Pantun – Pengertian, Jenis-jenis, dan Contoh Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yg masih terkenal hingga kini. Teman-teman pun pasti setidaknya pernah mendengar pantun tak hanya di dlm pelajaran bahasa Indonesia, melainkan pula di acara-acara hiburan budbahasa sampai acara hiburan komedi di stasiun televisi. Karena berbagai hal ini pulalah, tak ada alasan untuk enggan untuk mempelajari pantun & jenis-jenisnya.

Lihat pula bahan Sosiologiku.com lainnya:

Unsur Intrinsik Puisi

Jenis jenis Majas

Selain bisa menambah pengetahuanmu & memajukan kesanggupan dlm pelajaran, memahami pantun & jenis-jenisnya mampu membuat ananda semakin kreatif tatkala berinteraksi dgn orang lain & mau memberi hiburan atapun pesan tersirat pada kawan dekat-sahabatmu.

contoh pantun asmara

sumber gambar: kumpulan-terbaru.com

Pengertian Pantun

Hemat kata, pantun yakni jenis puisi usang yg tiap baitnya terdiri atas empak baris serta memiliki sampiran & isi. Sebelum mengenal apa saja jenis dr pantun, ada baiknya sahabat-sobat mengerti dgn baik dulu ciri-ciri dr jenis puisi lama yg satu ini. Tentu saja ini supaya kalian mampu dgn mudah mengklasifikasikan sebuah puisi lama itu layak disebut pantun atau tidak. Memahami ciri-ciri pantun pula menciptakan kalian akan lebih mudah membuat jenis puisi yg satu ini.

Ciri-ciri Pantun

Jenis puisi lama yg asal bermula dr kata patuntun ini pada dasarnya diharapkan dapat menjadi penuntun hidup bagi orang yg mendengar maupun membacanya. Tidak hanya sekadar berisi nasihat & imbauan, penyampaiannya pun mempunyai cirri khas yg begitu kental, mirip berikut ini.

  Perjamuan Petang Dua puluh tahun yang lalu

1. Tiap Bait Terdiri atas Empat Baris

Jika prosa mengenal ada paragraf untuk tiap rangkaian kalimat yg berada dlm satu ide utama, jenis puisi lebih bersahabat menyebutnya selaku bait. Tiap bait biasanya berisi untaian kata-kata yg berada dlm satu pemikiran & lazimnya mempunyai ciri khas tersendiri bergantung jenis puisinya.

Khusus untuk pantun, puisi lama yg satu ini memiliki ciri khas berpengaruh, yakni tiap baitnya selalu terdiri atas empat baris. Barisan kata-kata pada pantun diketahui pula dgn istilah larik.

2. 8-12 Suku Kata di Tiap Baris

Mulanya pantun condong tak dituliskan, melainkan disampaikan dengan-cara lisan. Karena itulah, tiap baris pada pantun dibentuk sesingkat mungkin, tetapi tetap padat isi. Oleh alasannya argumentasi inilah, tiap baris pada pantun biasanya terdiri atas 8—12 suku kata.

3. Memiliki Sampiran & Isi

Salah satu keunikan pantun yg menjadikannya menjadi begitu gampang diingat yakni jenis puisi usang yg satu ini tak hanya padat berisi, melainkan pula mempunyai pengirim yg puitis hingga terdengar jenaka. Pengantar tersebut biasanya tak berhubungan dgn isi, namun menjabarkan wacana peristiswa ataupun kebiasaan yg terjadi di penduduk . Pengantar isi pantun inilah yg kerap diketahui sebagai sampiran.

Untuk dilema penempatannya di dlm pantun, sampiran akan selalu berada di baris pertama & kedua. Sementara itu, isi pantun menyusul di posisi baris ketiga sampai keempat.

4. Berima a-b-a-b

Rima atau yg pula biasa disebut dgn sajak yaitu kesamaan suara yg terdapat dlm puisi. Biasanya, jenis-jenis puisi usang kental akan rima, termasuk dgn pantun. Khusus untuk pantun, jenis puisi yg satu ini mempunyai ciri khas yg begitu berpengaruh, yakni rimanya adalah a-b-a-b.

