahan.
Pelanggaran Norma mode menyebabkan penjahat dicap sebagai blaster, Hal ini tidak terjadi
Ini sedang berlangsung. Standar mode Pengaruhnya ada di komunitas kota, tetapi ini tidak berarti Tidak ada komunitas di desa.
Normal Mode di desa pasti terkait Kehidupan di desa, misalnya di daerah pertanian, belum populer Nasi disalahkan, lalu orang pertama Terkadang hal itu dianggap aneh untuk dilakukan.
C. Nilai dan Norma Sosial sebagai Bagian dari Kebudayaan
Menurut Koentjaraningrat, nilai-nilai sosial terdiri dari konsep-konsep yang bersemayam di benak sebagian anggota masyarakat. Hal ini karena mereka menganggap konsep-konsep ini penting dalam kehidupan dan terkait erat dengan budaya di masyarakat. Oleh karena itu, nilai-nilai sosial menjadi pedoman tertinggi bagi perilaku manusia. Semua aturan lain yang lebih konkret dipandu oleh nilai-nilai sosial. Aturan konkret ini adalah aturan sosial dalam segala hal.
Sistem nilai yang dianut oleh suatu masyarakat merupakan inti dari budaya masyarakat tersebut. Oleh karena itu, memahami nilai dan norma yang berlaku di masyarakat tidak dapat dipisahkan dari memahami budaya masyarakat tersebut.
Kebudayaan dan Komponennya
Kebudayaan secara sempit diartikan sebagai kegiatan di bidang seni, sastra, dan musik. Secara garis besar, kebudayaan mencakup semua aspek kehidupan manusia. Oleh karena itu, kegiatan seni merupakan bagian dari kebudayaan. Kebudayaan telah berkembang sejak terbentuknya masyarakat. Kebudayaan merupakan hasil usaha manusia yang terus menerus untuk menciptakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam kehidupan. Kehidupan sehari-hari selalu menciptakan tantangan bagi manusia untuk menciptakan hal-hal baru. Semua manusia, baik fisik maupun non fisik, menjadi bagian dari kebudayaan.
Unsur-unsur kebudayaan dalam suatu masyarakat meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan semua keterampilan dan praktik anggota masyarakat. Artinya kebudayaan mencakup segala sesuatu yang dipelajari dan dialami oleh warga negara. Daftar Koenenjaranigrat memiliki tujuh ciri.
- Agama dan ritual,
- Sistem dan organisasi sosial,
- sistem pengetahuan,
- seni,
- gaya hidup,
- sistem teknologi
- dan peralatan.
Ketujuh unsur budaya tersebut dikenal sebagai budaya universal, yang bersifat universal dan dapat ditemukan dalam budaya manapun di budaya manapun di dunia. Unsur-unsur tersebut berkaitan dengan nilai dan norma masyarakat tempat budaya itu hidup.
Ritus dan ritual keagamaan, sistem pengetahuan, dan seni dikaitkan dengan nilai-nilai spiritual. Sistem manajemen dan sistem teknologi dan peralatan terkait dengan nilai-nilai material, sedangkan sistem organisasi sosial terkait dengan nilai-nilai asosiasi.
Sistem organisasi sosial mencakup nilai kekuasaan dan nilai persatuan. Makna kekuasaan berkaitan dengan upaya memperoleh dan mempertahankan kekuasaan politik, dan makna solidaritas berkaitan dengan hidup bersama berdasarkan cinta kasih, persahabatan dan kebersamaan.
Dari segi perilaku dalam masyarakat, pada awalnya orang-orang zaman dahulu tidak mengenal aturan-aturan yang rumit seperti masyarakat kita sekarang ini. Tapi, dengan perkembangan masyarakat, aturan dibuat. Norma-norma ini mengatur interaksi manusia berdasarkan nilai-nilai sosial bersama. Karena nilai dan norma dibuat oleh orang, mereka adalah bagian dari budaya
Ketujuh unsur kebudayaan tersebut saling terintegrasi satu sama lain. Dengan kata lain, semua elemen saling terkait, saling bergantung, dan saling bergantung. Hubungan antar elemen budaya sangat konsisten dan serasi satu sama lain. Jika ada perubahan pada satu atau lebih elemen, elemen lain akan terpengaruh atau disesuaikan. Begitu pula jika terjadi perubahan pada satu nilai atau norma sosial, maka akan mempengaruhi yang lain. Perkembangan masyarakat sejalan dengan perkembangan kebudayaan. Perkembangan budaya identik dengan perkembangan nilai dan norma sosial.
Contoh peleburan unsur budaya adalah majalah Playboy pertama yang terbit di Indonesia pada April 2006. Meski disesuaikan dengan budaya Indonesia, tema utamanya berfokus pada maraknya pornografi. Alhasil, publikasi tersebut mendapat respon yang kuat dari berbagai lapisan masyarakat. Anggota masyarakat sangat keberatan karena mereka menghormati nilai-nilai oriental dan menganggap pornografi sebagai bahaya moral bagi negara. Tidak hanya majalah yang beredar disita dan dibakar, orang-orang di balik majalah itu juga dilaporkan ke polisi karena menyebarkan gambar-gambar porno. Ini adalah cerminan budaya Indonesia yang umumnya tabu dan tidak sopan, jika aurat seseorang terlihat di depan umum, baik secara langsung maupun tidak langsung (di media apapun). Nilai-nilai moral dalam budaya Indonesia mengatur hal ini. Namun, ada sekelompok masyarakat di Indonesia yang memiliki dalih kebebasan pers untuk memaksakan nilai-nilai budaya asing, sehingga terjadi resistensi. Hal ini dikarenakan nilai-nilai liberal negara asing bertentangan dengan nilai moral budaya Indonesia.
