Para penganut humanis radikal pada dasarnya berhasrat menyebarkan sosiologi pergantian radikal dr persepsi subjektivitas yakni berpijak pada kesadaran manusia. Pendekatan kepada ilmu sosial sama dgn kaum interpretative yakni nominalis, antipositivis, volunteris & ideografis.
Kaum humanis radikal cenderung menekankan perlunya menetralisir atau mengatasi aneka macam pembatasan tatanan sosial yg ada. Namun, demikian persepsi dasar yg penting bagi humanis radikal condong menekankan dgn menanggulangi banyak sekali batasan serta tatanan sosial yg ada.
Tetapi, dlm hal ini banyak sekali persepsi dasar yg penting humanis radikal yakni bahwa kesadaran insan telah dikuasai atau dibelenggu oleh suprastruktur ideologis yg ada diluar dirinya yg membuat pemisah antar dirinya dgn kesadaran yg murni (alienasi, atau membuatnya dlm kesadaran imitasi (false consciousness) yg menghalangi dlm pencapaian pemenuhan dirinya selaku manusia sejati.
Karena, dlm suatu agenda terutama yakni mengerti kesusahan manusia dlm membebaskan dirinya dr semua bentuk tatanan sosial yg menghambat perkembangan dirinya selaku manusia. Penganutnya mengencam kemapanan dlm suaru proses sosial, dgn dilihatnya sebagai tak manusiawi.
Untuk itu, mereka ingin memecahkan problem bagaimana manusia mampu memutuskan belengu-belengu yg mengikat mereka dlm structural yg penting dlm sebuah penduduk perhatian.
Paulo Freire, dlm analisanya perihal tingkatan kesadaran manusia & usaha & perjuangan untuk melaksanakan “konsientisasi, yg pada dasarnya menghidupkan kesadaran manusia akan metode insan & struktur penindasan, yg dapat dikategorikan dlm paradigma humanis radikal.