  Kutipan

Yang dimaksud dgn rima a-b-a-b adalah ada kesamaan bunyi antara baris pertama dgn ketiga pantun & baris kedua dgn baris keempat. Jadi, kesamaan bunyi pada pantun senantiasa terjadi antara sampiran & isi.

Jenis-jenis Pantun

Setelah mengetahui ciri-ciri pantun, kini saatnya sahabat-sahabat pula mengenal jenis-jenis pantun yg biasa diujarkan ataupun dituliskan seseorang. Berikut ini adalah jenis-jenis pantun menurut tema isinya.

1. Pantun Nasihat

Pada dasarnya, pantun dibentuk untuk memberi imbauan & proposal kepada seseorang ataupun penduduk . Karena itulah, tema isi pantun yg paling banyak ditemui berjenis pantun pesan tersirat. Pantun yg satu ini memiliki isi yg bermaksud memberikan pesan moral & didikan.

Contoh:

Di jalan tak sengaja bertemudaun sugi

Ingat faedah, lantas cepat dibawa

Tiada mencar ilmu tiada yg rugi

Kecuali diri sendiri di masa bau tanah

2. Pantun Jenaka

Sesuai namanya, jenis pantun yg satu ini memang mempunyai kandungan isi yg lucu & menarik. Tujuannya tak lain untuk memberi hiburan pada orang yg mendengar ataupun membacanya. Tidak jarang pula, pantun jenaka dipakai untuk memberikan sindiran akan keadaan penduduk yg dikemas dlm bentuk ringan & jenaka.

Contoh:

Duduk cantik di bibir pantai

Lihat gadis, aduhai tiada dua

Masa muda kebanyakan santai

Sudah renta susah tertawa

3. Pantun Agama

Jenis pantun yg satu ini mempunyai kandungan isi yg membahas mengenai insan dgn pencipta-Nya. Tujuannya serupa dgn pantun nasihat, yakni menunjukkan pesan moral & didikan pada pendengar & pembaca. Akan tetapi, tema di pantun agama lebih spesifik alasannya adalah memegang nilai-nilai & prinsip agama tertentu.

Contoh:

Kalau sudah duduk berdamai

Jangan lagi diajak perang

  Gagasan Pokok (Ide Pokok, Pikiran Utama) dan Gagasan Pendukung

Kalau sunah sudah dipakai

Jangan lagi dibuang-buang

(Tenas Effendy)

4. Pantun Teka-teki

Jenis pantun yg satu ini selalu memiliki ciri khas khusus di cuilan isinya, yakni diakhiri dgn pertanyaan pada larik terakhir. Tujuan dr pantun ini biasanya untuk hiburan & mengakrabkan kebersamaan.

Contoh:

Terendak bentan lalu dibeli

Untuk busana, saya turun ke sawah

Kalaulah tuan bijak bestari

Apa binatang kepala di bawah?

5. Pantun Berkasih-kasihan

Sama dgn namanya, isi dr jenis pantun yg satu ini erat kaitannya dgn cinta & kasih sayang. Umumnya, pantun berkasih-kasihan tenar di kalangan muda-mudi Melayu untuk menyampaikan perasaan mereka pada kekasih maupun orang yg disukainya.

Contoh:

Jelas sudah muram si duda

Karena kasihnya tiada lagi asa

Tiada detik bias tampang dinda

Hingga lapar tak lagi terasa

6. Pantun Anak

Tidak hanya untuk orang cukup umur, pantun bisa pula disampaikan untuk bawah umur. Tentu saja isinya lebih ringan & menyangkut hal-hal yg dianggap menggembirakan oleh si kecil. Tujuan permulaan dr jenis pantun yg satu ini yaitu untuk mengakrabkan anak dgn pantun, sekaligus memperlihatkan didikan moral bagi mereka.

Contoh:

Kita menari ke luar bilik

Sembarang tari kita tarikan

Kita bernyanyi bareng adik

Sembarang lagi kita nyanyikan

Kontributor:

Teodora Nirmala Fau, S.Hum.

Alumnus Program Studi Bahasa Indonesia UI

Materi Sosiologiku.com lainnya:

  1. Unsur Intrinsik Cerpen
  2. Jenis jenis Paragraf
  3. Penulisan Daftar Pustaka