Nilai Moral Sebagai Rujukan Nilai Budaya

Istilah moral bearti nilai-nilai, norma yg menjadi penggalan dr proses keseluruhan suatu golongan dlm mengontrol individu. Dalam hal ini, ungkapan moral bearti tak berafiliasi dgn konteks moral, dimana situasi etis atau non moral. Sedangkan immoral bearti berlawanan dgn moralitas yg baik dengan-cara moral buruk atau tak etis.
Jika dlm sudut pandang filsafat, utamanya bekerjasama dgn cara manusia mencari hakikat sesuatu, maka mampu dilihat sebagai dengan-cara aksiologi yg mana dlm hal ini termasuk bidang kajian filsafat nilai. Filsafat nilai sendiri mempunyai dua kajian utama yaitu adat & estetika. Yang dimaksud dgn etika adalah kajian yg berafiliasi dgn baik & buruk, pantas & tak patut salah & benar, sedangkan estetika berkaitan dgn bidang keindahan.
Pandangan budpekerti menurut Bertens, ada tiga jenis makna adat yaitu, pertama kata budbahasa dapat digunakan dlm arti nilai-nilai & norma yg menjadi pecahan dr suatu golongan dlm mengontrol tingakah laris., kemudian budpekerti dapat merupakan pecahan dr kumpulan asas atau nilai moral atau sering disebut selaku aba-aba etik.
Dalam hal ini, nilai berhubungan dgn manusia, baik dlm bidang budbahasa yg mengatur kehidupan dlm bidang estetika yg berafiliasi soal keindahan. Bahkan nilai pula termasuk sesuatu yangt penting tatkala manusia mengetahui agama & keyakinan beragama. Oleh sebab itu, nilai berhubungan dgn sikap seseorang selaku warga penduduk , & sebagai pemeluk suatu agama & selaku warga dunia.
Manusia dlm hal ini, memandang nilai sebagai sesuatu yg objektif, dimana dlm hal ini manusia melihat nilai & walaupun tanpa ada menilainnya. Nilai, bagi pandangan objektivitas tak tergantung pada objek, melainkan objeklah selaku penyangga hadir & menampakkan nilai tersebut. Meski akan dimengerti bahwa tanpa datangnya objek, nilai memang telah ada dgn sendirinya.