Era Globalisasi ialah salah satu pergantian yg begitu dinamis dlm dunia maya. Perubahan yg akan menghantarkan penduduk kedepannya berproses dlm siatuasi yg makin cepat berubah & modern. Dalam memahami ilmu sosial, tentunya yg mesti dipahamai dlm kurun digital bahwa proses sosialisasi akan membawa suatu ilmu yg akan menjadi perbicangan baru bagi dunia akademik.
@copyright:images:google.com |
Proses yg semakain cepat dr ilmu sosiologi konvensional menuju sosiologi digital ini, pastinya akan menjadi fenomena baru bagi ilmu pengetahuan sosial. Persoalan yg akan dihadapkan masyarakat dlm proses ini pastinya penggunaan teknologi. Sehingga, akan muncul suatu komunikasi yg berjalan, Komunikasi yg berjalan dlm dunia maya ini pastinya akan menjadi kehidupan gres yg berjulukan dunia maya & melibatkan banyak banyak orang.
Dalam mengetahui dunia maya, tentunya akan menimbulkan kekerabatan & membuat suatu budaya baru, atau yg dikenal cyber culture, dimana penduduk memakai teknologi selaku alat komunikasi & berproses dgn jaringan internet & gosip untuk banyak sekali kepentingan. Dalam hal ini, pastinya yg mesti diketahui utamanya dlm penggunaannya, bahwa mesti menggunakan dgn kebutuhan setiap individu atau berkelompok, supaya masalah yg ada di dunia maya dapat terkontrol.
Hal ini tentunya, menyingkir dari dr masalah-dilema di cyber culture, hal ini penting bahwa ilmu pengetahuan baru merupakan salah satu wawasan gres untuk kedepannya. Sehingga, Kondisi zaman yg terus bergerak ini tanpa disadari tak mampu terelakan lagi prosesnya, Hal yg menawan dlm kutipan suatu jurnal yg kini menjadi perbicangan para akademisi, yg berjulukan “Deborah Lupton, sosiolog & pula peneliti asal Australia yg banyak mengkaji tentang media & aspek digital, sosial serta kultural yg menyangkut kesehatan publik.
Hasil yg dicapai mengenai sosiologi ketika ini, & dgn pendekatan & faedah media sosial & dunia maya untuk kepentingan riset yg ia kerjakan, maka, Deborah menjadi sosok yg sungguh amat penting & berjasa dlm perintisan & pengembangan sosiologi digital sebagai suatu kajian keilmuan. Pertama-tama, ia memberi sebuah perkenalan yg sungguh berkesan terhadap kelompok pengkaji ilmu sosial Australia melalui goresan pena yg digubahnya dikala ia berada di University of Sydney. Dalam uraiannya tersebut, Deborah bercerita bahwa ide untuk mempopulerkan apa yg disebutnya sebagai sosiologi digital sangat revolusioner di dlm mengkaji faedah-faedah.
Manfaat yg dipakai oleh para peneliti & akademisi disana, bahwa mereka dapat menmanfaatkan teknologi selaku penggalan dr penulisan akademis yg begitu fantastis. Dimana, segala hasil yg dicapai para akademisi disana, dituangkan dlm bentuk goresan pena yg telah disediakan ruangnya, mirip twitter, facebook, blog, atau sejenis jejaring sosial. Menarik untuk dikembangkan, sehingga mirip berselancar di dunia maya, & tentunya kepentingan yg diarahkan untuk kepentingan akademis.