Pandangan Konsumerisme Masyarakat di Perkotaan

Mengutip ungkapan seorang penulis yg bernama Steveso sekitar tahun 1905, dimana ia menyampaikan bahwa dunia dipenuhi terlalu banyak benda yg gue percaya semestinya membuat kita selaku raja, seorang penulis menulis dlm sudut pandang khayalan anak, & membandingkan dgn apa yg dimiliki.
Pada permulaan kurun ke 20, di Amerika Serikat terdapat toko serba ada untuk pertama kalinya dibuka. Kegiatan konsumsi penduduk perkotaan semakin popular, gagasan inilah yg berupaya disampaikan pada konsumerisme & berusaha untuk meraih tujuannya. Seperti hal nya, bangunan-bangunan yg monumental dgn bagian depan yg ibarat dgn tangga opera, dimana layanannya untuk meningkatkan ketentraman pelanggan.
Penulis asal prancis populer berjulukan Emile Zola dlm karyanya berjudul The Ladies”Delight tahun 1883, menyampaikan bahwa seni manajemen pemasaran yg digunakan dlm area komersial meningkatkan dlm beberapa perkara ganguan neorotik pada bazaar besar-besaran, yg diekspresikan denga kegelisahan emosi yg kuat balasan pengeluaran yg berlebihan.
                                                       @Copyright: images.google.com 
Dalam hal ini, maka apa yg dikemukakan dlm pemikirannya Baudrillard perihal konsumsi bisa dirujuk utama pada bukunya La Sosiete de Consommation (1970), yg diterbitkan dlm bahasa Indonesia sebagai masyarakat konsumsi. Bagi Baudrillard, sebagaimana ditulis Ritzer, menyatakan bahwa konsumsi bukan sekedar napsu untuk berbelanja terlalu banyak komoditas, pembebasaan kebutuhan, pemuasaan diri atau konsumsi objek.
Tetapi, konsumsi berada pada satu tatanan pemaknaan pada satu ”panoply”objek, satu sistim atau isyarat tanda, satu sistim komunikasi (mirip bahasa), satu sistim pertukaran (seperti kekerabatan primitif), satu moralitas adalah satu sistim atau aba-aba tanda, satu sistim komunikasi (mirip bahasa), satu moralitas, ialah sistim pertukaran ideologis. 
Kemudian, produksi perbedaan, satu genaralisasi proses fashion dengan-cara kombinatif, menciptakan isolasi & mengindividu, satu pengekangan orang dengan-cara bawah sadar baik dr sistim tanda & dr sistim sosio-komuniko-politik & satu akal sosial.
Dalam persepsi ini, bahwa sebagai satu moralitas ialah orang-orang berguru & berlatih ihwal apa yg dimakan, Individu dlm hal ini, menggunakan sistim yg bersifat eksternal, dimana dlm hal ini dimengerti bahwa konsumsi sebagai fakta sosial. Baudrillard, dlm hal ini mengkritik ilham biasa yg menyatakan pemborosan dlm masyarakat konsumsi merupakan sebuah hal yg disfungsional, sebaliknya kalau berlebihan memungkinkan orang & masyarakat merasa bahwa mereka ada, dgn demikian yg harus dipahami bahwa konsumsi tak berguna atau berlebihan bersifat fungsional.