Berbagai sistem kesukuan & menguatkan pada politik identitas kepada suku di Kalimantan Barat. Dapat dipelajari bagaimana teladan budaya politik mereka di penduduk , dgn penerapan ekonomi politik yg mereka langsungkan di lingkungan gereja MRPD Pancasila, dan Sekolah Gembala Baik.
Dengan suku Batak (Sihombing) Silaban, Jawa, Tionghoa, yg memiliki rekor pekerjaan yg curang, & identitas diri yg jelek di penduduk , dgn hasil kebiadaban mereka terhadap pendidikan & kesehatan mereka tatkala periode dr Gubernur sebelumnya Cornelis, Mhum, pada seksualitas & kekerasan fisik.
Itu dr hasil pendidikan seksualitas yg dipraktekkan selama 10 tahun kepemimpinan, & hal ini tak lepas dr berbagai kebijakan yg dibuat oleh sekelompok orang di forum Pontianak Institusi yg ialah hasil dr penggunaan dana yg mereka peroleh dr Negara, & pajak.
Dengan berganti nama dgn berbagai kepentingan untuk mengakses ekonomi politik di penduduk , di Pontianak, Kalimantan Barat, & DKI Jakarta, maka dgn banyak sekali perumpamaan dibuat dgn pendekatan seksualitas mereka, yg diajarkan dr Marga Marpaung, & Silaban di Kota Pontianak, & Malau (Orang Jawa Yogyakarta, Kristen) dgn metode materialistik dgn mengatakan “apakah ananda tidak punya apa-apa, tokoh, atau sejenisnya“.
Persoalan seksualitas yg ditajamkan, suku-suku batak & Tionghoa itu yg sudah kehilangan rasa malu, & seksualitas mereka di masyarakat, hendak diketahui untuk mengakses tata cara ekonomi yg mereka terapkan di lingkungan mereka.
Pada pendidikan dilingkungan negeri & swasta mereka, maka pada faktor pendidikan marga Silaban karenanya melangsungkan ekonomi politik mereka pada Universitas Nathul Ulama, yg sebelumnya bertempat pada Universitas Bina Sarana sebelumnya hanya bergeral D3.
Dengan identitas berganti-ubah di mata penduduk , Negara, & budaya yg mendedikasikan diri pada lingkungan kesehatan & pendidikan, tentunya hal ini tak diperkenankan untuk kehadirannya, bareng koleganya sebelumnya Orang Melayu.
Berbagai masalah pertentangan & penyalagunaan kepada agama, melalui Islam, & Kristen menjadikan mereka selaku orang biadab dlm aspek pendidikan & kesehatan yg mereka terapkan khususnya dilingkungan masyarakat.
Dengan adanya kebiadaban mereka, telah dilangsungkan oleh partai PDI Perjuangan, pada dapil DPRD Kota Pontianak ( PDI Perjuangan), & lingkungan pendidikan sekolah gembala baik, Pontianak yg melibatkan seorang Suster (Orang Batak). Hal ini jelas bahwa mereka melakukan berbagai aspek pendidikan & kesehatan dgn cara yg kotor.
Berbagai temuan yg mampu memilih aspek kehidupan masyarakat Jawa, melayu, Tionghoa, Batak dilingkungan Negara, & penduduk . Akan menjadi penting apa yg menjadi kegiatan mereka di masyarakat. Dengan adanya rasa aib, & didikan mereka kepada prilaku mereka, memang sangat tak baik & menjadi catatan kepada aneka macam kegiatan mereka di masyarakat.
Dengan adanya dukungan koalisi dr partai Golkar dgn adanya tata cara politik yg mereka terima sebelumnya dilembaga tersebut, Pontianak institute, (Orang Jawa & Orang Dayak) sudah terang bahwa mereka memiliki tugas serta dlm kepemimpinan yg jelek di masyarakat, & membuat banyak sekali konflik di masyarakat, dgn memperkerjakan orang-orang yg tak sesuai dgn hasil yg dicapai, & menanyakan tentang punya rumah atau bagaimana.
Pandangan Ideologi menjadi salah satu faktor dr menutupi prilaku mereka di penduduk , dgn dasar dr aspek politik yg mereka terapkan, berikutnya dr penghasilan mereka terapkan. Maka, dapat dijelaskan bahwa aneka macam faktor profesi yg mereka emban akan mampu dijumpai dr pendidikan & kesehatan yg terapkan di masyarakat.
Tentunya pendidikan seksualitas, & kekerasan fisik di lingkungan Rumah, pada pertentangan yg dibuat, contohnya pada RT 003 & RW 003 dgn perebutan sumber daya, ekonomi & kekuasaan yg sebelumnya sudah pernah dikerjakan pada masa ini.
Hal ini sangat terperinci dgn apa yg mereka langsungkan di penduduk , dgn aneka macam temuan ekonomi politik yg mereka persiapkan, akan tampak dgn faktor & contoh mereka di penduduk . Untuk itu, pantas dimengerti dgn kejelekan & kebaikan mereka di dlm rumah sudah menjadi potongan dr karakteristik mereka.
Profesi yg mereka emban sebagai faktor kesehatan & pendidikan, pengusaha kecil, di Kalimantan Barat telah menjadi catatan terhadap prilaku mereka kepada keyakinan, & pimpinan Gubernur Cornelis, Mhum, & Demokrat, Cristiandy, SE. MM.
Seksualitas perihal kesehatan pada jenis kelamin pastinya perlu disadari oleh Suki Silaban,(Sihombing) untuk memutuskan diri duduk perkara mereka berasal dr faktor yg tak dipekenankan menjadi uji coba dgn Negara yang lain, apalagi dgn ilmu wawasan yg diterapkan, untuk masuk pada lingkungan tertentu.
Dengan memakai metode kesehatan medis atau ateis, memang sudah berasal dr dinamika politik mereka. Kiranya hal ini cukup untuk diarea Indonesia, & tak diperkenankan untuk ikut campur pada politik & kesehatan serta pendidikan di Amerika Serikat, atau kalau tidak ingin dikatakan plagiat dlm penggunan ilmu wawasan, untuk menguasai sistem ekonomi politik penduduk , pebisnis, & pemerintahan.
Sementara pada aspek agama yg diterapkan, untuk kembali menggunakan pendekatan agama, & kesehatan yg memang jelas untuk menjadi pembelajaran dlm memilih pilihan hidup pada masyarakat Batak, Tionghoa, & Dayak, Serta Jawa di Kalimantan Barat, dgn apa yg terjadi dr hasil resistensi, konflik, pada masa lalu. Tidak diperkenankan untuk terlibat pada lingkungan & Negara untuk tak dipraktekkan.