Pembangunan Manusia, Tokoh Agama, Katolik Protestan dan Islam Indonesia

Bermula pada pembangunan yg ada pada kehidupan beragama Islam Jawa, & Protestan di Eropa, hasil perlawanan Martin Luther kepada kehidupan agama di Eropa Italia tatkala itu. Berbagai metode pengertian perihal Islam Protestan pula mulai menyebar diberbagai daerah, hendak memahami itu ketidakpatuhan & perlawanan terhadap ilmu wawasan, kesehatan mulai terkuat.

Sistem ekonomi budaya yg dibangun, dimulai dr konflik sosial dibentuk, hingga ketidaksenangan kepada anutan agama Kristen, sampai banyak sekali hal terkait keperluan beragama anatar Islam Protestan, & Kini dinamis dgn asimilasi budaya Islam – Kristen (Indonesia).

Untuk mendatangkan simpati dr hal ini, serta perbuatan mereka, maka selama perjalanan misi, & misionaris yg di utus hendak diketahui dgn adanya perlawanan kelas sosial, melalui tatanan sosial, & politisi & para suku di Kalimantan Barat. Jelasnya hasil perjuangan kelas untuk berkompetisi pada faktor ekonomi politik lokal.

Bagaimana hal ini maju pesat dgn kelas sosial menjadi sebuah revolusi atas kesadaran kaum perempuan untuk paham tentang duduk perkara sosial di penduduk , keluarga, hingga beradabnya pembangunan saat ini. Suatu kesadaran yg baik, tatkala pergantian itu timbul adanya kesadaran untuk mengerti tentang kasih lewat menyabaran agama & kehidupan.

Sementara, untuk mampu memahami sesamannya, sampai apa yg hendak dicapai dlm pembangunan insan, menjadi gambaran yg baik, pada suasana pergantian sosial dikala ini. Tatkala berbagai konflik persaingan sosial, ekonomi, budaya, & politik, serta mengarah faktor penegatahuan yg menyimpang, tanpa disadari hal ini berakibat pada eksistensi manusia itu sendiri sebagai insan beradab.

Perubahan sosial, terdapat adanya ketaatan insan untuk beragama sesuai dgn keyakinan mereka kepada faktor kehidupan di penduduk , pada tahun 1980an berlanjut menjadi kesadaran atas apa yg terlibat kehidupan mereka, agama acap kali sebagai alat oleh para suku di Indonesia mirip Batak & Jawa, & Dayak dgn pencapaian kelas sosial mereka.

  Globalisasi Terhadap Tatanan Sosial

Hasil dr tata cara ekonomi budaya, dihasilkan oleh Tionghoa, untuk memanggil simpati di dunia bisnis & ekonomi, bagaimana hendaknya mereka bisa menguasai ekonomi global dgn kudeta, birokrasi, kelas sosial, tatanan sosial sampai dikala ini di Indonesia, pada tata cara politik yg begitu jelek, terhadap pembangunan Nasional RI.