Perubahan budaya dan perubahan nilai sosial masyarakat
Kebudayaan bukanlah sesuatu yang statis, tetapi selalu berubah sejak pertama kali didirikan. Perkembangan kebudayaan diawali dengan penciptaan bahasa sebagai alat komunikasi antar manusia. Bahasa juga digunakan untuk menyimpan ide-ide baru. Jika ide itu bermanfaat, disimpan dalam bentuk konsep yang diwakili oleh kata-kata. Selain itu, ide tersebut diturunkan dari generasi ke generasi melalui proses pembelajaran. Kehidupan manusia menjadi lebih kompleks dengan perkembangan akal, bahasa, dan alat. Kompleksitas ini kemudian melahirkan unsur-unsur budaya lainnya.
Perkembangan budaya masyarakat merupakan proses yang berkesinambungan. Proses tersebut meliputi eksperimentasi, penemuan, validasi, pelembagaan, peradaban, dan pindah ke proses eksperimen selanjutnya. Ketika orang menginginkan sesuatu dan berusaha untuk memenuhinya, eksperimen segera dilakukan. Sehingga proses perubahan tidak berhenti. Unsur-unsur kebudayaan saling berhubungan sehingga perubahan pada satu unsur akan mempengaruhi unsur yang lain. Budaya, untuk lebih baik atau lebih buruk.
Nilai-nilai sosial penting dalam budaya. Perilaku warga dianggap sah atau dibenarkan secara moral jika tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial. Karena nilai sosial merupakan bagian dari budaya, maka perubahan budaya mempengaruhi perubahan nilai dan norma sosial. Selain itu, perubahan nilai sosial mempengaruhi norma sosial. Norma sosial yang paling terpengaruh adalah cara-cara tradisional dan lain-lain. Perubahan nilai pada umumnya berkaitan dengan modernisasi masyarakat.
Modernisasi telah mengubah desa menjadi kota. Penduduk desa yang awalnya hidup sederhana berubah menjadi kaum urban. Nilai-nilai tradisional desa telah dipindahkan ke nilai-nilai kehidupan modern masyarakat kota. Masyarakat desa menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan, solidaritas, kekeluargaan dan tidak menganggap hal-hal materi sebagai tujuan utama. Nilai-nilai tersebut mulai berubah setelah modernitas menjelma menjadi masyarakat urban. Nilai-nilai modern yang praktis, efisien, materialistis dan kompetitif menggantikan nilai-nilai lama. Setidaknya tingkat nilai akan menurun.
Semakin kompleks struktur masyarakat maka semakin kompleks pula konflik nilai dan nilai yang muncul. Konflik nilai adalah konflik antar nilai yang dianut oleh masyarakat. Sebagai contoh, dalam masyarakat modern saat ini, nilai efisiensi digunakan sebagai ukuran untuk mengelola suatu organisasi (khususnya perusahaan). Namun, budaya modern banyak menyia-nyiakan sumber daya alam. Hak asasi manusia sangat dihormati. Di sisi lain, kebebasan pers, liberalisme dan perdagangan bebas telah kehilangan hak mereka untuk kelangsungan hidup masyarakat terbelakang.
Konstruksi sistem komunikasi dan komunikasi telah mengekspos marginalisasi masyarakat tradisional. Komunitas tersebut mulai berinteraksi dengan komunitas lain untuk mendatangkan pengaruh baru dari luar. Perilaku masyarakat tradisional bergeser dari konservatif, stabil dan resisten terhadap perubahan menjadi proaktif terhadap perubahan. Semakin terbuka Anda terhadap informasi luar, semakin besar dampak perubahannya. Setiap detik, media massa yang menyebarkan pengaruh dari luar mempercepat transfer nilai-nilai sosial.
Berikut ini adalah alasan terjadinya perubahan nilai akibat pengaruh perubahan budaya.
a. Penemuan;
Pertama adalah untuk mempublikasikan nilai kehidupan manusia. Misalnya, api sudah ada sejak lama, namun kegunaannya baru diketahui setelah masyarakat memahami manfaat api.
b. Invensi;
Kombinasi baru atau cara baru menggunakan pengetahuan yang ada. Misalnya, George Selden menemukan mobil pada tahun 1895. Mobil merupakan kombinasi dari berbagai penemuan awal (kereta api, roda, mesin, dll).
c. Difusi;
Ini adalah difusi unsur-unsur budaya dari satu kelompok ke kelompok lain di dalam dan di antara masyarakat. Distribusinya dilakukan dua arah dengan saling mendukung dan menerima, tetapi pada kenyataannya masyarakat terbelakanglah yang mengambil pengaruh budaya masyarakat kaya, sehingga nilai-nilai budaya mereka meniru nilai-nilai masyarakat maju.