Pengertian Harga Diri (Self Esteem)
Stuart & Sundeen (1991), menyampaikan bahwa harga diri (self esteem) adalah evaluasi individu terhadap hasil yg dicapai dgn memeriksa seberapa jauh perilaku memenuhi ideal dirinya. Dapat diartikan bahwa harga diri menggambarkan sejauhmana individu tersebut menilai dirinya selaku orang yg memeiliki kesanggupan, keberartian, berguna, & kompeten.
Sedangkan menurut Gilmore (dalam Akhmad Sudrajad) mengemukakan bahwa: “….self esteem is a personal judgement of worthiness that is a personal that is expressed in attitude the individual holds toward himself. Pendapat ini pertanda bahwa harga diri merupakan penilaian individu terhadap kehormatan dirinya, yg diekspresikan lewat sikap terhadap dirinya. Sementara itu, Buss (1973) memberikan pengertian harga diri (self esteem) selaku evaluasi individu terhadap dirinya sendiri, yg sifatnya implisit & tak diverbalisasikan.
Arti Harga Diri (Self Esteem)
Menurut pendapat beberapa mahir tersebut, maka penulis mampu menyimpulkan bahwa harga diri (self esteem) yakni evaluasi individu terhadap kehormatan diri, lewat sikap terhadap dirinya sendiri yg sifatnya implisit & tak diverbalisasikan & menggambarkan sejauh mana individu tersebut menilai dirinya selaku orang yg memeiliki kesanggupan, keberartian, berguna, & kompeten.
Salah satu komponen desain diri yakni harga diri dimana harga diri (self esteem) adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dgn menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dgn ideal diri (Keliat, 1999). Sedangkan harga diri rendah yaitu menolak dirinya selaku sesuatu yg berguna & tak bertanggungjawab atas kehidupannya sendiri. Jika individu sering gagal maka condong harga diri rendah. Harga diri rendah kalau kehilangan kasih sayang & penghargaan orang lain. Harga diri diperoleh dr diri sendiri & orang lain, faktor utama yaitu diterima & menerima penghargaan dr orang lain.
Gangguan harga diri rendah di gambarkan sebagai perasaan yg negatif kepada diri sendiri, tergolong hilangnya percaya diri & harga diri, merasa gagal mencapai keinginan, mengkritik diri sendiri, penurunan produktivitas, destruktif yg diarahkan pada orang lain, perasaan tak bisa, mudah tersinggung & menawan diri dengan-cara sosial.
Orang tua & guru memiliki tanggung jawab besar untuk mampu memenuhi kebutuhan harga diri anak (siswanya), melalui derma kasih sayang yg lapang dada sehingga anak dapat tumbuh & berkembang dengan-cara masuk akal & sehat, yg didalamnya terkandung perasaan harga diri yg stabil & mantap. Disinilah, tampak arti penting peran orang tua & guru selaku fasiltator.
Akhmad Sudrajad mengatakan bahwa pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu, terutama pada kelompok akil balig cukup akal, terkait erat dgn imbas negatif bila mereka tak mempunyai harga diri yg mantap. Mereka akan mengalami kesusahan dlm menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior & canggung. Namun apabila keperluan harga diri mereka mampu tercukupi dengan-cara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dlm menampilkan sikap sosialnya, tampil dgn kayakinan diri (self-confidence) & merasa mempunyai nilai dlm lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979)